Semenjak Azka mau menerima dan membalas cintanya Syila, Syila pun semakin semangat. Seakan dia nggk punya masalah dengan penyakitnya. Azka dan Syila melalui hari-harinya dengan penuh kebahagiaan dan kemesraan. Karena hampir setiap waktu kedua nya selalu bersama. Tak ada kesedihan lagi di wajah Syila. Dan itu pula yang membuat umurnya, yang sebelum nya di perkirakan oleh dokter hanya bertahan enam bulan sampai satu tahun, ternyata malah sudah bertahan setahun lebih.
Melihat kenyataan itu, papa dan mama Syila pun turut senang. Keduanya jadi semakin suka terhadap Azka. Kedua orang tua Syila, membiarkan putri mereka bersama dengan Azka sepanjang waktu. Bahkan jika Syila ingin tidur bersama Azka pun mereka mengijinkan. Sebab mereka tau, cinta Azka pada Syila tulus dan suci. Nggk mungkin Azka akan berbuat yang nggk-nggk pada putri mereka, sebelum resmi menjadi suami-istri.
Malam itu, Syila meminta kekasihnya menemani nya di kamar. Awalnya Azka merasa enggan, dan hal itu rupa nya di pahami oleh kedua orang tua Syila.
"Temanilah" kata papa Syila
"Iya, Azka. Kami percaya padamu. Dan juga, Syila memang akan jadi milik mu." Tambah Mama Syila turut mendukung.
"Baiklah, Om.. Tante.."Azka akhirnya menuruti. Dia pun masuk ke kamar Syila.
"Ayook, Azka. Duduklah" ajak Syila sembari mendahului duduk di tepi ranjang dengan tangan memegang pergelangan tangan Azka.
"Ada apa sih, sayang?"
"Gue mau ngobrol sama lo"
"Ya ngobrol aja lah syil, ngapain harus di kamar.. elahh"
"Apa salah nya sih kalo dikamar?"
"Ya nggk enak aja gitu, sama mama papa kamu"
"Kan mereka udah bilang, kalo gue ini bakal jadi milik lo juga, ka" ucap Syila jengah.
"Ya, tapi sekarang kita belum resmi jadi suami-istri, sayang".
"Memang kenapa? Toh kita nggk ngapa-ngapain kan. Kita cum-"
"Iyaiya, sekarang katakan, apa yang ingin kamu katakan" kata Azka memotong ucapan Syila.Syila tidak langsung menjawab, sesaat cewek cantik itu terdiam. Hanya matanya yang indah dan bening itu lah menatap lekat wajah Azka. Sehingga membuat Azka jadi nggk enak sendiri dipandangi sedemikian rupa. Namun begitu, Azka hanya diam saja membiarkan kekasihnya terus menatap wajah nya. Bahkan Azka tetap diam, ketika tangan Syila dengan Lembut membelai kedua pipinya.
"Apa sih sebenernya yang mau kamu omongin?"
"Ga ada...:v cuma ingin memandang wajah lo aja"
"Kenapa?"
"Entahlah....gue hanya merasa takut, Azka"
"Apa yang lo takutin, Syil"
"Gue takut kalo gak bisa lihat wajah lo lagi, ka"
"Kenapa lo ngomong gitu? Toh gue selalu berada di sisi lo, kapan aja lo bisa lihat wajah tampan gue, sayang" ucap Azka dengan genit.
"Sekarang iya. Tapi nanti...? Gue takut, besok atau lusa gue kgak bisa lagi melihat wajah lo.."
"Sayang....jangan ngomong begitu ah, gue hanya milik lo untuk selamanya. Bukan hanya wajah dan diri gue, jiwa raga serta cinta gue pun hanya milim lo, syila sayang"
"Kematian..gue takut kematian akan memisahkan kita, Azka" ujar Syila.
"Ohhh,,, gue mohon, jangan ngomong kek begitu.. gue nggk mau pisah dari lo, Syila" ucap Azka setengah parau, menahan pilu di hatinya.
"Tapi, setiap makhluk yang hidup pasti akan mengalami kematian, bukan?"
Ya, tapi gue berharap lo akan di beri oleh tuhan umur panjang, sayang. Sehingga kita akan bisa menjalani hidup bersama selama-lamanya."ucap AzkaSyila tersenyum.
"Azka...."
"iyaa?"
"Maukah lo mengabulkan permintaan gue?"
"Katakan, apapun yang lo minta, akan gue usahain untuk memenuhinya." jawab Azka.
"Jika gue mati, gue maunya mati di pelukan lo"
"Jangan berkata kayak gitu!!"
"Kita harus realistis, Azka. Seperti yang lo tau, dokter udah mengatakan, kalo usia gue nggk akan lama lagi."
"Tapi kenyataannya? apa yang dokter katakan nggk benar bukan? Dokter mengatakan usia lo enam bulan sampai setahun. Nyatanya, waktu itu udah berlalu, bukan?"
"Itu karna lo, Azka"
"Dan gue berharap, dengan adanya gue disamping lo, lo akan terus hidup sampai kita sama-sama tua. Sampai kita punya anak cucu.."Syila terdiam. Perlahan direbahkannya kepalanya di pangkuan Azka, azka pun dengan sigap, meletakan posisi kepala Syila agar lebih nyaman, lalu membelai lembut kepala syila, hingga dia memasuki alam mimpi.
********
Sementara itu...
Aqila yang sudah pindah ke Bandung, daerah asal bokapnya. Dia sudah merelakan Azka bersama dengan Syila, namun tetap saja Qila merasa sedih yang mendalam jika kembali mengingat Azka.Apalagi jika mengingat cowok pilihan bokapnya, yang sama sekali nggk dikenalnya, hal itu semakin membuat Qila bertambah sedih. Dan kesedihan itu makin terasa oleh karina, apabila dia berada di rumah. Itu sebabnya, jika sedang berada di rumah, Qila menghabiskan waktunya untuk membaca buku atau melukis. Dengan melakukan kedua hal itu, sedikit banyak nya dia bisa mengurangu kesedihan hatinya.
Karena sangat dingin nya sikap yang ditunjukan oleh Aqila. Membuat dia akhirnya dikenal dengan julukan "Si Putri Salju" atau "Cool Lady". sudah banyak cowok yang baim di SMA Persada maupun di luar sekolah yang berusaha mendekati dirinya, namun nggk ada satu pun yang berhasil mencairkan kebekuan hatinya. Bahkan sampai beberapa bulan dia tinggal di Bandung, nggk ada juga perubahan sikap yang ditunjukan oleh Aqila. Di tetap saja dingin, sedingin salju. Sehingga cowok yang semula tertarik untuk mendekatinya, sath persatu mulai mundur teratur dan nggk lagi berani mendekati apalagi mendapatkan cinta nya.
Sampai suatu hari......
Di SMA Persada ada siswa baru pindahan dari Semarang. Nama nya Rafie. Dan sebagaimana cowok yang lain, Rafie pun begitu terpesona begotu melihat kecantikan yang dimiliki Aqila. Cowok itu benar-benar di buat terbengong-bengong dengan mata yang tidak berkedip. Rafie bukan baru kali ini aja melihat cewek cantik, tapi dia udah sering ketemu sama cewek sewaktu dia di Semarang, namun baru kali ini dia ngeliat cewek yang kecantikan nya sangat sempurna.
*****
Helloww....
Menikmati kah cerita nya?
Semoga menikmati yakk,, dan maap klo alur nya gaje dan kalimat nya ancur-_-"
#xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Gue Terima Cintanya
Fiksi RemajaAqila sudah berusaha untuk menolak perjodohan yang direncanakan oleh orang tuanya. Qila berharap, jika Rafie akan mau melakukan tindakan agar mereka tetap bersama, namun Rafie yang katanya sangat mencintainya tak juga mengambil sikap atau tindakan s...