II. Promenade

625 76 52
                                    

Ting!

Suara notif pesan di handphone-ku telah menghentikan aktivitasku memakan cemilan kesukaanku. Kuraih Handphone itu dan bergegas membuka pesannya.

Peter : Hai! Apa kabarmu, Wydi?

Ada rasa senang luar biasa saat kubaca pesan itu. Ah ... aku lupa memberitahu. Sebenarnya sejak kejadian itu, sekitar satu bulan lalu, aku dan Peter menjadi akrab.

Ia ternyata berkuliah di jurusan musik dan bisnis. Ia pun sering pergi untuk mengurus beberapa kerjaan di luar kota. Aku pernah bertanya padanya apa pekerjaan itu. Lalu, ia menjawab bahwa keluarganya memiliki beberapa perusahaan sehingga ia harus sering bekerja di sana untuk beradaptasi. Bagaimanapun juga, nanti perusahaan itu akan menjadi miliknya, kan? Dan mungkin, karena kesibukkannya itulah kami jarang bertemu dan berkomunikasi.

Seperti saat ini. Ia tidak menghubungiku selama lima hari dan baru menghubungiku. Huft, kukira ia mati! Eh, aduh ... jangan sampe dah hahaha. Nanti populasi cogan menurun. Menurutku.

Me : Fine.

Balasku pura-pura ngambek.

Peter : Kaumarah? Maafkan aku karena jarang berkomunikasi denganmu. Kau tahu, kan kalau aku sibuk?

Sebelum aku balas pesan darinya, ada ide jahil di benakku. Aku hanya men-read nya saja dan membiarkan Peter terus mengoceh di sana. Hahaha!

Peter : Wydi? kau benar-benar marah, ya?

             Hei!

             Oi~

             Aku telepon kamu sekarang, ya!

            Wyd....

            W-Y-D-I

            Aku benar-benar akan
            meneleponmu.

Aku terkikik geli saat melihat pesan-pesannya itu. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang meneleponku. Dan saat kulihat, ternyata itu Peter!

Handphone-ku akhirnya telah terbang dengan elegan di udara akibat tanganku yang refleks melempar benda persegi panjang tersebut.

"Argh!!! Handphone-ku!!!" teriakku histeris.

Aku segera mengambil Handphone tersebut dan berdoa dalam hati agar handphoneku baik-baik saja.

Deg

"Mama! Handphone Wydi is death!!"

Aku meratapi nasib handphoneku yang rusak mengenaskan. Huft kenapa handphone i-phone mudah rusak sih? Huaaa mamah!!

🍁🍁🍁

Tut....Tut....Tut....

Tut.tut.tut

Aku mengernyitkan dahi. Mengapa teleponku terputus secara tiba-tiba?

Aku mencoba memanggil nomornya lagi. Namun, hanya suara dari operatorlah yang kudengar saat ini.

Photograph [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang