Chapter 7 : Masih di Okinawa

2.4K 84 17
                                    

Pagi ini Sehun ingin meminta maaf kepada Luhan. Rencananya ia akan mengajak Luhan sarapan pagi di cafetaria depan hotel. Pagi-pagi sekali Sehun pergi untuk menjalankan rencananya. Ia memesan tempat dicafe tersebut dan juga ia mempersiapkan kue dan bunga sebagai permintaan maafnya kepada Luhan. Lalu, ia menulis surat untuk Luhan, surat itu ia taruh di samping kasur saat Luhan berada di toilet.

Sehun menunggu Luhan di cafe itu dengan santai. Ia terlihat tengah memainkan sebuah kotak perhiasan yang di dalamnya terdapat kalung warna silver berliontin berlian biru yang sangat cantik dipandang mata.

"Sehunnie?!" Panggil seseorang dari a belakang Sehun

Sehun menoleh dan mendapati Yoona yang berjalan kearahnya. Untuk apa dia kemari, apa yang dia inginkan aku tak mengerti keinginannya, pikir Sehun

"Yoona apa yang kau lakukan disini dan dimana N?" Tanya Sehun to the point

Tiba-tiba Yoona langsung memeluk Sehun tanpa alasan yang jelas. Sehun tak mengerti apa yang terjadi dengan wanita ini. Tetapi sesegera mungkin Sehun melepaskan pelukan Yoona. Ketika ia melepas pelukan Yoona tersebut, ia melihat keluar jendela cafe. Tampak Luhan yang sedang berlari sambil menangis.

"Mungkinkah Luhan melihat Yoona memelukku tadi. Kalau itu yang membuat Luhan menangis aku akan merasa sangat bersalah" katanya dalam hati

Tanpa pikir panjang Sehun segera berlari keluar cafe dengan tergesa-gesa. Ia tak menghiraukan teriakan Yoona yang terus memanggil namanya. Yang ia pikirkan hanya satu, Ia ingin menyusul Luhan dan menjelaskan semuanya pada Luhan.

Sementara Yoona ia tersenyum bahagia. Sebenarnya tadi ia memeluk Sehun agar membuat Luhan cemburu, ia sudah melihat Luhan dari kejauhan.

Yoona duduk di tempat yang diduduki Sehun tadi. Ia melihat ada kue, bunga dan kotak perhiasan. Yoona mengambil kotak perhiasan itu dan membukanya.

"Wow kalung berlian" gumam Yoona

"Sebaiknya kalung secantik ini itu dipakai olehku, bukan untuk di berikan kepada yeoja tak berguna seperti Luhan" oceh Yoona tak henti-henti

Ia memakai kalung itu di lehernya. Ia tak memperdulikan orang yang harusnya mendapatkan kalung ini. Toh ia sangat senang memakai kalung ini. Yoona mulai memakan kue yang Sehun pesan. Ketika ia sedang makan kue tersebut, ia membelalakan matanya. Ia seperti teringat akan sesuatu.
Yoona mangambil ponselnya dan mulai menelepon seseorang

"Yeoboseo" ucap Yoona

"     "

"Aku sudah berhasil membuat Luhan cemburu, sekarang lakukan bagianmu" ujar Yoona langsung menutup ponselnya

Yoona memakan kembali kuenya. Ia tersenyum penuh kebahagiaan. "Sehun dan Luhan aku akan membuat bulan madu kalian berantakan" pikirnya sambil menyeringai jahat

-HunHan-

Luhan masih terisak dibawah sebuah pohon. Ia sekarang tengah berada di taman. Sudah hampir belasan menit ia menangis, langit pun mulai berubah warna menjadi abu-abu gelap, petir pun mulai mengeluarkan suaranya. Sepertinya akan turun hujan, pikir Luhan.

Tes..tes..

Setetes demi setetes air hujan mulai membasahi baju Luhan. Tetapi ia tidak memperdulikannya ia terus saja terisak. Hatinya begitu hancur dan sakit melihat Sehun tadi. Hujan mulai lebat, Luhan masih saja tak bergeming dari tempatnya. Bajunya sudah basah kuyup.

Tetapi, sesaat kemudian tubuhnya tertutup oleh sesuatu yang menghalangi air hujan turun. Luhan mengadahkan kepalanya, ada payung yang dibawakan sesorang untuknya.

HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang