Pertama

54 4 5
                                    

"YASMIN!" Teriak seseorang. Aku menoleh ke arah sumber suara. Orang tadi melambaikan tangannya kearahku. Aku berlari kearahnya dengan senyum lebar. "RA!" Aku memeluknya erat. Rara kemudian membalas pelukanku. "Gue gak nyangka lu bakalan pindah kesini, Yas." Ujarnya. "Iya. Gue juga gak nyangka bakal balik kesini lagi." Jawabku penuh bahagia. "Jadi lu ada di kelas mana?" Tanyanya. "Kemaren, kata Pak Beni gue ke kelas Jepang 2. Itu dimana ya?" Tanyaku kepada Rara. "Wuih. Lu masih sama ya. Jepang 2 itu kelas unggulan sih. Disana banyak cogan. Enak banget sih lu." Ujar Rara. "Udah lah Ra. Gausah omongin cowok." Aku mendesah pelan. "Iya iya. Gue ada di kelas Jepang 3. Kelas Jepang 2 ada disebelah kelas gue. Lu ngikut gue aja." Rara menggandeng tanganku. Kami berjalan melewati lapangan basket. "Ohayou Ra." Ujar seseorang. Kami menoleh kearah suara. "Ohayou." Sapa Rara balik. "Ini anak barunya?" Tanya orang itu. Rara mengangguk. "Hai'. Kore wa Yasmin-desu." Orang itu mengulurkan tangannya kearahku. Aku menerima ulurannya dengan senang hati. "Kamu dikelas mana?" Tanyanya. "Aku di kelas Jepang 2." Jawabku. "Ah, sou desuka. Hajimimashite. Watashi wa Levi-desu." Aku mengangguk. "Yoroshiku onegaishimasu Levi-san." Aku tersenyum. "Lu sama Levi aja ya Yas. Gue mau ke kamar mandi dulu. Lu sekelas kok sama dia." Aku mengangguk. Levi kemudian menggandeng tanganku. Gadis dengan rambut yang cokelat itu mengoceh panjang tentang sejarah kelasnya. "Jadi, kamu beruntug banget masuk ke kelas Jepang 2. Kelas unggulan diantara kelas internasional lainnya. Pasti iq mu diatas 145. Oiya, semoga kamu suka sama kelas nya." Aku mengangguk menanggapinya. "Oiya, batas sepatu sampai sini." Levi menghentikan langkahnya didepan garis. Ia melepas sepatunya kemudian membawanya. Aku juga melakukan hal yang sama. Setelah itu, kami menaiki sebuah tangga. Sesampainya di atas terdapat banyak loker yang berjajar. "Kamu udah dikasih kunci lokernya kan?" Aku mengangguk. Aku kemudian mengeluarkan kunci loker dari sakuku. Levi kemudian berjalan menuju jajaran loker berwarna hijau yang bertuliskan "Jepang 2". Ia berjalan menuju sebuah loker yang bertuliskan namanya. "Coba cari namamu." Aku kemudian berjalan menyusuri setiap loker yang ada. Hingga aku menemukan sebuah loker bertuliskan "Defra Yasmin T." Aku membuka lokerku. Aku kemudian memasukkan sepatuku dan mengambil sebuah sandal karet merah bertuliskan "DefraYasmin". Setelah selesai, aku mengunci lokerku lagi. Levi kemudian menarik tanganku menuju sebuah kelas. Ia menarik pintu kelas. Kemudian menggeretku masuk kelas.

Krik krik..

Seketika kelas yang awalnya terasa ramai tiba tiba menjadi hening. "Levi, kamu telat lagi." Ujar seorang wanita paruh baya. "Sumimasen miss. Ini saya bawa murid baru." Levi kemudian membungkukkan badannya. "Silahkan duduk." Ujar wanita itu kepada Levi. "Kamu boleh memperkenalkan diri." Ujar guru itu. Aku mengangguk. "Ohayou. Hajimimashite. Watashi wa Defra Yasmin Tereshkova-desu. Yoroshiku onegaishimasu. Arigatou gozaishimasu." Aku kemudian membungkukkan badan. "Defra, kamu bisa duduk di bangku kosong di sebelah Airin." Ujar guru itu. "Airin acungkan tanganmu." Kemudian, seorang gadis bernama Airin mengacungkan tangannya. "Silahkan Defra." Aku mengangguk kemudian berjalan kearah bangku yang dimaksud. "Hai, aku Airin." Dia mengulurkan tangannya. Aku menerimanya. "Defra bisa, Yasmin bisa." Ujarku. Gadis itu mengangguk. Aku kemudian mengeluarkan bukuku dan menyimak pelajaran kembali.

Kring.. Kring..

Bel istirahat datang.

"Yasmin!" Ada suara berat yang tertangkap indraku. "Hai, Lan." Aku menjawab dengan ramah. Tangan besarnya memegang kedua tanganku. "Pagi, Putri cantikku."

Idihh.. amit amit..
Anak siapa ini-,-

"Gausah geje plis." Aku menghela nafas. Alan adalah teman SMPku. Kita selalu sekelas. "Ayo kekantin." Ujarnya sambil memegang bahuku. "Lu beruntung banget sih. Komplek kelas Jepang selantai sama kantin. Enak amat." Katanya. "Ya, kan emang sesuai sama amal dan perbuatan Lan." Jawabku sambil nyengir. Alan berdecih menanggapi ucapanku. Setelah melewati kelas Jepang 1 - 5. Terlihatlah kantin yang berada di dekat kelas Jepang 5. Aku dan Alan memasuki kantin. Kami menjadi pusat perhatian di kantin. Tapi aku hanya cuek menanggapinya. Tiba tiba, ada seseorang yang menepuk pundak Alan. "Woy Lan, pacarlu ya?" Katanya. "AMIT AMIT!" Aku langsung menjauh 1 meter dari Alan. "Apa sih mas? Ganggu aja lu." Kata Alan. 'Mas?' Batinku. "Jadi, ini Defra Yasmin, kelas Jepang 2." Kata Alan. Aku mengulurkan tanganku. "Gue Rifan kelas Amerika 3. Bisa dipanggil Tyo kalo lu mau, dek." Katanya seraya menerima uluran tanganku. "Dek? Lu pikir gue adek lu apa." Ujarku. "Anak baru, nyolot amat sih lu." Kata nya. "Iya mas. Maaf." Ujarku dengan ketus. "Nah gitu dong." Ujarnya sambil menepuk ujung kepalaku kemudian ia pergi. "Inget Mbak Nina, Yas?" Tanya Alan. Aku mengangguk. "Inget lah. Kemaren gue habis ketemu." Kataku. "Itu tuh, orang yang dulu pernah naksir Mbak Nina." Kata Alan. "Eehh? Pantesan kok kek tau namanya." Jawab ku. 'Lumayan sih.' Batinku. Aku hanya cengengesan. "Eh, gue duduk sini aja. Gue pesenin mie ayam sama green tea blend ya." Ujarku. "Ok." Alan segera pergi meninggalkanku. Setelah Alan pergi. Aku memutuskan mengecek handphoneku.
Plak.
Tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundakku. "Sendirian aja." Ujarnya. "Hai Cind. Lama gak ketemu." Ujarku. "Iya sih. Kelas lu jauh. Btw, kelas gue ada di komplek eropa, German 1." Ujarnya. "Jauh tuh." Kataku. "Yaiyalah. Sekali kali maen lah." Aku mengangguk. "Udah ya. Gue mau kekelas dulu." Cindy berlari pergi seraya melambaikan tangannya. Aku hanya tersenyum seraya membalas lambaiannya. Setelah Cindy pergi aku hanya termenung dalam lamunanku. Entahlah, kepalaku terasa sangat sakit. "Nih." Tiba tiba Alan menyodorkanku satu cup green tea blend dan semangkuk mie ayam. Aku segera terbuyar dari lamunanku. "Makasih." Ujarku. Aku segera menyantap mie ayam yang ada dihadapanku. Perutku lapar sekali. "Semuanya gue yang traktir." Kata Alan. "Alah. Palingan lu minta gantian traktir." Ujarku. Alan hanya cengengesan. Aku memutar mataku. "Lan, gue balik dulu." Aku segera keluar kantin dengan membawa greentea ku. Entah kenapa, kepalaku semakin pusing. Bertambah pusing.
Dan aku..

Semuanya menghitam. Ah..

Brak.

Halo gaes. Makasih ya buat yang udah baca. Ini cerita pertamaku^^ pasti masih banyak kesalahan. Maaf kalo ada kesamaan ide, nama, tokoh, atau apalah. Kritik, saran, dan komentar diperlukan untuk pemula seperti saya^^

Arigatou gozaimasu~

At First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang