Four

15 0 0
                                    

"Oti,are you ok?",perlahan dapat kurasakan tangan kokoh Alex mengusap pelan jemariku.

"Ah,emm kenapa kak? Tadi kakak ngomong apa? Maaf,oti ga fokus hehe." Bisa kulihat dari matanya ada tatapan khawatir terhadapku dan saat jemari kak Alex terus memberikan sentuhan lembutnya,aku merasa tenang.

"Aku beneran gapapa,kak. Yuk kita makan. Kayaknya karna laper aku jadi ga fokus deh." Ucapku terkekeh.

Kami berdua makan sambil sesekali bercanda disela-sela obrolan kami. Dari obrolan itu baru ku tahu kalau kak Alex adalah seorang anak broken home. Ayahnya pergi meninggalkannya,mamanya dan juga kakak perempuannya saat kak Alex masih kecil. Aku tak tahu apa penyebabnya karna kak Alex terlihat menahan emosinya saat menceritakannya padaku. Suasana sempat hening namun tiba-tiba saja kak Alex mengajakku berkeliling pantai.

"Oti,jangan terlalu jauh nanti baju kamu basah."
Aku hanya mengiyakan dan merentangkan tanganku sambil menghirup udara pantai yang sangat aku rindukan.

Aku sangat kaget saat kak Alex memelukku dari belakang.

"Eh,kak..."

"Sebentar aja ti. Biarin 5 menit aja kayak gini." Ucap kak Alex. Aku terdiam karna jantungku mendadak berdegup sangat kencang. Saking kencangnya,aku sampai takut kak Alex bisa mendengarnya. Kak Alex memelukku semakin erat,untuk beberapa saat aku bisa merasakan detak jantung kak Alex yang juga berdegup kencang sebelum akhirnya dia melepaskan pelukannya.

"Mau ku antar pulang sekarang? Hari udah mulai gelap juga." Tanya kak Alex.

"Iya kak." Lagi-lagi kak Alex menggenggam tanganku sepanjang jalan menuju parkiran. Selama perjalanan ke apartemenku,kami tidak banyak bicara. Hingga sampai di apartemenpun kami tetap saling diam.

"Mampir dulu yuk kak." Ajakku.

"Makasih,ti. Tapi aku langsung aja deh soalnya nanti maleman mau ada futsal sama anak-anak. Mungkin lain kali. Gapapa kan?" Jawab kak Alex tersenyum.

"Gapapa kok kak. Makasih ya kak udah ngajak oti ke pantai sama makan seafood,lain kali aku yang bakal nraktir kakak. Okey?", kak Alex tertawa ringan dan mengelus kepala ku lembut. Sangat lembut seakan takut karna aku sangat rapuh.
"Mandi terus istirahat,ya. Nanti malam aku hubungin kamu lagi. Bye oti,see you tomorrow." Ujar kak Alex sebelum dia pergi meninggalkanku didepan kamar.

Sepeninggal kak Alex,aku langsung masuk dan menghempaskan tubuhku ke sofa. Dengan malas ku raih hp yang ada di dalam tas dan mencoba menghubungi kak Dila tapi tidak tersambung.

Hari ini melelahkan,tapi aku senang sekali. Ah kak Alex....kenapa aku terus memikirkannya. Semakin kesini dia semakin membuatku merasa istimewa. Ah tidak tidak. Mana mungkin dia menyukaiku. Tapi.....mungkin saja,kan? Batinku.

Author pov

Oti melangkah menuju kamar mandi dengan enggan. Berharap mandi dengan air hangat bisa membantu menghilangkan lelahnya. Cukup lama Oti menghabiskan waktu untuk ritual menyenangkannya itu. Setelah mandi dan berpakaian piyama tipis berbahan sutra,Oti membuat minuman coklat hangat dan menikmatinya sambil belajar.

Line!!!
Line!!!

Dengan cepat Oti mengambil hp yang ada di atas meja. Mengerutkan kening selama beberapa saat dan melihat ke arah jam. Pukul 22.30. Siapa yang mengirim line selarut ini?

Oti membuka line yang baru masuk di hpnya.

Alexander.robert
Hai Oti,apa kamu sudah tidur?
Aku baru aja sampai lapangan futsal. Maaf baru ngehubungin,tadi hp ku mati. Oiya,terimakasih udah mau nerima ajakanku tadi sore ya. Selamat istirahat,Oti. Goodnight princess♥

DEG!
"Ya Tuhan,kenapa membaca pesan dari kak Alex saja sudah membuatku seperti ini? Eh tunggu....dia memberiku emot 'love' ya Tuhan." Oti mengucek-ngucek matanya beberapa kali untuk memastikan yang ia lihat di pesan line nya tidak salah. Setelah dirasa itu nyata,Oti langsung membalas pesan dari kak Alex.

VictoryOti
Hai kak,aku blm tidur. Aku lagi belajar nih.
Harusnya aku yang bilang makasih ke kak Alex hehe. Semangat futsalnya ya kak!

Hanya beberapa detik setelah terkirim,chatnya langsung di read dan dibalas Alex.

Alexander.robert
Eh aku kira udah tidur hehe. Rajin banget sih ti. Yaudah aku futsal dulu ya,kamu jangan tidur malem-malem. Bye,princess.

Oti tak mampu menyembunyikan senyumnya karna pesan terakhir malam itu dari Alex. Setelah membereskan buku-bukunya,Oti tak sengaja menyenggol bingkai foto yang berisi foto dirinya dan seorang laki-laki saat mereka berumur 8 tahun. Oti meraih benda itu dan mengelusnya pelan.

"Hai Darren,sorry gue hampir aja bikin bingkai ini jatoh dan pecah,hehe. Darren,maaf juga ya gue blm sempet cerita apapun sm lo soal kegiatan sehari-hari gue akhir-akhir ini. Tapi gue bakal cerita ke lo sekarang,lo ga marah kan?",Oti menghela nafasnya dengan berat dan melanjutkan.

"Gue lagi deket sm senior di sekolah,dia temennya kak Nico namanya Alex. Dia baik banget sama gue,ren. Dia perhatian,lembut,baik dan gatau kenapa sejak dia ajak gue ke pantai gue selalu deg-deg an deket dia. Deg-deg annya sama persis kayak waktu dulu gue deket sama lo,Darren." Oti terdiam sejenak dan menerawang.

"Apa ini tandanya gue suka sama kak Alex,ya Darren? Tapi...itu berarti gue udah bisa move on dari lo dong yah?", Oti tersadar dan tersenyum memandang foto yang dipegangnya.

"Ga. Gue ga mungkin bisa move on dari lo,ren. Ga mungkin. Lo yang pertama dan lo berarti buat gue. Tapi kenapa lo ninggalin gue,Darren? Apa gue ga penting buat lo ya?",tanpa sadar air mata menetes di pelupuk mata Oti yang selalu ia tahan saat mengingat kenangan indah masa kecilnya dengan anak laki-laki kecil bernama Darren.

"Darren,sekarang lo dimana? Apa lo baik-baik aja? Lo masih inget gue ga,ren? Gue kangen lo,Darren... Dari dulu sampai sekarang perasaan gue ga berubah walaupun mereka semua ngira kalo perasaan gue ke lo dulu cuma cinta monyet,tapi gue yakin itu ga cuma sekedar cinta masa kecil."

Oti memejamkan matanya,menahan kepedihan dihatinya saat mengingat kenangannya. Semua kenangan bersama Darren,cinta pertamanya.

Destiny Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang