PESTA

81 5 1
                                    

Udah 3 jam Vika menunggu mamanya depan gerbang mulai dari sekolah berakhir pukul 13.00 tadi. Karena memang kalau hari sabtu jam belajar di sekolah ini barakhir pukul 13.00 dan sekarang sudah pukul 16.00. Sela telah pergi 3 jam yang lalu pula karena dia akan pergi untuk membantu mempersiapkan semuanya di rumah Della karena memang Della adalah sepupunya. Sedangkan Nisa' dia pergi bersama pacarnya untuk membeli gaun yang akan ia gunakan nanti malam.

Vika telah berkali kali menolak angkutan umum karena dia menunggu mamanya yang sudah janji akan menjemputnya. Sudah beberapa kali pula Vika menghubungi mamanya. Namun tetap tak ada jawaban.

Vika berjalan menuju halte yang terletak berdekatan dengan gerbang sekolah. Namun saat ia akan menghubungi mamanya lagi handphone nya Lowbat dan tak lama kemudian hanya ada layar hitam di handphone nya itu. Dalam hati dia memaki maki dirinya sendiri mengapa dia tadi tak naik Taxi yang menawarinya tadi.

Vika melihat sebuah warung yang disana terlihat dua remaja laki-laki yang sepertinya ia kenal. Ia pun berinisiatif untuk menghampirinya dan meminta tolong pada mereka.

"Lah elo ngapain belom pulang?" tanya lelaki ini ketika Vika telah sampai di depan warung dan menghampiri mereka yang sedang ngobrol sambil menikmati rokok yang mereka hisap. Namun ketika Vika datang mereka langsung membuang dan menginjak rokok itu dengan sepatu yang mereka kenakan.

"Gue nunggu nyokap gue jemput, tapi nggak dateng dateng. Terus gue ngelihat lo disini yah gue samperin." jawab Vika.

"Lo minta di anter kita kita?" tanya laki laki itu.

"Enggak kok Bi. Gue cuma mau pinjam hp lo. Hp gue batrenya habis." jawab Vika.

"Ohhh nih lo telfon aja biar cepat". Sedari tadi yang hanya menanggapi Vika hanya Abi sedangkan Briyan hanya sekilas melihat perbincangan mereka lalu kembali terfokus ke hp nya lagi.

Mama kemana sih nggak aktif mulu di telfonin juga.

" kenapa lo gak nyoba telfon papa lo gitu?"tanya Abi.

"Papa gue lagi dikantornya. Jam segini dia pasti matiin hp nya, dan gue udah coba kok tadi"

"Kakak lo?".

"Dia lagi muncak bareng temen temennya."

Abi pun ber oh ria mendengar jawaban Vika.

"Mending lo disini dulu sambil nunggu nyokap lo!" kata Abi sambil menyuruh Vika untuk duduk di kursi depannya yang terhalang oleh sebuah meja panjang.

"Woyy Yan mau kemana lo?" tanya Abi ketika melihat Briyan berlalu meninggalkan mereka.

"Bukan urusan lo" jawab Briyan. Dia pun pergi meninggalkan mereka berdua yang sedang berbincang bincang.

Satu menit...dua menit...
Lima menit...sepuluh menit...

Dan Briyan pun kembali mengendarai motor sport merahnya itu dan berhenti depan mereka berdua yang kini telah berpindah di halte.

"Lo mau pulang apa kagak?" tanya Briyan dengan ketusnya setelah membuka helmnya.

"Gue mau pulang kok!. Nih gue nunggu Taxi." jawab Vika.

"Jam segini gak ada Taxi yang lewat. Dah buruan naik" kata Briyan masih dengan ketusnya.

"Gue bisa pul..."
Belum selesai Vika bicara sudah di potong oleh Abi.

"Udah sono lo kan juga mau kepesta. Ntar lo telat loh!" katanya.

"Buruan naik! Gue nggak nerima penolakan!" kata Briyan sekali lagi.

"Kan gue juga bisa bar..."

"Gue nggak nerima penolakan!"

"Udah sono gue juga mau pulang. Gue juga mau ambil motor gue di garasi sekolah.!" kata Abi.

VikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang