01 | Peter and Anne Tyler

1.6K 195 153
                                        

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

dedicated to Free, she so sweet and our first meeting was because *cough* the guy in the multimedia *cough* HAHAHA. Seriously, don't mind me.

***

Jika kalian mengira bahwa awal mula kisahku dengan Anne Tyler yang luar biasa ini klise, selamat, kalian salah besar. Kisah kami tidak bermula di tengah sebuah kafe saat hujan deras, disertai kopi atau teh hangat. Tidak pula bermula dari seorang gadis yang mengintip lelaki pujaannya dari kejauhan, yang justru membuatnya seperti penguntit mengerikan. Dan tentu saja, tidak bermula dari tabrakan dramatis dan membuat tangan mereka saling bersentuhan saat mengambil barang yang jatuh. Jujur, itu terlalu klise. Dan aku, Peter Alexander Langster, tak suka hal yang biasa. Bukankah membosankan jika hidupmu normal dan datar? Maksudku, ayolah! Mana keseruannya dan keunikannya?

Lagipula, kisahku dengan Anne kali ini memang tidak normal. Aku jamin tak ada seseorang yang berkisah sama dengan kami. Kalau ada yang berkisah sama, aku janji akan mentraktirmu sosis seumur hidup setelah selesai bercerita.

Semua itu bermula pada musim panas 2019 di London. Gelombang panas menyerang, namun hujan deras tetap saja mengguyur. Hujan di pagi itu membuatku mendekam di ruang kerjaku di basement rumah. Otakku terus berputar mencerna perhitungan yang ada di sudah ditulis, sementara tanganku terus bergerak menyelesaikan sebuah mesin yang baru kuciptakan saat itu. Sebuah benda luar biasa yang akan kutunjukkan pada Anne, yang anehnya terlambat dan belum kunjung datang. Saat sentuhan terakhir diberikan, kakiku melangkah mundur, sementara bibirku mulai mengembang melihat benda menakjubkan itu.

Itu sebuah mesin waktu, sebuah mesin yang bisa mengantarkanmu setiap waktu yang kau inginkan, baik masa depan ataupun masa lalu. Memang, mesin itu tidak terlalu indah dengan per yang mencuat ke segala arah (ngomong-ngomong itu bukan per dari toko perkakas, tapi itu dari kasur tuaku). Begitu pula dengan kenop pintu yang kupasang untuk menstabilkan mesin itu, ditambah tuas-tuas berkaratnya. Mesin ini memang tidak terlihat sebagai mesin yang indah seperti kotak-polisi-biru-entah-apa-namanya dari Doctor Who ataupun mobil-terbang-tanpa-sayap-yang-sangat-retro dari Back To The Future. Namun, yang membuat istimewa adalah bagaimana itu bisa tercipta dari obrolan ngawurku dengan Anne di halte bus, tepat ia mengoceh, "Andaikan ada mesin waktu, mungkin aku bisa di masa lalu sekarang."

Ya Tuhan, aku melantur sampai bicara soal Anne.

Saat itu, aku tinggal menunggu kedatangan Anne untuk menunjukkan mesin itu. Jadi aku menyembunyikannya di balik terpal agar tak seorang pun tahu tentang keberadaan mesin tersebut. Kalau ketahuan, bisa saja aku diculik oleh agen rahasia yang akan menggunakan mesin itu untuk mencegah kehancuran manusia. Atau mungkin akan dibunuh dengan perlahan dengan diikat di kursi dan lalu menyaksikan koleksi filmku dibakar jika tak memberitahu cara menciptakan mesin itu.

Peter and AnneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang