Author pov
Setelah sarapan pagi, seperti biasa, sebelum berangkat sekolah Sylvie menonton kartun kesukaannya dulu, baru berangkat sekolah.
Tett... tett...
Suara bel rumah membuat Sylvie beranjak bangun menghampiri yang datang pagi-pagi seperti ini.
"Halo cantik! Siap sekolah?" Tanya cowok bersuara nge-bass.
Sylvie mengerutkan dahinya. "Nathan?"
"Siapa sayang?" Tanya wanita paruh baya dengan celemek yang bergantung ditubuh proporsionalnya.
"Pagi tante, maaf Nathan dateng pagi-pagi kesini, Nathan tadinya mau nganter Sylvie kesekolah, itu juga kalo dibolehin sama om dan tante." Jelas ramah Nathan seraya menyalami tangan Savanya.
Savanya tersenyum manis. "Ah begitu! Boleh kok! Yaudah mau masuk dulu atau langsung?"
Sylvie menatap Savanya melotot, lalu menatap Nathan lagi lalu tersenyum lembut. "Aku naik angkutan umum aja, makasih sebelumnya Nath."
"Siapa ma?" Suara pria paruh baya dengan jas hitam yang pas ditubuh tegapnya.
"Pagi om.." sapa Nathan seraya menyalami tangan Pratama.
"Nathan mau jemput Sylvie, mau kesekolah bareng katanya." Jelas Savanya lalu tersenyum jahil.
Nathan tersenyum ramah. "Iya om, itu juga kalo boleh."
"Oh! Tentu saja boleh! Sylvie, hari ini kamu kesekolah dengan Nathan ya.." jawab Pratama seraya mencuil dagu Sylvie.
Sylvie pun mengangguk pasrah lalu beranjak pergi kekamar untuk mengambil tas dan sepatu hitam.
"Pa.. ma.. Sylvie berangkat sekolah dulu ya.." izin Sylvie lalu menyalami tangan Pratama dan Savanya.
"Aku juga ya tante.. om.. aku pinjem dulu Sylvienya." Ujar Nathan seraya menyalami tangan Savanya dan Pratama lalu berjalan mengarah motor Ducati merah lalu memberi helm kepada Sylvie.
Pratama dan Savanya tersenyum penuh arti.
***
"Makasih banyak Nathan.. aku kekelas dulu ya.." ujar Sylvie beranjak untuk pergi, tetapi lengan Sylvie tiba-tiba saja ditahan oleh Nathan membuat wajahnya dengan wajah Nathan sangat dekat.
Sylvie membeku seketika lalu wajahnya pun bersemu merah, lalu Nathan berbisik. "Gue anterin."
Nathan pun melepaskan helm lalu berjalan seraya menyelipkan jari-jarinya dijari-jari Sylvie. Syvie tidak membalas genggaman hangat Nathan, namun Nathan tidak memperdulikan itu.
Sepanjang jalan, Nathan dan Sylvie menjadi pusat perhatian para cewek rumpi di SMA Garuda, banyak yang menyindir, iri dan masa bodo.
Satu yang Nathan tidak tahu. Sylvie tidak suka menjadi pusat perhatian, dengan cepat Sylvie melepaskan genggaman Nathan, namun genggaman itu semakin erat.
Sampai lah Nathan dan Sylvie diambang pintu kelas Sylvie. Sylvie pun memaksa melepaskan genggaman Nathan, Nathan pun melepasnya.
"Selamat belajar cantik! Jangan mikirin gue mulu ya!" Ujar Nathan seraya mencuil dagu Sylvie dan mengacak puncak kepalanya.
Sylvie tersenyum jengkel. "Yaudah aku masuk ya Nathan."
Nathan tersenyum lalu kembali melanjutkan jalannya mengarah kelasnya.
Saat Sylvie memasuki kelasnya, Sylvie langsung menangkap Naya yang sedang berkutat dengan buku paket yang lumayan tebal.
***
Nathan berdiri diambang pintu kelas Sylvie dengan tas punggung yang tergantung ditangan sebelah kirinya.
Kringgg... kringgg...
Suara bel berbunyi mengisi anterio sekolah, para siswa/i pun menyeruak keluar kelas. Dengan cepat, Nathan menarik lengan Sylvie kedalam pelukannya. Sylvie menatap asal lengan yang menarik dirinya hingga mereka berpelukan.
"Nath-Nathan?" Ujar Sylvie gugup.
Nathan melepaskan pelukannya. "Gue udah izin sama bonyok lo kalau gue mau ngajak lo pergi. Lo maukan?" Tanya Nathan dengan wajah berharap.
Sylvie menimang-nimang lalu mengangguk setuju. "Emang mau kemana? Tapi sebentar aja ya, soalnya tadi ada tugas yang harus dikumpulin besok juga."
Nathan mengangguk. Mereka pun berjalan mengarah parkiran motor, lalu Nathan menaiki motor Ducatinya lalu memberi Sylvie helm.
***
Sylvie menatap takjub setelah tahu Nathan membawanya kepantai dengan air sangat jernih dan pemandangan yang 'wah'.
Sylvie membuka helm dan sepatu dan menitipkan tasnya dengan Nathan, lalu dirinya berlari dan membiarkan air pantai membasahi kaki telanjangnya.
Nathan diam-diam memotret Sylvie dan menjadikan foto tersebut dijadikan wallpaper diiphonenya.
Setelah lelah bermain air dan membuat istana pasir, Sylvie dan Nathan duduk ditengan pasir seraya menatap langit yang mulai gelap.
"Lo suka pantai?" Tanya Nathan memecahkan keheningan.
Sylvie melepaskan kacamata bulatnya lalu mengangguk antusias. "Suka banget! Udah lama banget mama sama papa gak ngajak aku ke pantai."
Nathan tersenyum menyungging. "Berarti gue orang pertama yang bawa lo ke pantai setelah sekian lamanya lo gak pernah ke pantai?"
Sylvie mengangguk seraya menghirup udara. Tiba-tiba keduanya diam, seakan asik dengan pikiran masing-masing.
Sunyi. Hanya suara ombak pantai yang menemani Sylvie dan Nathan.
Sylvie membuka matanya. "Pulang yuk, udah mau malam."
Nathan mengangguk lalu beranjak bangun dan berjalan mengarah motor.
Sepanjang jalan tidak ada yang ingin memulai percakapan. Mereka tenggelam dalam kesunyian, hanya deruan motor dan mobil yang mengisi kekosongan mereka.
Tak lama, motor Nathan sampai dipekarangan rumah Sylvie. Sylvie pun turun dan berterima kasih dengan Nathan karena sudah membawanya ke pantai.
"Kapan-kapan gue ajak lagi deh ke pantai yang lebih keren." Jelas Nathan seraya mengacak puncak kepala Sylvie.
Sylvie tersenyum. "Yaudah gue pulang dulu ya, jangan lupa mandi lo! Pasti lengket dan bau ketek gara-gara seharian gerak." Ejek Nathan.
Sylvie melotot lalu meninggalkan Nathan yang menertawai dirinya. Nathan pun keluar dari pekarangan rumah Sylvie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Girl (Hold On)
Teen Fiction⚠Peringatan⚠ Beberapa part cerita diPRIVATE, sebelum membaca diwajibkan untuk memFOLLOW terlebih dahulu (hanya untuk mengamankan cerita). Bila tetap tak terlihat, hapus dari library lalu add kembali atau me-log out akun anda. [ON EDITING] Seorang g...