"Matilda, ayo cepat. Para tamu sudah menunggu. Jangan menangis, nanti make-upnya luntur. Adikmu sudah siap..", seorang wanita menghampiri gadis yang sedari tadi menangis.
Matilda tidak bisa berhenti menangis. Hatinya terlalu hancur. Mau dibagaimanakan lagi, semuanya sudah takdir.
Ketika pendeta akan menyatukan dua insan yang berada di altar tersebut, Matilda rubuh. Ia tak sanggup memikirkan bagaimana kelanjutan hidupnya kelak.
Sang pria yang berada di altar menangkapnya. Dan berkata, "Aku tak akan pernah menjadi orang yang ada dalam kutipan tersebut, Mat. Aku mencintaimu. Tidak kemarin, tapi selamanya."
Coba saja ia bisa mengubah takdir. Mungkin, ia akan bahagia selamanya.
NEED VOTE + COMMENT YA!
Maaf, ini fanfiction pertama author. Mungkin agak garing, karena author bentar lagi mau ujiaaaan.
Butuh saran kalian juga, HHEHE.
Terima kasih❤️Love,
King Cassandra.
YOU ARE READING
Hazel
Teen FictionMatilda Preavten. Kau gadis yang sangat istimewa. Menurutku. Kau adalah gadis yang berbeda. Ntahlah, wajahmu sama saja dengan orang Amerika kebanyakan. Padahal kau orang Inggris. Matamu biru cerah. Aksenmu Inggris dan itu sangat seksi. Aku harap aku...