Hanbin X Irene

4K 302 20
                                    

Irene berjalan memasuki rumahnya dengan sempoyongan. Kepalanya berdenyut hebat dan pandangannya kabur. Dalam hati, gadis asal Daegu itu bertanya-tanya mengapa migrain-nya kambuh tiba-tiba. Tidak ada penyebab yang logis. Semakin memikirkannya, kepala Irene semakin berat saja.

"Eomma... Kau dimana? Aku pulang!" Irene berteriak serak.

Tak ada sahutan. Irene melenguh panjang. Ia berhenti di gagang tangga, mencoba menyeimbangkan badannya. Saat dirasanya tidak apa-apa, Irene mulai berjalan kembali ke lantai atas, tempat kamarnya berada.

Bruk!

"Ah sakit... Eomma, kau dimana..."

Air matanya mulai jatuh. Ini sudah menjadi kebiasaan Irene jika ia sudah tak sanggup menahan sakitnya. Dalam posisi tertidur, Irene meringkuk. Jari-jari lentiknya terus meremas rambut cokelatnya. Isakannya mulai terdengar, menggema di sudut-sudut kamar berwarna pastel itu.

Samar-samar Irene mendengar suara langkah kaki di lorong kamarnya. Irene yakin sepenuh hati jika itu ibunya.

"Chagi-ya! Kau kenapa? Ada apa?"

Dugaan Irene salah. Suara jernih itu milik Hanbin. Irene yang membelakanginya langsung membalikkan badannya dan menatap Hanbin dengan mata merahnya. Hanbin yang panik terus mengusap ujung kepala Irene.

"Migrainmu kambuh lagi? Lalu kau pulang dengan siapa? Kau tidak pulang sendiri kan? Maafkan aku, aku ada latihan-"
"Ssstt... Aku tahu. Kau tak perlu meminta maaf. Tadi aku pulang bersama Yunhyeong."
"Chagi-ya,"

Hanbin mencium kening Irene berkali-kali hingga tak terdengar lagi isak tangisnya. Hanbin menarik pelan hidung gadisnya itu dan tersenyum tipis. Irene ikut tersenyum sembari mengelus pipi Hanbin.

"Sudah ku bilang, jangan minum susu diet itu lagi. Itu tidak sehat. Kasihan perutmu dan kepalamu yang tidak terbiasa dengan susu-susu itu. Tubuhmu itu sudah paling mini, jangan kau kecilkan lagi. Apa kata dunia bila kita jalan bersama?" celetuk Hanbin. Tangannya gemar sekali menusuk-nusuk pipi Irene.

Irene menaikkan alisnya.
"Aku sudah tiga hari tidak minum itu. Hm, darimana kau tahu aku sedang diet?"

"Yunhyeong."
"Ha?"
"Dia melihatmu di supermarket membeli banyak susu kotak itu. Mengerikan."
"Maaf, hehehe,"

Hanbin tertawa lepas melihat ekspresi Irene. Gemas, Hanbin menidurkan dirinya di sebelah Irene. Irene mengerjapkan matanya dua kali, terkejut oleh kelakuan Hanbin.

Hanbin memiringkan badannya, ia menggunakan tangan kirinya untuk menopang kepalanya. Pria yang terkenal berkharisma tinggi itu menatap sepasang manik mata cokelat indah di hadapannya. Jarak mereka sangat dekat. Irene bisa merasakan hembusan nafas Hanbin.

"Masih pusing, hm?" tanya Hanbin halus.
Irene mengangguk lemas.

Hanbin memeluk Irene, menempalkan kepala gadisnya ke dada bidangnya. Irene hanya bisa diam dan berharap Hanbin tidak melihat rona merahnya.

"Irene, ini komik yang ku pinjam kemarin- astaga,"
"Shit."
"Terangkanlah..."
"Aku tidak memerkosanya, Song Yunhyeong."
"Iya, aku tahu. Maaf mengganggu acara kalian! Irene, ini komikmu. Ku letakkan disini ya, bye."

Seperginya Yunhyeong, Hanbin kembali memeluk Irene dan mengecup pipinya berkali-kali. Irene yang mudah terbawa suasana hanya bisa memukul, mencubit, dan menendang Hanbin. Poor Hanbin.

-End-

Uri leader Hanbin and Irene, yeah! :v
Mari kita mencari persamaannya. Sama sama leader, sama sama rapper, sama sama dancer, sama sama kharisma leader, sama sama berwajah dingin tapi maaf sifatnya gak sedingin wajahnya :v apalagi?

Author masih butuh kritik dan saran dalam penggunaan kata-katanya ya. So, jangan cuma baca aja, ikut komentar juga biar diriku mendapat pelajaran baru(?)

Request is open!
Don't forget to vomment:*

Thankseu

KONVET FICTION (IKON X RED VELVET)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang