BAB II

161 10 0
                                    

Gua update nih... By the way please vote first yaa... Sumpah gua baru sadar selama ini gua sider dan rasanya kalo cerita yang kita bikin itu gak di vote agak sakit di batin....
Hahahaha
Tapi itu Hak kalian sih, vomment kalian bakal menentukan panjang pendek dan lanjut atau tidaknya cerita ini 😈😈😈😈

"kalo lo mau mati udah gak apa, tapi gua gak akan pernah maaf in elu... "
"asal lu tau, dunia ini bukan soal elu aja, lu punya temen yang bisa lu ajak cerita, lu punya gua.... "
" lu gak bisa putus asa gini aja... Hammish yang gua kenal gak kaya lo njing! Hammish yang gua kenal itu kuat, Hammish yang gua kenal...... "

Semburat jingga mulai berganti gelap, mengiringi Rizal yang seketika ambruk, pandangannya kabur, kemudian ia tak tau apa yang kemudian terjadi.

Hammish POV's

Gua cuma kesel, rasanya dunia gak adil banget sama gua, kenapa harus gua? Anjir... Gua pengen mati, gua gak pengen idup kalo kaya gini, tapi kalo gua mati gimana sama Rizal, gua doang yang dia punya, gua doang yang bisa dia andelin, cuma gua yang selalu bisa ada di samping dia, tapi mana suara dia? Perasaan dari tadi di teriakin gua

"Zal.. Sorry ya.. Gua gak maksud bikin lo khawatir... " akhirnya gua ngomong pas Rizal diem

" Gua bingung Zal, orang tua gua cerai, gua takut.. " Rizal masih diem dan gak ngomong apapun, dia gak ngedeket ke gua atau apapun

" Zal... Zal... Lu masih di situ? " gua coba manggil dia, dan dia masih diem, akhirnya gua noleh, sontak gua kaget waktu liat dia udah tidur di lantai atap sekolah, hari ini gua sial banget, ngerasa kaya orang bodoh, gua goyang-goyangin badannya si Rizal gak bangun juga, tanpa pikir panjang gua langsung bawa dia ke UKS.

Author's POV

Satu detik....
Satu menit....
Satu Jam....
Tak ada tanda Rizal bangun, Hammish sudah memberikan minyak angin di leher dan kening Rizal, namun dia tak juga bangun, hingga terbesit ide untuk memberi napas buatan seperti di film-film

Deg.... Deg........ Deg.....
Degg.. Degg... Deg.. Deg.. Deg...

Hammish gugup, saat ia meraba bibir sahabatnya itu, saat ia mendekatkan wajahnya, saat ia mencoba membuka mulut seorang Rizal Barmasta, dan saat dia akan memberikan udara melalui mulutnya, degup jantungnya tak karuhan, dia benar-benar dibuat bingung, bingung kenapa jantungnya berdetak keras? dan desir apa yang lewat di dadanya?

'cup huuuff' Hammish memejamkan mata, namun di saat yang bersamaan Rizal justru sebaliknya, ia membuka matanya sangat lebar, dan tentu Rizal terkejut akan apa yang di lihatnya, sejurus kemudian Hammish juga membuka mata dan mendelik tiba-tiba, ia melihat Rizal membuka matanya lebar saat bibir mereka masih bertautan, Hammish sontak memundurkan tubuhnya,

"sorry... gua kira lu belum siuman, ya udah deh gua kasih napas buatan... "

".................."

"........... "

"....... "

Hening

"Zal... Lu marah sama gua? Gua gak maksud nyipok elu kok Zal, sumpah"

Rizal masih tak bergeming

"tapi Zal, bibir lu manis.. "

Entah apa yang ada di pikiran Hammish kata-kata itu seketika keluar dari mulutnya, dan Rizal ia melotot antara bingung dan kaget dengan apa yang barusan terjadi dan apa yang baru saja di katakan orang yang selalu di anggap sahabat olehnya itu, sementara ketegangan masih menyelimuti Hammish karena tak sengaja melontarkan kata kata seperti tadi,

" Mish... Makasih.... "

" huuuuhhhh, gua kira elu marah, sukur deh... Eniwei sama-sama... "

" sorry ya, gua ngrepotin elu.. "

" nggak, lagian harusnya gua yang bilang gitu, lo pingsan gegara mau nolong gua... Maaf ya Zal... "

" iya... Gua juga... "

Biasa sebenarnya apa yang mereka bicarakan, namun entah seperti ada yang berbeda, ada sesuatu hal yang kini menyelimuti perasaan mereka berdua, namun mereka sendiri tak tahu itu apa.

Di sisi lain, sepasang mata dengan tajam memandang dua sahabat itu, tak ada yang sadar baik Hammish pun dengan Rizal, mereka justru disibukkan dengan perkecamukan batin masing-masing.

Gimana? Agak absurd emang, tapi di sini gua coba memunculkan peran baru, dan mungkin ini cerita gak nyampe 25 chap's karena gua bakal bikin langsung to the point, mungkin kalian bisa mulai nebak apa yang sebenarnya gua maksud di cerita ini...

Love

Fxlzrdy

HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang