You are My WTF

Persetujuan

Tok.... Tok... Tok....

Pintu kamar Stefanny diketuk oleh Sekar-ibunya- yang sudah berdiri selama 1 jan demi membujuk anak bungsunya itu agar keluar dari kamarnya.

"Ayo dong Fan, keluar, Papa mau ngomong kan sama kamu, ayo dong mau yah" Bujuk Sekar dengan suara memohon

"GA BUN! FANNIE GAMAU KELUAR, KENAPASIH KALIAN GA NGOMONGIN INI BARENG BARENG SAMA FANNIE? KENAPA KALIAN LANGSUNG NGAMBIL KEPUTUSAN TANPA PERSETUJUAN FANNIE?" Balas gadis remaja yang memanggil dirinya Fannie itu dengan isak tangis yang tak henti hentinya

"Ayolah sayang, sekarang kan kita mau ngobrolin lagi sama kamu, ayo kamu keluar ya, Papa udah nunggu tuh di meja makan, mama tinggal ya" balas Mamanya dengan nada suara yang sangat lembut

.

Gadis itu menuruni tangga untuk menemui semua keluarganya yang sedang berkumpul di ruang makan yang sebentar lagi akan membahas tentang hal yang tak ingin ia bahas.

"Udah ga ngambek nih anak ayah yang paling cantik?" Puji Rendra pada anak bungsunya itu

"Iyalah dia paling cantik, orang 3 kakaknya cowok semua ahaha" Tangkas Fero, anak kedua dari Sekar dan Rendra

"Engga ah, emang cantik kok adik abang yang satu ini, senyum dong" Kata Richard Si anak sulung sambil mengelus pipi adiknya itu

"Udah ah bang" Kata Fannie menghentikan tangan abangnya dan terus cemberut

"Kemarin, gue liat tas warna pink gitu lucu deh, tadinya sih mau dibeliin buat lo Fan, tapi kalo lo nya cemberut mah kayaknya gajadi dibeliin mana lagi diskon 50% lagi" Kata Gaung, Si anak ke 3 yang sedang mencoba membujuk adiknya agar tidak cemberut

"Kenapa ga langsung dibeliin aja sih?" Kata Fannie sebal

"Ah gimana mau dibeliin kalo lo nya cemberut gitu, makannya senyum dong" bujuk Gaung yang sepertinya berhasil

Fannie mulai tersenyum sedikit demi sedikit, demi mendapatkan tas warna pink, apapun akan ia lakukan untuk mendapatkannya meski harus memaksakan senyum dalam keadaan hati yang hancur.

"Nah kan anak ayah kalo senyum kan cantik keliatannya" Puji Ayah

"Udah deh Yah, kalo mau ngomong sekarang ya omongin aja"Jawab Fannie sewot

"Lah malah sewot lagi Si Fannie" Kata Fero

"Ka Fero apaansih" Kata Fannie memalingkan wajah

"Udah udah udah, Fero udah dong kasian Fannienya" ucap Bunda

Fero hanya memutarkan Bola matanya karena kelakuan adiknya yang sangat kekanak kanakan

"Oke, jadi gini Fan, kerjaan ayah itu mengharuskan ayah supaya pindah ke Bandung, jadi Ayah sama Bunda setuju semuanya pindah ke Bandung, tapi rumah ini ga dijual, biar diurus sama Mang Diman aja. Kamu mau kan pindah?" Ucap Ayah pada Fannie

"Tapi Yah, kalo fannie pindah ke Bandung, sekolah Fannie juga pasti pindah dong? Kalo pindah nanti aku sama siapa di Sana ? Aku bakalan pisah dong sama Vanesa, Linda, Fatimah, VaniLa? Gabisa gitu dong Pa" jawab Fannie sedikit berkaca kaca

"Kamu pasti dapet sahabat baru kok di Bandung, lagian kalo kamu pindah ke Bandung juga kan tali persahabatan kalian tuh gaakan putus kan, sekarang ada Video Call jadi kalian masih bisa video call kan" Ucap Ayah meyakinkan

"Udahlah Fan, mau lo iyain atau engga juga pasti lo bakalan pindah" Ucap Fero lagi

Ya..... Ka Fero bener, mau gak mau pasti aku bakalan pindah juga ke Bandung, aku gatau orang orang disana sama kayak di Jakarta apa engga... batin Fannie

"Jadi gimana, sayang?" Tanya ayah

"Iya udah, Pa. Aku mau pindah ke Bandung, asal aku satu sekolah sama Kak Gaung dan Kak Fero" Jawab Fannie

"Ohhhh masalah itu mah gampang, sekarang tidur dan siapin baju baju kalian ya, besok jam 9 pagi kita udah harus berangkat ke Bandung!" Kata ayah yang terlihat sangat senang karena keputusan Fannie yang setuju untuk pindah Ke Bandung

Anak - anak pun langsung pergi ke kamar mereka masing masing dan mulai packing barang barang mereka.

Oke Fan, lembaran baru idup lo dimulai dari besok.... Batin Fannie sambil duduk di meja riasnya.

HAI CEMAN CEMAN, SEKARANG AKU UPDATE NIH, SEMOGA KALIAN TETEP KEPO YA SAMA KELANJUTAN CERITA KU INI, JANGAN LUPA JUGA BUAT VOTE SERTA COMMENT, Luvvv😘

Mulmed: kamar Fannie