Part 4

15 1 0
                                    

Naya pov
Aku benar-benar penasaran dengan apa yang ingin bundha bicarakan dengan dokter yang menangani adikku, Nayla.
Aku juga melihat bundha mondar mandir di depan ruangan dokter itu. Bundha sangat gelisah, itu yang membuatku semakin penasaran apa yang terjadi sebenarnya ? Setelah 3 tahun yang lalu aku tak sempat mendengar kabar sedikitpun dari mereka.

5 menit telah berlalu, aku melihat bundha masuk ke dalam ruangan dokter dengan tangan yang sangat gemetar. Sebenarnya aku ingin masuk tapi aku ragu. Aku ragu, jika aku mendengar sesuatu yang buruk yang akan terjadi dengan Nayla.

Dengan susah payah aku berjalan mengikuti bundha dari belakang. Aku melihat seorang dokter yang masih muda, umurnya sekitar 35 tahun. " ahh, mudah-mudahan dokter itu tidak mempunyai rasa apa-apa kepada bundha mengingat bundhaku juga masih sangat muda. Mungkin masih sekitaran umur dokter itu". Aku tersenyum geli mendengar kata hatiku.

Aku melihat bundha duduk dan bercakap-cakap dengan dokter. Aku sama sekali tak sebegitu menyimak apa yang sedang mereka bicarakan, sampai aku mendengar bahwa dokter yang aku tidak salah mendengar namanya disebut oleh bundha dokter ryan mengatakan bahwa Nayla harus di pindahkan ke Singapore untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik.

Aku benar-benar syok mendengar perkataan dr.Ryan. Apa aku tidak salah mendengar ? Singapore.. dan aku yakin itu membutuhkan biaya yang amat banyak. Sedangkan aku tau, bundha tak mungkin mempunyai uang sebanyak itu karena bundha sudah menjual beberapa benda berharga untuk pengobatan Nayla.

Aku jadi semakin merasa bersalah karena meninggalkan mereka. Aku merasa tidak pantas menjadi seorang kakak untuk adik kembarku yang sekarang benar-benar lemah tak berdaya karena penyakit leukimia.

Aku menangis, air mataku berhasil lolos keluar dari mataku. Aku menangisi bagaimana dengan nasib adikku ? Apa yang harus aku lakukan ? Andai aku bisa menggantikan hidupku untuk kamu Nay . Kakak rela asalkan kamu bisa hidup kembali dan menemani bundha. Kakak rela asal kamu bisa tersenyum kembali Nayla.

Aku meremas hatiku yang terasa sangat sakit. Lebih sakit daripada putus cinta. Aku masih menangis sesenggukan. Aku masih berdiri di posisiku yang tak jauh dari bundha.

Bundha menggeser kursi dan berdiri dari duduknya, berjabatan tangan dengan dokter dan berpamitan untuk kembali ke kamar Nayla.

Saat bundha melewatiku begitu saja, aku semakin menangis. Aku sangat berharap bundha sadar akan keberadaanku di sini. Melihatku dan menenangkan aku dalam kondisi seperti ini. Aku semakin menangis histeris saat aku melihat bundha ingin memutar kenop pintu.

Alhasil, tangisku membuat bundha berhenti memutar kenop. Aku sedikit tersenyum karena ternyata tangisku bisa membuat bundha berhenti memutar kenop yang ada di hadapannya. Tapi kenapa raut wajah bundha seperti itu. Kenapa raut wajah bundha seperti ketakutan. Apa yang sebenarnya terjadi ?

Aku kembali menangis, menangis meraung- meraung karena bundha sama sekali tak menghiraukan aku. Bundha tetap melangkah pergi dari ruangan dokter dengan tergesa-gesa.

Aku jatuh terduduk, masih memegang dadaku yang terasa sangat sesak karena aku masih menangis. Menangis meratapi nasibku dengan nasib adikku Nayla.

Karena aku masih asyik dengan tangisku, aku tidak menyadari kehadiran seseorang yang sedang memperhatikanku sejak tadi. Dia menepuk bahuku pelan.

" hey, apa kau tidak apa-apa ? Kenapa kau menangis sangat histeris seperti itu ?" Tanya seorang gadis kecil yang aku perkirakan umurnya 15 tahun.
" apakah kau bisa melihatku ? " pertanyaan tolol yang meluncur lewat mulut manisku.
" tentu saja aku bisa melihatmu. Memangnya ada alasan kenapa aku tidak bisa melihatmu. Hmm..," ucap gadis itu sambil melipat tangannya ke depan dada.
" aku hampir putus asa karena tidak ada yang bisa melihatku, bahkan bunda aku sendiri juga sepertinya takut denganku. Buktinya tadi bunda lari saat aku menangis, sebenarnya ada apa denganku ? " Nayla kembali menangis saat mengingat sikap bundanya yang di tunjukkan barusan.

" hhhh.." terdengar helaan nafas yang sangat kasar dan cukup lama.

" kau ini usianya lebih tua dari ku kn. Kau ini bodoh atau pura2 bodoh sih sebenarnya," gadis itu menyipitkan matanya ke arahku. Mencoba mencari kebohongan lewat mata dan gerak-gerikku.
" apa yang sebenarnya kau bicarakan ? Aku sama sekali tidak mengerti," aku mengedikkan bahu acuh kepada gadis kecil itu.

Gadis kecil itu melototkan matanya sebal ke arahku.

