"Aku..." ucap Anna.
Seketika semuanya hening, bahkan hanya bunyi dari angin hutanpun yang kedengaran."Bukanlah Seorang Manusia.." ucap Anna sambil merautkan keningnya dan menajamkan tatapannya.
"Tunggu, kau bukan manusia, lalu kau apa?" tanya Dio.
"Aku hanya sebuah percobaan. Aku yakin kalian sudah tau cerita bagaimana kita semua bisa mendapat kekuatan, dan aku yakin kalian sudah tau kan darimana datangnya?" tanya Anna balik.
"Ya.. Dari seorang Profesor botak." canda Tian.
"Bukan saatnya bercanda Tian!" bentak Lya.
"Profesor botak yang kau maksud itu adalah orang yang menciptakanku, akulah yang sebenarnya harus menerima semua kekuatan itu. Dia memakai sebuah coklat batang lalu melakukan eksperimen itu. Tapi gagal, lalu aku hanya memiliki kekuatan coklat saja." jelas Anna.
"Lalu kenapa kau tidak... Maksudku.... Kenapa dia tidak memakai manusia saja?" tanya Lya.
"Manusia tidak akan mampu menampung semua kekuatan itu. Dan itu dapat menjadi sebuah kehancuran dunia. Apalagi manusia bisa saja mengkhianati dia, karna itu dia memakai aku, si coklat batang itu." jawab Anna.
"Bagaimana bisa..."
Booom!
Bunyi ledakan dan gempa bumi secara tiba-tiba memotong pertanyaan Aiden."Keren, baru sekitar 15 menit yang lalu kita mendapat masalah dan seseorang mati lalu sebuah masalah datang lagi." ucap Kai.
Semua orang menatap marah padanya.
"Apa? Hei ayolah bukan berarti akan ada yang mati, mungkin terluka saja." sambungnya.
"Apa kita harus kesana?" tanya Ken.
"Tidak, kita akan lanjutkan perjalanan." ucap Lucy.
"Tapi disana ada ledakan, bagaimana jika disana ada sebuah berlian, yang salah satunya bisa saja adalah pecahan dari bola kaca itu?" tanya Lya.
"Tapi kita tidak bisa mengorbankan seseorang." ucap Tian.
"Oh ayolah! Kalian tidak perlu menganggap serius perkataanku! Ayo kesana!" ucap Kai.
"Argh... Baiklah, jika ada seseorang yang terluka atau mati. Kalian berdua akan kubunuh." jawab Lucy.
"Mungkin tiga." sambung Aiden.
"4." ucap Anna.
"5!" ucap Dio bersamaan dengan Ken.
"Hei akulah yang 5!" marah Dio.
"Apa?! Aku yang 5!" balas Ken.
"Argh! Aku tidak akan ikut jika ada Ken." balas Dio.
"Dio...." ucap Lya.
Dio hanya menatap marah tapi pasrah.
"Baiklah... Aku 6..." ucap Dio."7, angka yang indah bukan?" ucap Tian sambil mengedipkan mata kanannya.
"Hahaha, kujadikan 8 denganku." ucap Lucy.
Semuanya pun berkumpul bersama seperti sebuah Team, dan kelihatannya Anna sudah melupakan kesedihannya.
Dan menuju pertarungan selanjutnya.
Booom!
Bunyi ledakan itu makin lama makin keras dan guncangannya terasa.Lya menatap ke kiri dan ke kanan.
"Batu-batu dari gunung berjatuhan dengan sendirinya." ucapnya."Ya, Tempat ini seperti gempa bumi yang tak ada habisnya." balas Aiden yang beberapa kali jatuh karna ledakan tersebut.