Chapter 1

4.8K 154 5
                                    


"Eungh" luhan terbangun akibat sinar dari celah jendela yang masuk ke dalam kamarnya. matanya masih sayup-sayup, maklum saja luhan baru bisa tidur lewat dari tengah malam sehabis pesta pengagkatannya menjadi dokter tetap.

Luhan menyibak selimutnya, ia harus pergi kerumah sakit untuk bekerja. Baru kemarin ia di angkat menjadi dokter tetap, tidak spantasnya ia datang terlambat hari ini. Luhan memandang meja di samping tempat tidurnya lalu tersenyum senang, bukan mejanya yang membuat dia tersenyum malainkan sebuah foto yang sengaja dibingkai yang terletak diatas meja. Ia meraih foto itu, tampak ia bersama dengan orang yang akhir-akhir ini selalu mengisi hidupnya tengah saling memandang dan saling tersenyum, ini adalah foto kencan pertamannya.

Luhan turun dari tempat tidur dan langsung melesat ke kamar mandi. Ia berada dibawah pancuran air. Ketika percikan air menyentuh tubuhnya ia merasa lebih segar dari sebelumnya.

Tak lama pintu kamar mandi terbuka, luhan keluar dengan rambut basah khas orang sehabis keramas serta jubah mandi yang menutup sempurna tubuhnya. Ia berjalan menuju meja rias yang di atasnya terdapat sederetan make up yang di pakai luhan untuk menujang penampilannya. Luhan meraih hair dryer lalu di arahkan ke rambut panjangnya agar cepat kering. Ia mengganti bajunya dengan baju yang biasa dipakainya untuk bekerja.

Pukul sembilan lebih lima belas menit.
Luhan memoleskan lipstick dengan warna yang tidak terlalu mencolok dan sekaligus melihat cermin untuk memastikan penampilannya sudah sempurna. Tanpa buang waktu segera di sambarnya tas hitam dan ponsel yang tergeletak di atas meja, diselipkan kakinya ke dalam sepasang wadges berwarna hitam lalu berjalan keluar apartement menuju basemant.

Luhan berjalan dilorong apartement lantai 7. Luhan memasuki lift dan menekan tombol "1". Lift ingin tertutup tapi ia melihat seseorang berlari sambil melambai lambai dengan wajah lelah. Luhan menekan tombol agar lift terbuka lagi dan membiarkan seorang lelaki masuk ke dalam lift.

"Uhh terimakasih" ucapnya masih dengan nafas tersenggal

Luhan tersenyum manis "sama-sama. Kenapa kau sepertinya terburu-buru?"

Lelaki itu menengok ke arah luhan dan tiba-tiba menyodorkan tangan
"Kris" katanya.

Luhan juga menyodorkan tangannya untuk menjabat kris "Luhan"

"Aku ingin meeting pagi ini tapi aku bangun kesiangan. Betapa cerobohnya aku" kris mengomeli dirinya sendiri dan membuat luhan terkekeh pelan.

TING !!

Pintu lift terbuka. Luhan dan Kris keluar "luhan ssi aku duluan" katanya berlari sambil melambai  ke arah luhan

"Sampai jumpa" luhan membalas dengan melambaikan tangannya juga sambil tertawa pelan melihat tingkah kris.

Setelah sampai di basemant, luhan segera masuk ke dalam mobil audi warna putih miliknya. Luhan memacu mobilnya dengan kecepatan stabil di tengah keramaian kota seoul. Ia harus segera sampai ke rumah sakit sekarang sebelum mendengar minseok eonni mengomelinya.

Luhan memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobil. Ia segera masuk ke dalam rumah sakit dengan tersenyum. Benar saja, baru saja luhan menginjakkan kakinya di rumah sakit minseok eonni sudah berceloteh.

"Luhan ssi kemana saja kau? Ini jam berapa?pasienmu sudah menunggumu dari tadi"omel minseok atasan luhan dan juga dokter kepala

"Mian minseok eonni aku telat"

"Yasudah cepat ke ruanganmu dan urus pasien-pasienmu, aku pusing mengurusnya" minseok berjalan melewati luhan dan sambil marah-marah sendiri.

Luhan segera ke ruangannya dan memakai baju dokter kebanggaannya. Ia mulai memeriksa pasiennya satu persatu.

HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang