hujut

34 5 0
                                    

note: dont be a silent reader! your vote+comment really important for me xx

***

1 kali, 2 kali, 3 kali, 4 kali, 5 kali tetap tidak ada jawaban. Namun tepat panggilan ke 6 panggilan itu terjawab, tetapi sangat janggal tombol 'jawab' dari ponsel itu sepertinya kepencet, karena tidak ada yang menyahut suara Zyandra dari seberang sana melainkan suara tautan bibir dan kecupan dimana-mana, dengan cepat Zyandra langsung menyalakan recorder untuk merekam apa yang sedang di dengarnya. Suara itu dilanjutkan dengan erangan wanita dan diiringi suara pria yang membuat bahu Zyandra bergetar, merinding.

Tidak lama kemudian sebuah suara di seberang sana berteriak 'bangsat' dan mematikan sambungan telepon itu, air mata Zyandra sudah tidak dapat di bendungnya lagi, ditambah apa yang sudah dijanjikannya kemarin tetapi dijawab seperti ini, ia segera berlari ke kamarnya dan memikirkan hari esok, apa yang harus ia katakan?

Zyandra yang terisak kini larut dalam kesendirian, dan bertekad untuk menyebarkan rekaman suara itu ke group kawan-kawannya.

LINE

Pertololan Abadi

Zyandra Sent A Voice Message

Zyandra: Ngajaknya sih jalan, tapi ternyata..

Alma: BEGO ITU APAAN

Jessi: BEGO ITU APAAN (2)

Adam: nonton pekob lu zee?

Dita: Najis lu zee

Febri: hmMmmMm,,... xeddDapHhhHH

Zyandra: Percaya atau engga tapi itu yang gua denger pas nelpon Alvi.

Tya: ANJIR DEMI APA

Bagas: makin bangsat aja tu orang.

Mark: Yang merasa cowok, besok datengin.

Read

***

"Mata lo bengkak buset"

"Itu mata atau bakpao?"

"Berapa lama nangis lu?"

Kira-kira kalimat seperti itulah yang menyambut Zyandra pagi ini setelah pelajaran pertama. Sedih, terpukul, stress, bingung, nelangsa, pusing masih tidak terima apa yang telinganya dengar kemarin.

Zyandra berjalan setengah sadar dengan kesadaran yang focus untuk berpikir apa yang telah didengar oleh telinganya kemarin. Matanya tidak menatap kedepan melainkan lantai koridor di depan kelasnya. "Ugh, jalan liat-liat kek!" Gadis itu ditabrak sebuah tubuh jangkung, dengan cepat Zyandra mendongak keatas dan sumpah demi kerajaan setan kejadian itu adalah kejadian paling mengerikan setelah kejadian telepon.

Alvi yang telah menabrak Zyandra pelan kini menarik tangan Zyandra ke rooftop sekolah. Zyandra membalasnya dengan berontakkan tetapi tubuh mungil yang memberontak itu tidak bisa mengalahkan tubuh jangkung milik Alvi, kini Zyandra hanya bisa pasrah dan mengikuti langkah Alvi karena juga sadar mereka telah menjadi pusat perhatian.

"Mau apa?" Zyandra melontarkan kata itu dengan nada penuh sarkas, dibalas tundukkan dari Alvi yang hanya mematung.

Zyandra melipat kedua tangannya sambil menunggu kata-kata dari Alvi dengan sesekali melihat jam "Ga guna amat diri disini, gua tinggal. bye" Zyandra berjalan meninggalkan Alvi, tetapi belum sempat melangkahkan langkah kedua Alvi meraih tangan Zyandra dan menarik Zyandra ke dalam pelukannya.

"Maafin gua zee, kemarin.." Belum selesai Alvi menyelesaikan kalimatnya Zyandra sudah menangkis tangan Alvi kebawah dan menampar Alvi tepat di pipi.

"Gua, Zyandra. Gak butuh penjelasan lebih lanjut dari lo, gua gabutuh lo, ternyata lo cuman jadi tai kodok di hidup gua, dan mulai detik ini kita bukan siapa-siapa lagi, gua mohon gausah panggil nama gua dengan sebutan 'zee' lagi" Zyandra menyerang Alvi dengan nada sarkas dan berjalan menjauh, tetapi kemudian ia membalikkan badan dan bertanya "Btw, itu cewe yang mana vi? Yang terakhir gua lihat? Atau yang pertama gua lihat? Hmm atau.. Baru?" Zyandra tersenyum merendahkan Alvi, tetapi jauh di lubuk hati, hati Zyandra terkoyak menandakan satu luka baru.

Dengan cepat Zyandra berlari menjauh dan syukur saja Dita ternyata menunggunya di tangga rooftop, Zyandra disambut dengan pelukan Dita dan tenggelam kedalamnya, menangis penuh haru.

***

Pelajaran kedua sudah dimulai, para murid berhamburan ke loker masing-masing karena diminta untuk mengeluarkan buku Biologi.

"Sial, buku gua dimana ya?" Gerutu Zyandra di balik loker miliknya, ia mencari kesetiap sudut loker hingga tangannya menyentuh sesuatu benda yang panjang, harum, Zyandra mendapatkan bunga berkelopak warna merah muda, dengan tidak terlalu menghiraukan ia menaruh bunga itu kembali.

Semua murid sudah kembali ke kelas masing-masing membawa buku Biologi kecuali Zyandra.

"Heh kutu engas, buku lo mana?" Tanya Febri.

"Kayaknya di Alvi, dia terakhir pinjem" Seru Zyandra mendengus. Ya di Alvi, karena Alvi yang kebetulan sedang di tukar kelas dengan Kemal maka Alvi sekarang berada di kelas sebelah.

"Zee, lo serem" kata Febri "Mau gua ambilin? Ini gua izin dah ke Bu Astrid, lu pakai punya gua aja dulu, nanti gua izinnya mau ambil buku di Alvi" tawar Febri yang hanya dibalas anggukan pelan dari Zyandra.

Tidak lama Febri kembali membawa buku Biologi milik Zyandra, dilihatnya wajah Febri yang agak membingungkan ia baru pertama kalinya melihat wajah Febri sekesal itu.

Saat Febri menarik kursinya dilanjutkan untuk duduk, Zyandra membuka suara "Kenapa?"

Febri melengos pelan "Gila ye tu orang, kayaknya sebete-betenya orang ngga ada yang se-lebay dia" Zyandra menatap Febri, menunggu lanjutan ceritanya "Jadi tadi pas gua minta buku lo dia langsung kabur ke loker tanpa izin ke guru dulu, terus yaa gua ikutin, pas nyampe loker, dia buka kasar terus ngelempar buku lo ke lantai, zee. Anjing ga? Dia kira gua budak kali ya"

Tuk

Kacang Almond, cemilan Bu Astrid setiap mengajar tiba-tiba sudah mendarat di kepala Febri, Febri meringis kaget "Mau ikut pelajaran saya atau tidak? Kalau tidak kamu bisa keluar sekarang" Bu Astrid yang killer-nya minta ampun, kini melontarkan kata-kata sarkasnya kepada Febri.

Zyandra yang melihat teman sebangkunya di lempari kacang karena dirinya kini bersuara "Maaf bu, saya yang minta Febri cerita"

Ucapan Zyandra barusan membuat kemarahan Bu Astrid meluap "Jadi kamu memilih cerita Febri daripada pelajaran saya?"

"Yaudah, maaf bu, ibu bisa lanjutkan pelajaran ibu, saya keluar" balas Zyandra dengan nada datar tanpa emosi, Bu Astrid melongo dengan sikap dingin Zyandra dan menggeleng-gelengkan kepala, pelajaran kembali dimulai tanpa kehadiran Zyandra.

Zyandra berjalan keluar kelas dan memilih menuju rooftop kembali dengan tujuan menjernihkan pikiran.

Sesampainya di rooftop Zyandra melihat seorang yang asing dengan asap mengepul diatasnya, Zyandra mendekat kepada orang itu dan tentu saja bau rokok menerpa langsung hidung Zyandra.

"Hebat, bolos pelajaran buat ngisep"

***

CAUTION

DONT FORGET TO;

VOMMENTS!

LOCKERWhere stories live. Discover now