Kau sebut namaku

42 2 0
                                    

Neina's POV

Kini ku berjalan melewati koridor sekolah. Aku mendengar sepertinya ada orang berteriak memanggil namaku. Aku mengamati sosok orang di sekililingku dan mencari siapa orang yang memanggilku. Ku temukan sosok laki laki yang sedang berlari menghampiriku dengan tas rangsel di punggungnya.

"Nei..tumben lo pagi- pagi udah dateng. Biasanya kan lo tuh ngaret banget jadi cewek. Kesambet apa'an lo ?." Tanyanya.

"Ishh lo ngatain gue ngaret. Enak aja. Gue cewek paling rajin tau." Jawabku sambil menyilangkan tangan di dadaku.

"Lo tuh emang paling bisa ya mengubah fakta. Jelas jelas biasanya kan lo datang juga satu menit sebelum bel." Ucapnya lagi.

"Hehe..iya deh.." kekehku yang tak bisa menghindar dari fakta.

"Udah yuk masuk kelas." Ajak Valdo padaku. Dia menggandeng tangan kiriku dan berjalan menuju kelas.

Deg..Deg...Deg...

Astaga !!! Perasaan apa ini.

Jantungku berdegup sangat kencang seolah olah ingin lepas dari tempatnya. Bagaimana tidak ? Dengan sentuhan tangannya saja membuat jantungku rasanya ingin copot.
Aku meliriknya sekilas. Raut wajahnya terlihat sangat santai sambil berjalan seperti tak ada yang menjanggal. Padahal tangannya kini memegang tanganku. Aku hanya bisa menunduk melihat langkah kakiku bersamanya berjalan dengan gandengan tangan.

Banyak pasang mata menatap kami. Tatapan yang mengartikan alasan kenapa aku berjalan dengan bergandengan tangan bersamanya.

"Tuh cewek gandengan tangan sama Kak Valdo ?? Gue nggak percaya."

Ucapan pertama dari adik kelas membuatku mendongakkan kepalaku yang sedari tadi menunduk. Semuanya masih menatap kami, terutama aku.

"Ya ampun...gue nggak percaya. Pasti ini gue lagi mimpi. Pengen banget gue digitu'in sama dia."

"tuh cewek kenapa sama Valdo sih. Kan Valdo itu cuma buat Sherin seorang."

"Mereka pacaran ? OMG hello.. emang dia siapa sih pakek deket deket sama Valdo ?".

Dan masih banyak ocehan dari mereka.

Saat kata kata yang keluar dari mulut Sherin , aku tertawa dalam hati. Aku mengetahui bahwa Sherin sebenarnya suka, mungkin sudah cinta mati sama Valdo. Karena berita kalau Sherin suka sama Valdo udah tersebar satu sekolahan. Malah guru yang mengajar di sini banyak yang udah tau.

Karena ocehan dari cewek cewek tadi yang sempat melihat kami, aku tak sadar bahwa kami sudah ada di depan kelas. Satu kalimat dari Aira menyambut kedatanganku bersama Valdo.

"Hei kalian berdua. Pajak Jadiannya ditunggu loh.." goda Aira dengan menepuk bahuku sambil senyum goda'annya.

"Woi bro..buset dah. Baru aja kemarin mau dicium. Ehh sekarang udah gandengan tangan. Kapan itunya sih ?."
Lagi lagi Aldi yang ngakunya adiknya Dimas Anggara itu menggoda kami. Lebih tepatnya menggoda Valdo.

"Apaa'an sih lo ?." Ucap Valdo.

"Maksud lo ? Itu apanya ?" Tanyaku dengan raut wajahku yang kesal melanjutkan pertanyaan Valdo.

"Ehh..nggak kok. Bercanda Nei..hehe.. Jangan keburu nyembur racun lo ke gue." Goda Aldi.

"Lo pikir gue ular. Pakek nyembur nyembur gitu. Yang ada gue malah takut sama ular." Jawabku.

"Emangnya lo nggak tau ya Al. Neina tuh phobia banget sama ular." Bongkar Aira

"Hehe gue baru tau tuh Ai." Sambung Aldi.

Love Is Never DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang