Awal.

125 9 1
                                    

3 Tahun Yang Lalu.

Ellena dan Dea berjalan bersama menuju kantin sambil bercakap-cakap tentang nama cowo yang Ellena suka, namanya Aldrian, dia adalah senior mereka. Saat ini Ellena menduduki bangku SMP kelas 1, beberapa hari yang lalu baru selesai MOS.

Di perjalanan menuju kantin mereka berpapasan dengan Aldrian, laki-laki yang Ellena suka itu. Tiba-tiba Dea memanggil Aldrian.

"Kak Al!"

Aldrian menengok sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Disukain nih sama Ellena!" Ellena yang merasa namanya disebut,  melotot mendengar ucapan Dea.

"Hahahahaha, makasih" kata Aldrian sambil tersenyum manis.

Ellena terkejut mendengarnya, seperti ada kupu-kupu terbang diperutnya. Ellena merasakan panas dipipinya yang menjalar ketelinga.

"Hahahaha" Aldrian tertawa melihat reaksi Ellena yang begitu lucu menurutnya.

"Gue ke kantin ya, cacing-cacing udah pada demo." pamit Aldrian sambil berlari-lari kecil yang menurut Ellena cool banget.

**
Sudah seminggu Ellena mengenal Aldrian lebih dekat, istilahnya sih PDKT. Cuman bedanya, disini yang ngedeketin Ellena duluan dan Aldrian merespon dengan baik. Ellena merasa minggu ini adalah minggu terbaik yang pernah ada, soalnya dia bisa dekat dengan Aldrian, si kakak kelas yang ganteng dan kece menurutnya.

Ellena.r :kak Al dimana?

Aldrianm :gue di kantin, knp?

Ellena.r :nanya doang

Aldrianm :ohh

Ellena tidak berniat membalas, karena buat apa juga? Lebih baik dia menyamparnya, hehe.

"El!" Dea baru saja datang ke kelas sehabis membeli makanan di kantin.

"El lo tahu nggak? Tadi, kak Aldrian makan bareng sama kak Luna. Katanya sihh mereka balikan, tapi nggak tau deh"

Ellena terkejut, sesak dadanya, sakit hatinya. Seminggu yang tidak berguna ,batinnya.

"El? Lo kenapa? Lo... nangis?" Pertanyaan yang sangat tidak patut untuk dijawab. Dea langsung memeluk tubuh Ellena dengan erat.

"Gue salah ngomong ya? Maaf.." Ellena yang masih ada dipelukan Dea menggeleng.

"Lo nggak salah kok. Justru gue berterima kasih, karena lo udah mau ngasih tau hal ini. Jadi, gue nggak perlu lagi ngedeketin dia dan bikin hati gue sakit lagi. Makasih ya" Ellena berkata sesudah ia menenangkan dirinya.

Seharusnya, dia tidak terbawa perasaan, Aldrian hanya bersikap baik, toh balasan yang dikirim Aldrian hanya sewajarnya. Bodoh.

Satu hal yang Ellena tahu.

Ternyata mencintai semenyakitkan ini.

TBC
__________________________

Part one was revised.

-Ayin

Putihku [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang