"Ken, what's up?" sapa beberapa teman Kenzo yang memang cukup sering nongkrong-nongkrong dengannya.
Kenzo berjalan mendekati mereka dan melakukan high five sebelum akhirnya duduk di antara Carlo dan kembarannya, Carla. Carlo mendesis pelan ketika kakiknya diinjak oleh Kenzo, si usil yang kerjaannya mengerjai orang-orang—bahkan temannya sendiri!
Selain predikat biang onar, Kenzo juga dapat satu lagi predikat; playboy. Dia hampir tidak pernah pacaran lebih dari dua minggu, dan jangan sekali-kali kalian tanya berapa banyak mantan pacar—atau mantan gebetan—yang pernah ia miliki, karena ia pun tidak ingat! Baginya, memiliki pacar layaknya memiliki mobil sport yang mewah, yang pada akhirnya hanya untuk dipamerkan pada orang-orang. Itu saja. Ia juga tidak terlalu suka komitmen, karena menurutnya ia masih terlalu muda untuk terikat dengan cewek manapun.
One night stand? Oh tidak, tentu tidak. Kenzo tidak akan melakukan aktifitas seksual dengan orang asing yang tidak ia ketahui riwayat dan gaya hidupnya. Ia tidak setolol itu untuk melakukan hubungan secara asal demi memuaskan nafsunya, ia bahkan tidak pernah melakukan hubungan itu ketika sedang mabuk—karena yah, where's the fun part?
"Gimana Ken hasil tamparan Kezia tadi siang? Enak?" tanya salah satu teman dekatnya, Marvel, sambil cekikikan.
"Elu sih, cari masalah sama dia!" Carlo menimpali sambil geleng-geleng kepala.
Kenzo hanya menjulurkan lidahnya sambil cengengesan, "Gue nggak sengaja, bro! Kebanyakan tadi malem, gue baru sadar pas ditampar."
Insiden itu membuat Kenzo terkekeh sendiri, bisa-bisanya ia ditampar oleh cewek macam Kezia! Bringas, angkuh, dan kerjaannya bikin cewek-cewek nangis! Mungkin kalau dibandingkan, rekor Kenzo membuat cewek-cewek nangis kalah telak dengan Kezia—karena astaga, omongan cewek itu benar-benar tidak disaring lebih dulu! Sudah banyak sekali cewek-cewek yang jadi korbannya.
"Anjrit! Selama nyetir ke sekolah otak lo ditinggal dimana Ken?" timpal yang lainnya sambil tertawa.
Kenzo sedang menghisap vape yang baru saja diisinya ketika ia melihat Kezia di seberang. Panjang umur! Baru aja diomongin, tau-tau cewek itu muncul di sana. Sebenarnya kalau dilihat-lihat, Kezia memiliki fitur-fitur yang sempurna bagi seorang cowok; badan bak gitar spanyol, wajah yang cantik dengan hidung yang mancung, bola mata coklat yang indah, serta bentuk rahang yang lancip. Tapi kecantikannya itu seolah-olah harta karun—untuk mendapatkannya perlu perjuangan yang keras, dan sejauh ini, belum ada yang berhasil mendapatkan 'harta karun' itu. Sesuatu yang selalu membuat Kenzo penasaran tiap kali melihat Kezia. Sulit sekali untuk mempercayai cewek seperti Kezia ternyata mampu menjaga dirinya dengan baik.
"Gue mau ganti velg VW Golf gue nih, udah agak retak," seru Carlo sambil meneguk minumannya.
"Velg apa? Racing?" tanya Kenzo, yang langsung dijawab dengan gelengan pelan Carlo.
"Gue pengen low-in lagi, nyari-nyari yang kuat dulu. Bengkel yang bagus dimana sih? Gue kapok ah sama bengkel langganan, kemaren mesin gue diotak-atik. Tau dia mana mesin yang impor, mana yang jelek!"
Marvel hanya bisa geleng-geleng kepala mendengarnya, "Kurang low apa lagi sih tuh mobil? Udah tinggal tiga jari doang."
"Dia mau mepet sama aspal, Marv!" timpal Kenzo sambil tertawa, "Mobil gue baru aja masuk bengkel tuh yang Audi, abis minta custom knalpot nggak ngerti ada masalah apa lagi. Nanti contact-nya gue kirim ke Line aja, Car."
"Jadi pada Sentul gak nih?" tanya Rino memotong pembicaraan, "Gue mau mulai naro dari sekarang."
Kenzo mendengus pelan mendengarnya. Ia muak dengan Rino dan segala omong kosongnya. Sementara teman-temannya yang lain asyik mengobrol tentang balapan yang akan diadakan akhir pekan ini di Sentul, Kenzo malah mengedarkan pandangannya ke sekeliling dengan bosan, mendapati beberapa pasangan yang sedang make out dengan begitu bergairahnya, ada juga kumpulan cewek-cewek yang kelihatannya masih hijau di dunia malam, lalu pandangannya terfokus pada Kezia yang kini sedang bersama seorang cowok yang kalau dilihat dari postur tubuhnya, sepertinya bukan salah satu murid Raffles International High. Orang itu lebih terlihat seperti... Om-om?
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker in Love (#1)
Teen FictionBagaimana jika dua biang onar di Raffles International High, sekolah yang notabene-nya paling elit seantero Jakarta, terpaksa harus menikah karena 'kecelakaan' yang tak terduga? [ cover by @hellamer ]