" kau itu sama sepertiku. Sama2 arwah penasaran yang sama sekali tak tenang karena permasalahan yang belum selesai. Benar kan," ucap gadis kecil itu dengan serius.

Aku menutup mulutnya yang shock karena penuturan gadia kecil itu. Apa benar aku sudah menjadi arwah penasaran ? Kalau memang iya, kenapa aku bisa sampai lupa ?

" kenapa malah bengong ? Atau mungkin kau memang lupa ya kalau kau itu sebenarnya sudah meninggal ? Sepertinya dari gerak-gerikmu itu kau masih shock. Oke..oke.. aku akan menjelaskan kepada kau sebenarnya apa yang terjadi. Karena aku tau sedikit tentang masalah yang kamu hadapi saat ini dengan adik kembar kamu, Nayla. Benarkan," gadis kecil itu tersenyum manis ke arahku dan mengajakku untuk keluar dari ruangan dr.Ryan.

Kami duduk di kursi tunggu yang ada di rumah sakit.
" baiklah, bisa kau ceritakan sedikit apa yang sebenarnya terjadi ? Aku benar2 tidak ingat apa yang sudah terjadi sebenarnya," tanyaku penasaran kepada gadis kecil itu.
" aku memang tak tahu secara mendetail tentang kehidupan pribadimu, yang jelas aku sedikit mendengar percapakan tentang Papa ku dan Bundamu di dalam," aku mengerutkan dahiku. Papa, apa sebutan Papa yang dia sebut tadi adalah untuk dr.Ryan.

" aku bahkan sampai lupa mengenalkan namaku. Kenalin namaku Karin, aku anaknya dr.Ryan. Aku meninggal 3 tahun yang lalu karena leukimia, tepatnya saat umurku baru saja menginjak 15 tahun. Sejak saat itu Papaku bertekad akan menyembuhkan seseorang yang mempunyai penyakit yang sama sepertiku agar tidak mengikuti jejakku kelak. Dan mengenai kamu dan adik kamu Nayla, kamu sebenarnya udah meninggal sama seperti aku. Tapi aku tidak tahu secara mendetail karena apa ? Karena aku juga baru saja melihatmu hari ini. Itu juga aku melihatnya di ruangan Papaku," Karin tersenyum kecil ke arahku.

" itu lah yang menyebabkan kenapa bunda kamu tidak bisa melihatmu dan mendengarkan kamu. Emmhh..," Karin yang terlihat kebingungan saat memanggil namaku.

" Naya. Panggil aku Naya."
" ohh baiklah Naya. Tapi aku heran kenapa kamu bisa sampai lupa dengan kejadian yang menimpa kamu sebenarnya," Karin mengusap2 dagunya karena heran melihatku yang lupa akan kejadian yang menimpaku sampai aku lupa dengan keadaan ku sekarang.

Mungkin bisa dikatakan tidak lupa, aku mengingat semuanya. Hanya saja aku tidak sempat berfikir kalau sampai sekarang aku menjadi arwah penasaran.

" dan mengenai adikmu Nayla, aku rasa cuma kamu yang bisa menolongnya. Tapi itu juga tidak memberikan waktu yang lama untuk Nayla. Hanya bisa memberikan waktu sekitar 1 minggu dan kesempatan itu diberikan kepada Nayla untuk memperbaiki kehidupannya menjadi yang lebih baik. Jika itu semua berhasil, maka aku jamin kehidupan Nayla akan 100 persen akan kembali normal seperti dulu," aku masih belum mengerti apa yang di ucapkan oleh Karin.

" memangnya caranya bagaimana ? " tanyaku penasaran.
" menunggu sampai detak jantung Nayla berhenti berdetak, dan kamu bisa menggantikan posisi Nayla dengan cara memasuki tubuh Nayla dan menukarkan nyawanya dengan nyawamu."

Hampir saja bola mataku melompat keluar mendengar perkataan dan cara yang di berikan oleh Karin. Apa2an ini ? Bagaimana bisa menggantikan nyawa seseorang saat detak jantungnya sudah berhenti berdetak. Itu sama saja membahayakan nyawaku dan Nayla.

" tidak usah merasa heran seperti itu Nay, temanku ada yang sudah pernah mencobanya. Dan itu semua berhasil. Hanya anak kembar identik dan instingnya benar2 kuat kepada saudara kembarnya lah bisa melakukan itu semua."
" aku tidak yakin itu akan berhasil. bagaimana jika aku melakukannya saat detak jantung Nayla masih berdetak."
" lebih baik kau coba saja sendiri, aku tak banyak waktu untuk mengobrol dengamu disini. Kau bisa mencobanya sendiri, kalau berhasil kasih tau ke aku ya. Karena bukan hanya sampai di situ saja caranya, akan aku kasih tau lebih lanjut setelah kau bisa menyelesaikan cara yang aku berikan saat ini. Aku butuh kepastian darimu bukan keraguan. Karena jika keraguan yang ada di dalam hatimu, maka semuanya akan gatot alias gagal total. Jadi yakinkan dirimu untuk melakukan ini semua. Demi Nayla.. Aku mau balik dulu ke rungan Papa ya. Sampai ketemu lagi Naya," Karin tiba2 saja meninggalkan aku sendiri dengan semua apa yang di ucapkan kepadaku.

Apa yang harus ku lakukan sekarang ?

***
Bersambung..

Silahkan tinggalkan votes n comments ya. Ceritanya semakin seru kok. Bnyak kejutan di cerita ini.. di tunggu ya.. thanks.. :-)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nyawaku Adalah HidupmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang