Bagian 1

1.4K 81 13
                                    

BAGIAN 1 ~ DIVIDE LOVE

Ada keheningan asing yang mendadak tercipta pagi ini. Dua orang duduk diam saling berhadapan di meja makan, tak ada satu pun yang membuka suara, hanya dentingan sendok dan hembusan nafas yang terdengar samar. Sampai akhirnya Yuda yang pertamakali membuka suara. "Bagaimana sekolah kamu Jio?"

Jio meletakkan sendoknya, napsu makannya sudah meluap entah kemana. "Saya sudah selesai." Jio menarik kursi kearah belakang. Namun, baru saja ingin beranjak sebuah suara mengintuksikannya untuk berhenti.

"Papa bicara dengan kamu Jio, tolong sopan sedikit!" Yuda meninggikan suaranya.

Jio tak memerdulikannya, dia segera beranjak bangkit dan berjalan cepat-cepat keluar rumah, rasanya muak bila berdekatan dengan lelaki tadi, lelaki yang telah menyakiti ibunya.

***

Tasya menarik sudut bibirnya ke atas, menciptakan senyum yang sedap di pandang mata. Sabtu, hari yang sangat sayang untuk di lewatkan pasalnya sore nanti akan ada pertandingan basket antar sekolah. Sekolahnya SMA Denza akan melawan SMA tetangga yaitu SMA Terapan. Bukan karena pertandingan itu Tasya bersuka cita, melainkan karena ketua tim basket sekolahnya yang bermain. Jio Askara.

Ada tiga hal yang membuat Tasya bahagia, melihat bunga, es krim, dan Jio. Awalnya Tasya hanya menyukai bunga dan es krim. Tapi kebahagiaan itu bertambah setelah dia melihat seorang cowok yang benar-benar menguras perhatian. Cowok itu bernama Jio Askara. Beberapa bulan Tasya mencoba menyelidiki, mulai dari bertanya hingga membuntuti Jio, sampai akhirnya seluruh informasi berhasil dia dapatkan. Warna kesukaan, hal yang Jio suka, hobi dan segala hal yang berkaitan dengan Jio. Tasya sengaja membayar gerombolan Cewek rumpi untuk menggali informasi Jio. Memang cukup menguras kantong, karna setiap informasi yang Tasya dapatkan tidak cuma-cuma, ada harga yang perlu dia bayar.

Satu tahun. Tasya berusaha untuk menahan persaannya, bertingkah seolah-olah dia hanya ingin mengenal. Tapi minggu-minggu ini perasaan itu berbeda, lebih sulit untuk di kendalikan. Mati-matian Tasya menahan diri, bila berpapasan dengan Jio rasanya dia ingin sekali memeluk Jio dan menyeretnya ke taman bunga untuk menikmati es krim bersama.

Abza mengernyit begitu memandangi gaya Tasya pagi ini. Melamun sambil senyum-senyum sendiri, ini benar-benar pemandangan yang langka. "Wah ada yang lagi jatuh cinta nih." Abza meletakan tasnya di kursi kemudian memfokuskan dirinya lagi kerah Tasya.

Abza mencondongkan tubuhnya kedepan, "Sama siapa?" Tanya Abza penasaran.

Tasya salah tingkah dibuatnya, "Ihh ... apaan sih."

"Gue itu udah jadi sahabat lo dari orok princess, Tinggal jujur aja susah banget kayaknya."

Saat ini Abis belum boleh tau!

"Udah lah gue mau kekantin." Tasya menarik kursi kearah belakang cepat-cepat segera beranjak bangkit dan berjalan keluar kelas.

Kantin cukup ramai terlihat beberapa murid berlalu-lalang. Mata bulat Tasya mulai menjelajah. Mencari keberdaan Jio. Refleks bibirnya melengkung keatas saat menemukan objek yang dia tuju. Jio ada disana duduk berhadapan dengan seorang gadis, maaf lebih tepatnya lagi pacar. Mereka sudah berpacaran selama satu tahun, dan selama satu tahun itu pula Tasya hanya dapat menjadi seorang pengamat. Nama gadis itu Salsa, gadis most wanted di sekolah, murid kesayangan guru, murid terpintar se-sekolah dan gelar lain yang memang cocok disandang oleh Salsa.

Dengan langkah perlahan Tasya menuju meja kantin. Beruntung ada salah satu meja kosong yang letaknya tak begitu jauh dari Jio dan Salsa. masih dengan senyum tipis yang melekat di bibir, Tasya duduk menghadap sepasang kekasih yang sedang tertawa. Bohong bila tak ada rasa nyeri di dada, sudah pasti Tasya merasakannya namun dia simpan nyeri itu rapat-rapat, karna yang lebih penting kali ini adalah menatap pangerannya.

Divide LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang