17

3.1K 141 0
                                    

Namun aku tiba-tiba saja terkejut karena pandangan ku beralih ke sebelah kiri ku..

Mata ku tiba-tiba saja sudah menoleh ke arah kiri. Aku kini menatap mobil hitam di sebelah kiri ku.

Tubuh ku mendadak kaku seketika.
tangan ku meremas baju bagian bawah ku. Mata ku memanas.
Pikiran ku kini sudah kemana-mana dan tak karuan.

Sekuat tenaga, ku tepis pikiran burukku itu. Lalu ku coba mengatur napas ku. Kemudian berjalan pelan dan aku mendekati mobil Avanza hitam itu .

Aku tak begitu yakin, bahwa mobil itu yang kemarin menabrakku.
Karena aku tak punya bukti apa pun.
Yang aku ingat adalah mobil avanza hitam Saja.

Aku mendekat ke arah depan mobil itu. Dan memperhatikannya dengan cermat.
Dan,
Yap!
Tepat seperti dugaanku.

Ada goresan dan baretan di sebelah kiri depan mobil itu. Aku pun menatap nya tak percaya.
Beribu-ribu pertanyaan pun mulai terlintas di pikiran ku.

Mungkinkah itu?
Benarkah dia orangnya?

Akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke kelas, karena aku sadar, sebentar lagi masuk kelas .
Aku tak ingin telat masuk hanya karena permasalahan seperti ini.
Apalagi aku belum mempunyai bukti yang cukup kuat untuk menduga siapa pelaku tersebut.

Dan kelas pun dimulai seperti biasanya.

Seusai kelas, aku pun mencoba untuk berbicara terhadap teman-teman ku itu.

Namun tiba-tiba Ira membuka mulut nya terlebih dahulu padaku.
"Fik, kamu gapapa kan?", tanya nya sedikit cemas. "Aku denger kemarin kamu kecelakaan.".

Giselle pun terkejut mendengar pernyataan dari Ira.
"Seriusan ra?", tanya nya pada Ira. Ira pun hanya mengangguk lalu kembali menatap ku.
"Kamu gapapa fik? Gak ada yang luka?", tanya Giselle yang kini benar-benar khawatir.

Aku hanya tersenyum mendengarnya.
"Iya, aku gapapa", jawab ku pelan.

Lalu Pricill juga mendekat ke arah ku.
"Kok bisa sih fik? Yaampun.".

Aku hanya menggeleng sambil tersenyum masam. Aku tidak tahu harus bercerita bagaimana, karena sejujurnya saja, aku tidak terlalu memikirkan bagaimana itu bisa terjadi.

Tapi yang kupikirkan ialah, mengapa itu terjadi kepadaku?
Apa sebenarnya motif si pelaku?
Apakah ia sengaja? Atau tidak disengaja?

Namun kupikir lagi , jika itu tidak disengaja, seharusnya si pelaku itu menolong ku dan Romy pada saat itu. Karena ku yakin, pasti ia merasa bersalah jika melakukan hal itu.

"Hanya motor ku yang rusak parah", kata ku berusaha untuk tetap tenang.

Lalu diam-diam kulirik Raisa dan Tiara. Mereka hanya acuh dan tak memperdulikan keadaan ku sekarang.
Kemudian mereka berjalan keluar kelas.

Iren kemudian memanggilku.
"Seriusan fik? Terus gimana motormu?", tanya nya sambil menghampiriku.

"Hmm, masih di bengkel, ren", jawab ku mendadak sedih mengingat keadaan motor ku yang rusak parah.

Mereka pun hanya menatap ku iba.

"Terus kamu naik apa fik ke kampus?", tanya Ira penasaran.

Aku pun tertawa kecil. "Hehe, pinjam mobil nya mamah", jawab ku akhirnya.

Mereka pun hanya ber-oh ria sambil mengangguk pelan.

Namun kemudian aku teringat akan sesuatu.
Aku pun segera membereskan meja ku dan memasukkan buku ku ke dalam tas.

Girl That Never WantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang