Bagian 1

32 1 0
                                    

Anindya dan Alvaro adalah seorang remaja berusia 16 tahun, yang sekarang duduk dikelas 2 SMA

Jam menunjukan pukul 05.30 pagi, Anindya terbangun dari tidurnya
Dan langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri

"Dingin sekali air ini, ditambah dengan udara yang dingin. Yasudahlah" pikir Anindya dalam hati

Setelah selesai mandi, Anindya turun menghampiri bunda dan kakaknya yang sedang menyiapkan sarapan.

"Selamat pagi bunda, selamat pagi kakak" ucapnya

Selagi ia melahap sarapannya ia bertanya "Kapan ayah pulang?"

"Ayah akan pulang dalam beberapa bulan lagi sayang" jawab bunda

Ya, ayah Anindya adalah seorang pengusaha kaya yang bekerja di Amerika serikat. Dan hanya pulang 1 kali dalam 1 tahun, Anindya mempunyai paras yang cantik ia blasteran Indonesia-Amerika, ibunya adalah orang jawa yang tinggal di Yogyakarta dan ayahnya adalah orang amerika yang tinggal di Washington D.C.
Setelah melahap sarapan, ia melihat jam dinding, sedang asyiknya makan,
Jam menunjukan pukul 06.35

"Aduh, aku terlambat nih, kakak sih ngga ngingetin, sudah dulu ya bunda, kak.." ucap Anindya

"Hati-hati dijalan" ucap kakanya

Anindya berlarian ke halte bus, ia menunggu selama 15 menit hanya untuk menaiki bus sampai ke sekolah.

"Lama banget sih, terlambat nih aku" gumamnya.

Setelah 15 menit menunggu, busnya pun datang. Akhirnya ia sampai disekolah pada jam 07.10
Anindya berlari menuju gerbang sekolah, namun sayang, Anindya telah terlambat

"Pak satpam, tolong bukain gerbang doong, tolong laah.." pinta Anindya

Tak lama kemudian, Alvaro datang dengan menggunakan sepedanya.

"Kring-kring.." bunyi bel sepeda Alvaro

"Kamu ini, kok santai banget sih naik sepedanya?, ngga takut terlambat apa?" Tanya Anindya keheranan

"Mau apa buru-buru, lagian aku sudah tahu kalau aku terlambat. Daripada buru-buru malah ada apa-apa, gimana?" Jawab Alvaro

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya gerbang pun dibuka, Anindya dan Alvaro pun dihukum

"Pak kepala sekolah akan menghukum kami pak?, jangan lah paak.., maafkan kami paaaaa." Pinta Anindya

Kemudian, alvaro berbisik kepada Anindya

"Heh kamu, emang kenapa sih?, kita kan terlambat, jadi harus dihukum dong, ngga papalah sekali-kali, toh ngga bakal bikin kamu mati kok"

Hal ini bukan pertama kali mereka dapatkan, mereka sudah sering terlambat berangkat sekolah.

"Kalian ini kerjaannya terlambat saja, kalian itu niat berangkat sekolah engga sih?, sekarang, tangan diatas kepala, jongkok, berdiri lagi, jongkok lagi, ulangi sampai 101 kali."
Ucap pak kepala sekolah.

"Walah, bilang aja suruh scot jump 101 kali, uhh..." keluh anindya dalam hati.

Setelah selesai, mereka disuruh masuk ke kelas masing-masing.

Di kelas

"Kalian dihukum yaa?, kenapa kalo terlambat selalu Anindya dan Alvaro?" Ucap salah satu temannya.

Bel istirahat berbunyi, Anindya meninggalkan ruang kelasnya untuk pergi ke kantin, selagi ia meraba saku bajunya, ia menyadari bahwa ia tidak membawa uang. Anindya kebingungan.
Pada saat yang sama, Alvaro datang menemui Anindya.

"Kenapa kamu nin?, ngga bawa uang lagii?" Tanya alvaro.

"Iya nih"

"Ayo ke kantin, aku yang bayarin"
ajak alvaro

"Bener nih??, nanti kamu cuma ngerjain aku?" Ucap Anindya

"Iyaa, tenang saja sih"

Tengah asik makan, Anindya melihat seorang laki-laki yang sangat tampan.
Dengan mata yang membelalak, Anindya melihat paras laki-laki itu, ia berkata:

"Alva, kamu tahu siapa dia?"
"Tidak, aku tidak tahu dia." Jawab Alvaro.

Salah satu temannya pun menjawab:
"Itu Malik, kakak kelas kita, ia pindahan dari Malang"

"Aaaa, ganteng banget tuh anak" gumamnya dalam hati

"Eh makan nih bakso, udah bel masuk tuh"
ucap Alvaro membangunkan Anindya dari lamunannya

Selagi Anindya mengikuti kegiatan belajar mengajar, ia selalu melamuni Malik, kakak kelasnya.

"Anindya, kamu itu lagi apa?, perhatikan baik-baik." Tegur pak Abdul.






Seribu Tangkai Mawar MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang