"Jannah!" Teriak Abel dengan wajah yang terlihat cemas lalu berlari ke arah Jannah. Yang dipanggil hanya mengerutkan kening mendengar namanya diteriaki sesaat setelah dirinya masuk gerbang sekolah.
"Apa sih?" Tanya Jannah yang langsung berjengit begitu Abel menghambur ke arahnya dengan beringas.
"Lo udah tahu, 'kan?" Abel balas bertanya dengan napas yang memburu.
"Tau apa?" Kini alis Jannah bertaut sempurna. Nih anak masih pagi udah aneh aja, batinnya.
Seketika ekspresi wajah Abel berubah seperti ketakutan, "Lo harus lihat ini!" Tukasnya lalu menarik tangan Jannah secara tiba-tiba.
Setelah beberapa menit Jannah memberontak untuk dilepaskan dan meminta penjelasan atas apa yang sebenarnya terjadi, akhirnya ia dan Abel tiba di ujung lorong sekolah yang belum dipenuhi oleh para siswa.
Abel mengambil ponsel dari kantong roknya dengan cepat--terkesan buru-buru--membuat Jannah yakin bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi.
"Nih." Abel menyodorkan ponselnya pada Jannah.
Saat ponsel itu sudah ada dalam genggaman Jannah, mata gadis itu langsung menangkap sebuah foto yang dipost oleh seseorang dengan username ptrbrkng yang mendapat ratusan likes dan komentar. Foto itu menampilkan selfie seorang laki-laki dengan seorang perempuan berpakaian minim. Dua orang itu terlihat mesra dengan latar belakang sebuah night-club. Wajah sang perempuan yang sedang memegang segelas bir itu tidak terlihat jelas karena ia sengaja menutup hampir seluruh wajahnya dengan tangan, ditambah dengan poninya yang menjuntai nyaris menutup mata.
Caption foto itu bertuliskan 'cewek gue'.Seumur-umur, Jannah belum pernah terperangah sehebat ini. Matanya menatap foto itu dengan alis yang menyatu, mata melotot, bibir yang terbuka hendak mengatakan sesuatu, sebelah tangan mengepal kuat, dan hawa ingin-membunuh yang sangat kental.
Tidak heran Jannah bereaksi seperti itu, karena gadis berponi dalam foto itu adalah dirinya, dan si ptrbrkng adalah Putra Bara Kinaga yang tidak lain merupakan mantan pacarnya yang mengancamnya dua hari lalu. Dan terbukti sudah, ancaman untuk membeberkan pada semua orang bahwa Jannah bukanlah gadis baik-baik ternyata benar-benar dilakukan, walaupun belum sepenuhnya karena identitasnya diselamatkan oleh tangannya yang menutup hidung dan bibir, juga diselamatkan oleh poninya yang memang hanya beberapa milimeter di atas mata.
"Jan." Panggil Abel pelan dengan wajah yang terlihat sama marahnya dengan Jannah. "Kalau sekarang lo pikir lo aman karena muka lo ketutup, itu bukan berarti lo nggak dikenali. Lihat deh comments-nya."
Jannah buru-buru melihat comments yang mencapai angka 114 itu.
"Gue harus ngecek komen sebanyak ini gitu?" Tanya Jannah ragu.
Abel dengan cepat mengambil ponselnya, "Sini gue bacain. Nih ya, ada yang komen gini; gue kok kayak pernah liat." Abel mendongak menatap Jannah sekilas kemudian melanjutkan, "Trus Putra ngebales; Iyalah. Dia kan seangkatan kita."
Jannah melotot geram, "Damn it! Pake acara ngasih clue segala lagi!"
"Gue lanjutin, ya?" Abel kembali meng-scroll ponselnya sebelum kemudian matanya melotot menatap ponsel dan Jannah secara bergantian, "Nih! Ini yang paling parah komennya, Jan!"
"Apaan?" Tanya Jannah tak sabaran.
"Itu Kak Jannah, bukan?" Abel membaca komentar dengan wajah horror dan sedetik kemudian ia beralih menatap Jannah, menunggu reaksi gadis itu.
YOU ARE READING
Jannah Untuk Adam [ON HOLD]
SpiritualJannah adalah seorang bad girl yang menyembunyikan semua perilaku busuknya dibalik jilbab. Namun Adam membuka mata hatinya. Saat ia benar-benar ingin berhijrah, segala masalah seakan merentangkan tangan di depannya, menghalanginya untuk melangka...