3. Maudy

262 28 0
                                    

Bel pulang berbunyi.

"Guys gua ke kelas 1q dulu ya" Daniel jalan menuju keluar kelas,

"Mau ke Vina ya, Daniel" ledek Alex,

Di depan kelas 11.2 Daniel menuggu Vina. Sebenarnya Daniel tidak suka dengan situasi ini, banyak orang yang berlalu-lalang dan memperhatikan dirinya secara intens sambil senyum-senyum.

"Kak Daniell"

"Haiii kak.." teriak cewek-cewek adik kelas.

Seperti biasa, Daniel hanya tersenyum. Tidak lama kemudian Vina keluar dari kelas.

"Vin, ini dari nyokap gua" Daniel memberikan sebuah tote bag,

"Makasih kak" Vina menatap Daniel dengan rasa senang yang meluap-luap.

"Yaudah gua duluan ya"

"Cieee Vinaaa" teriak teman-teman di sekelilingnya yang dari tadi memperhatikan Vina dan Daniel.

Daniel pergi menuju sahabatnya di parkiran.

"Guys gue duluan ya"

"Daniel!! Lo buru-buru banget sih, mau kemana?" Tanya kirana heran

"Mau cepet pulang, lelah gua rasanya."

~
Di jalan dekat sekolah, Daniel melihat seseorang yang tak asing sedang jalan sendirian.

Itu Maudy ya, kok jalan sendirian? Berani juga ya anak baru itu.

"Lo ga di jemput Maudy?" Daniel memberhentikan motornya.

"Engga Daniel, rumah gue deket, jalan lurus terus belok kanan, sampai deh" Jawab Maudy, dan memberikan senyum manisnya

Degg, Duh, jantung gua. Kenapa ini, mau copot apa gimana ini ya. Aneh, padahal cuma di senyumin doang.

Baru kali ini Daniel berbicara face to face pada Maudy, di sekolah Daniel tidak berbicara pada Maudy, bahkan sikapnya cuek.

"Yaudah se-arah, bareng aja ayo" Ajak Daniel,

"Ga usah, entar ngerepotin lagi pula deket kok"

"Ga apa-apa, gua juga biar tau rumah Lo"

"Oke lah"

Dari kejauhan Vina memperhatikan Daniel dan Maudy.
Yaampun secepat itu dia bisa akrab sama kak Daniel. Bisa pulang bareng juga. Gue aja yang tetanggaan sama kak Daniel aja ga pernah pulang bareng. Sedih rasanya. Nyeseg dede bang :'(

Diperjalanan mereka tidak berbicara, Daniel hanya fokus pada jalan, Maudy  berbicara hanya memberitahukan jalan ke arah rumahnya. Namun, Daniel gagal fokus, tak sengaja ia melihat pantulan wajah Maudy dari spion motornya. Tanpa Daniel sadari, ia tersenyum. Entah mengapa ia tersenyum.

Sampai di rumah Maudy.
"Lumayan deket juga ya rumah lo"

"Tuh, kan gua bilang juga apa. Makasih ya Daniel, mau mampir dulu ga?"

"Makasih, kapan-kapan aja ya. Gua lelah rasanya, kalau gua main dulu entar gua ketiduran lagi di rumah lo, haha"

"Yaudah, selamat istirahat di rumah ya Daniel"

"Bye.." Daniel tersenyum, dan dengan cepat motornya melesat.

"By...e. lahh cepet banget naik motornya, perasaan sama gua tadi engga deh"

~
Sebelum pulang ke rumah seperti biasa Daniel menjemput adiknya.

"Udah nunggu lama ya. Sorry" Daniel melihat wajah adiknya yang cemberut. Nisya hanya diam dan menatap kesal kakaknya.

Di perjalanan.

"Yaudah, selamat istirahat di rumah ya Daniel" senyumnya itu, Maudy...
Tiba-tiba, kata-kata Maudy itu terngiang dipikirannya.

"Kak Daniel!!!" Nisya menepuk keras pundak Daniel.

"Anjirr!!" Daniel memberhentikan motornya.

"Kamu gimana sih kak! Hampir aja masuk selokan motornya, gila apa ya. Jangan ngelamun!"

Daniel mengusap wajahnya, "Sorry ya sya, kakak ga fokus"

Sampai di rumah.
"Mah, aku ga mau berangkat dan pulang sekolah sama kak Daniel lagi! Aku takut" nisya memeluk mama,

"Emangnya kenapa sayang?"

"Apaan sih kamu sya, baru tadi aja ma ga fokus" Daniel menaruh tasnya di sofa,

"Masa mau nyungsep ke selokan, ihh ga banget kan ma"

"Yaudah nisya ganti baju terus makan ya"

Mama menghampiri Daniel, dan duduk di sebelah Daniel, "Kamu ga fokus kenapa, ada masalah di sekolah?"

"Sorry ya ma, Daniel ga pernah bermasalah di sekolah, Daniel anak baik-baik"

Tiba-tiba Kia datang, "Mikirin cewek kali ya di jalan, hayoo ngakuuu" Kia mengarahkan permen lolipop nya ke muka Daniel,

"Apaan sih lo kak, dah ah mau ke kamar. Lelahhh"

"Tuh gitu aunty, dia megalihkan pembicaraan"

Mama hanya tersenyum.

~
Daniel duduk termenung di balkon kamarnya.

Saat pertama kali dia datang...
Dia memperkenalkan dirinya,
Awalnya sih biasa aja.
Tapi, pesonanya itu...
ga tau kenapa. Kalau didekat dia rasanya sejuk banget hati gua. Mungkin...
karena penampilan lo yang alim kali ya. Ah engga juga sih, temen gua yang lain juga banyak yang alim,
Haduhh Maudy...
Maudy lo buat pikiran gua kacau. Sampai ga fokus ngendarain motor.

Daniel semyum-senyum sendiri & mengacak-acak rambutnya.

"Katanya lelah, kok malah bengong kaya orang setres gitu" Kia datang menghampiri Daniel di balkon

Daniel melirik sinis Kia. Ahh gue lupa ngunci pintu kamar, kak kia jadi masuk, kan.

"Besok-besok kalau lo ga mau diganggu sama gue kunci pintu kamarnya" Kia memegang pundak gue

"Nasib banget ya gue punya saudara yang bisa baca pikiran orang, jdi ga bisa nyimpen rahasia"

"Udah takdir hehe. Oke sorry ya ganggu, gue keluar deh selamat istirahat my bro"

Daniel berbaring di tempat tidur, dan perlahan matanya terpejam.

***
Kak kia masuk ke kamar Daniel, "El, bangun" Kia menepuk-nepuk pipi Daniel

Masih belum bangun juga, Kia menarik selimut Daniel.

"Iya iya kak"

Seperti biasa Kia selalu membangunkan tidur siangnya Daniel untuk jogging sore. Daniel sendiri yang meminta Kia untuk selalu membangunkannya.

Daniel memakai celana boxer berwarna hitam dengan lis putih, memakai jaket dan sepatu nike putih. Ya begitulah, hitam putih selalu pakaian kesukaan Daniel.

Black And WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang