Bandung

50 6 3
                                    

Mobil itu melaju di atas jalan tol yang lumayan lenggang. Sang supir melihat papan jalan tol dan membelokkan mobilnya ke kiri untuk mencapai tujuannya.

Pintu tol keluar sudah ada di depan mata. Itu berarti, mereka hampir sampai di tempat tujuan mereka.

Mobil itu masuk kedalah perumahan elite. Setelah berputar - putar mencari alamat mereka, akhirnya mereka berhenti di depan rumah mewah berwarna putih dengan no 24.

"Fan... Bangun Fan... Udah nyampe nih" Kata Richard menggoyang goyangkan tubuh Fannie

Fannie pun mulai bangun setelah beberapa kali dibangunkan, meskipun nyawanya belum terkumpul sepenuhnya.

"Ini dimana?" Tanya Fannie sambil mencoba untuk tidur kembali

Dengan sigap Gaung langsung menahan tubuh Fannie agar tidak kembali tidur, "Eitsss jangan tidur lagi. Ini udah di rumah baru woy"

"Gaada rumah rumah baru, gaada" jawabnya

Tangan Fero langsung menjambak rambut Fannie untuk membangunkannya.

"Ih Ka Fero apaansih?!" Katanya

"Suruh siapa lo kerbau"

.
Fannie menurunkan barang barangnya. Ia berjalan masuk kedalam rumah barunya yang memang lebih besar dari rumah sebelumnya.

Ada perasaan takut menyelimuti hatinya. Ia takut teman teman barunya tidak seperti teman teman lamanya.

Fannie duduk di sofa ruang tamu dan menatap sekitar rumahnya dan menjatuhkan dirinya ke kursi. Ia merogoh handphone dari sakunya dan mengecek handphonenya yang tidak ada pemberitahuan dari siapapun karena sekarang masih jam sekolah.

"Hoaaam... Bosan" rintihnya

"Bosan kenapa?" Tanya Richard seraya duduk di samping Fannie

"Aku gamau pindah rumah Kak" jawabnya dengan lesu

"Loh kenapa gamau? Disini asik loh, Bandung ga sumpek kayak jakarta, adem lagi. Jadi kenapa masih ga mau?"

Fannie menatap wajah Richard, "Kaka gatau gimana rasanya harus ninggalin temen temen aku secara mendadak gini!"

"Udah deh gausah ngeluh lagi, nanti juga kamu bakalan suka sama Bandung. Sana liat kamar kamu aja deh mendingan"

.
Fannie menjatuhkan tubuhnya di kasur yang extra empuk itu. Perutnya lapar, tapi Bi Nani-pembantunya- baru datang menyusul esok.

Ia merogoh handphonenya dan langsung memesan makanan via ojek online. Setelah menkonfirmasi, Fannie duduk di kursi yang ada di teras rumahnya.

20 menit kemudian, tukang ojek pun datang membawa pesanan Fannie. Tukang ojek melambaikan tangannya pada Fannie memberikan isyarat bahwa makanannya sudah datang dan siap dibayar.

Fannie membuka pagar dibarengi dengan Tukang ojek itu membuka helmnya. Fannie ternganga melihat wajah sang tukang ojek yang beda dari tukang ojek biasanya.

"Ih ganteng" ucap Fannie reflex

Terlihat wajah tukang ojek itu yang kebingungan.

"Eh engga engga, jadi berapa mas?"

"Jadi 48 ribu aja"

"Nih mas uangnya, kembaliannya bawa aja. Eh mas, masih sma ya?" Tanya Fannie kepo

"Ahaha iya sma" jawabnya agak sedikit nyengir

"Kalo boleh tau sma mana mas?"

"Sma Global Royals"

"Ogitu, makasi ya mas. Makanannya aku makan ya"

"Iya siap"

Fannie langsung masuk ke dalam rumahnya dan berpikir keras kalau

"Bukannya anak SMA Global Royals anak orang kaya semua ya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You are My WTFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang