PROLOG
When i wake up to your footsteps
As you get up out of bed
They make a song that sounds so simple
But it dances in my headGADIS itu melangkah gontai memasuki sebuah kafe. Ia memilih tempat di dekat jendela besar kafe yang memperlihatkan jalanan yang begitu lengang. Semua orang berpikir bahwa penyebabnya adalah gerimis. Gadis tersebut juga berpikir demikian.
Beberapa menit kemudian, seorang pelayan datang mengantarkan pesanannya, secangkir kopi hitam. Gadis tersebut tersenyum tipis kepada pelayan, lalu kembali menatap ke arah jalanan sambil menyesap kopi hitamnya.
A melody so perfect
That it gets me through the day
And the thouhgt of us forever
Is one that won't ever go awayHitam, pekat, dan pahit. Itulah yang menggambarkan secangkir kopi hitam. Lagi-lagi ia tersenyum tipis. Pahit dan hitam kopi itu tidak sebanding dengan hidupnya. Bahkan hidupnya jauh lebih hitam dan pekat dari secangkir kopi hitam.
All i need to know is
Where to stop
Take my hand and show me forever
So never will i ever let you goTanpa ia sadari, senyuman tipisnya mampu membuat seorang laki-laki yang duduk di kursi tinggi dekat meja bartender terpaku dan terpesona. Laki-laki itu menoleh ke arah pelayan yang berdiri dibalik meja bar sambil meracik kopi. "Cewek itu sering ke sini, No?" tanya laki-laki bermata kelabu pada pelayan yang bernama Deno.
"Iya, Mas," jawab Deno. "Setiap kali kesini pasti pesan kopi hitam, setelah itu beli bunga di florist yang ada di seberang jalan."
Laki-laki itu kembali memperhatikan gadis itu. Ia bisa melihat seperti ada tembok penghalang yang mengelilingi sekitar gadis tersebut sehingga ia merasa begitu jauh untuk menjangkaunya.
Ia bisa melihat gadis itu melambaikan tangannya yang membuat salah satu pelayan menghampirinya. Gadis tersebut mengeluarkan uang dan memberikannya kepada pelayan sebelum beranjak dan keluar dari kafe.
Let's write our story
And let's sing a song
Let's hang our pictures on the wall"Nanti bilang mama kalo gue keluar sebentar, No," kata laki-laki yang sedari tadi memperhatikan gadis pembeli kopi hitam itu lalu keluar dari kafe. Ia melongokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sebelum menyebrang jalan.
Kini ia berdiri di depan florist. Ia hanya berdiri di depan sana tanpa memiliki niat untuk masuk kedalamnya. Ia berdiri di sana sampai ia melihat gadis tadi keluar dari florist dengan membawa satu tangkai mawar hitam.
Gadis itu berjalan melewatinya dan menghilang di balik tikungan. Sementara ia terpaku ditempatnya. Ia mengenali gadis itu.
All these precious moments
That we carved in stone
Are only memories after all
Memories after all//Memories - Shawn Mendes//
*****
STORY POEM
For a very first sight, he fell
The feeling that he can't ever resist
For every of his question, he knew
That she has the answerHe loves her with every breath he takes
But little did he know
The laugh that they'd share, won't last
The love that she showed, isn't enoughHe thought, she was like the other girls
Who only made him fell
Took every piece of him, then left
Without saying a wordBut he was wrong
She was just a girl, who tried to find a safe place
From the dark memories
That keep haunted in every of her step—He Was Wrong, Bella Armelia—
EPIGRAPH
“Semakin aku mencintaimu, mengapa aku semakin terluka?”
DISCLAIMER
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Mengupas tengang kehidupan seseorang yang memiliki kepribadian ganda. Ada pun kesamaan nama, tempat, dan peristiwa, hal tersebut merupakan kebetulan.
Cerita ini murni tulisan saya, tidak ada campur tangan siapa pun.◽Pertama ditulis : 15 Mei 2016
◽Pertama dipublish : 27 Mei 2016.
◽Direvisi dan dipublish ulang : 10 April 2020.
◽Jumlah kata : -COPYRIGHT
Loving Rosalie Copyright © Bella Armelia (@arabellaofc) 2016 all rights reserved.
This story belongs to me. Any unauthorised copying, broadcasting, distribution, or selling of my work is an infringement of copyright. Any infringement of copyright is punishable by law.*****
1. Mawar Selia Argubie (Maura)
2. Nathaniel Alessandro
3. Mervo Aiden Caslavo
AUTHOR'S NOTE
Cerita ini merupakan rangkaian dari Mental Health Series yang akan dipublish secara berkala dan bergantian di akun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Rosalie [REVISI]
Dla nastolatkówBagi Nathan, Rosie adalah gadis abu-abu yang membuatnya terbelenggu. Tapi bagi Mervo, Rosie adalah pelita yang kehilangan lentera. Di saat Nathan mulai menemukan jawaban dari tiap teka-teki yang diberikan Rosie. Mervo justru tengah menghidupkan kemb...