Acara malam ini sungguh meriah. Mansion megah bercat coklat hitam itu dibanjiri para tamu undangan yang datang mengenakan pakaian formal.
Di dalam ruangan sudah dihias sebagus mungkin oleh para seni dan maid.
Berjejer rapi minuman dan makanan kecil .Di dekat tangga . Seorang Wanita paruh baya asyik mengobrolkan tema dan tujuan diadakannya malam ini.
Bersama seorang gadis cantik berambut blonde.
". Ah aku senang sekali akhirnya Sasu-chan akan bertunangan dengan Ino-chan " ,Mikoto terus saja sumringah senang. Ino ikut tersenyum walau sesekali ia melihat kearea sekeliling namun tidak menemukan Sasuke.
Padahal acara pertunangan mereka akan segera dilangsungkan.Melihat perubahan raut wajah Ino, Mikoto pun berhenti tersenyum. "Ada apa Ino-chan?" Mikoto berkata sangat lembut. Ino yang tersadar dari lamunan segera menggeleng.
"Tidak apa-apa kaa-san."
Mikoto tersenyum lembut. Ia mengelus pipi gadis itu.
Kini, ekor mata Ino terus menatap sosok Itachi yang pergi keluar rumah.
Buru-buru Ino pamit dan segera menyusul Itachi keluar.
Bagaimanapun juga Ino harus minta maaf.Sasuke berdiri angkuh menatap kolam ikan dihalaman rumah. Pandangannya masih kosong . Kedua tangannya mengepal erat. Sungguh, malam ini adalah malam dimana ia sudah diikat oleh Ino.
Jujur, sama sekali tidak ada perasaan suka pada gadis blonde yang tergila-gila padanya.
Gadis yang dengan tega mencampakan kakak sulung ."Kalau disini terus acara akan semakin lama. Masuklah dan temui Ino." ,Sasuke tidak perlu menoleh ia juga tahu siapa pemilik suara berat itu. Kakaknya, Itachi Uchiha.
Sasuke menyeringai sinis. "Aku cuma sebentar. Kau sendiri? Kenapa disini?" Tanya Sasuke balik. Itachi tidak menjawab. Ia memilih menatap hampa pancuran air kolam.
"Kau masih suka Ino.?"
Pertanyaan Sasuke membuat lidah Itachi mengkelu. Bagaimana bisa ucapan Sasuke mengenai sasaran.
Sasuke terdiam. Begitu pula Itachi.Keheningan yang tercipta membuat Itachi merasa gerah. "Aku bisa merelakannya. Demi otouto ku. ", terukir senyum pahit yang memaksa. Sasuke terkekeh pelan.
"Memangnya aku cinta? Jangan pesimis. Aku tidak menyukainya. Secuilpun dia bukan tipeku.!" Suara ketus dan dingin baru saja terlontar dari bibir Sasuke. Benar, pemuda itu tidak menyukai Ino .
Itachi tersenyum kecil ,"Sadarlah. Perkataanmu bisa jadi sebaliknya. Kau bisa saja tergila-gila dengannya. "Sasuke mengernyit , "Kheh! Aku bukan pria murahan yang terobsesi dengan wanita cantik. Sudahlah aku muak membahas gadis itu!"
Pernyataan terakhir, Sasuke berbalik dan pergi meninggalkan Itachi.Itachi tersenyum miris, "Bodoh ya. Kenapa hanya aku yang tergila-gila dengannya. "
Tak jauh dari arah mereka barusan berbicara. Seorang gadis mengenakan gaun Ungu menggigit bibir bawahnya. Ia bersembunyi dibalik tembok. Mendengarkan setiap ucapan dua Uchiha yang akhirnya berakhir. Sedikit air mata membasahi wajah mulus merona itu.
Ia tidak mau terisak. Apalagi sampai gemetar.
'Ita-kun'
.
.
.
.
.
.
.
.
Duduk disofa dengan sesekali menyeruput teh hijau . Nenek Chiyo melirik cucunya yang sedang menatapnya pula.
Kemudian ia tersenyum tatkala melihat digenggaman cucunya ada sebuah lembaran.
"Apa benar aku masuk sekolah ini?" Tanya Hinata .
Dijawab dengan anggukan pelan oleh Nenek Chiyo. Hinata menatap lembaran formulir sekolah itu dengan datar. Setelah puas, segera diletakkan lembaran itu di atas meja.
"Sekolah ini memiliki sistem lengkap untuk menjaga siswa siswi menjadi pembully. Disana sekolahnya nyaman dan kau mampu beradaptasi. Bagaimana juga di sini jauh lebih menyenangkan dari pada di London."
Hinata menghela nafas , "Bagiku sama saja. Melihat para manusia sama saja membuatku muak!" . Jawab Hinata lantang.
Nenek Chiyo tersenyum kecil, "Memangnya kau siapa kalau bukan manusia? Zombie?" Ledeknya . Hinata merasa tidak bisa menahan rasa untuk tersenyum.
Hinata tersenyum juga. Tadinya wajahnya akan datar seperti tembok. Berkat nenek Chiyo Hinata bisa menjadi pribadi yang hangat sekaligus dingim secara bersamaan.
Tanpa sadar Hinata mencondongkan tubuhnya kearah Nenek. Memeluk erat sang Nenek sambil berbisik pelan.
"Aku suka sekolahnya Obaa-san. Arigataou."
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Is Shining
FanficTidak ada manusia di zaman modern yang mempercayai adanya kutukan. Namun, tahukah kamu jika Kutukan seorang iblis menimpa salah satu manusia suci. Dari kutukan binasa itu. Kehidupannya terusik, tersisih bahkan di buang. Kekejaman menelan terang seh...