Ucapan Terimakasih - Part 3

14 3 0
                                    



Eron melangkah menuju kelasnya dengan langkah lunglai. Ia malas untuk kembali berkutat kepada pelajaran-pelajaran IPA yang memuakkan dan menguras otak. Andai ia bisa melihat bentuk otaknya, ia yakin sekarang otaknya sudah sangat berotot dan sixpack seperti Dedi Kokbongsor. Rambut coklat gelapnya ia biarkan berantakan. Ia tidak mengkancingkan seragamnya seperti biasa dan membiarkan para kaum hawa melihat jiplakan absnya yg ditutupi oleh kaus dalam putih (yg ada lengannya kok gak kayak kaos dalem om om ngerokok deket bengkel) yang lumayan ketat. Semua tatapan para kaum hawa tertuju pada bagian bawah tubuh Eron.

"Aaah, bawa aku ke penghulu baang!" jerit seorang perempuan dari kejauhan. Eron yang mendengar jeritan itu tersenyum dan merona. Ia gampang sekali merona jika ada yang menggodanya. 

"Tunggu abang bisa beli mas kawin buat eneng ya, sayang!" balas Eron sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah perempuan tersebut. Tak lama dari itu ada suara benturan kencang yang dikabarkan bahwa seorang siswi pingsan dengan muka yang sangat merah dan senyum yang lebar.

Tika yang menyaksikan pertunjukkan itu dari jauh rasanya mau muntah. Dasar gombal! Mentang-mentang muka cakep badan menawan senyum menggoda aja udah ngesok mau ngawinin orang, lo! Tika mendengus kesal.

"Eits! kenapa lo, Tik? Mesem amat kayak abis ditinggal jodoh keluar negri," ucap Tiwi, sahabat Tika.

Tiwi mengikuti pandangan Tika yang tertuju kepada Eron yang sedang berjalan di lorong kelas. "Duileh, lagi jatuh cinta ya, Mbak? Ciee cie," goda Tiwi disambut muka merah padam oleh Tika. 

"Heh kalo ngomong jangan ngasal, lu! Belom pernah dicipok pake linggis ya?" ucap Tika sewot.

"Belom pernah dan gamau, kecuali dicipoknya sama Eron aku mah rela,"

"Ngimpi lo, Wi!" ucap Tika sambil menoyor wajah temannya itu.

"Sakit tau! Galak amat sih, Mbak. Kapan mau dapet pacarnya kalo galak begini?"

"Elah pacar mah Tuhan yang ngatur! Gue mah tinggal jalanin aja," 

"Iyasih bener. Tapi kapan Tuhan mau ngasih kalo lo nya aja belom bisa dipercaya karena tampang kumel lu gitu!" ucap Tiwi.

hmm, bener juga sih yang dibilang Tiwi. Udah saatnya gue ngurus diri.

"Kenapa, Tik? Kok diem aja? Tersentuh ya sama ucapan sahabat lo ini? Gila emang gua mah calon pengganti Mario Tegar," ucap Tiwi bangga.

"Iyadeh emang Tiwi Paraningsih itu cewek ababil paling bijak di dunia ini," ucap Tika sambil menoyor sahabat tersayangnya itu.

"DEMEN AMAT SIH LO NOYOR GUA?!" 

"Hehehheheheh"

------------------------------------------------------

lim x mendekati 3 x kuadrat ditambah 4 x ditambah 2...

Tika...

per 3x kuadrat dikurang 18x ditambah 9...

Tika.. Tika...

sama dengan sin phi per 3...

Tika......

"AAAAAAAAAAAK RESEEEE!!!!"

Satu kelas terlihat kaget, terutama Pak Jo yang sedang mengajar di kelas terganggu karena triakan salah satu murid tersebut. Semua mata pun tertuju kepada sumber triakan tersebut.

Eron membekap mulutnya menggunakan kedua tangannya menyadari dia teriak diluar kendali.

Bego gue bego begooooo!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang