Accident!

4 1 0
                                    

Anjani POV

Aku berjalan cepat melewati koridor penuh sesak, aku meringis saat bahuku menabrak banyak orang yang berkumpul dimading, aku menoleh saat tak sengaja aku melihat pengumuman pemberitahuan ekskul sekolah yang mengadakan pencarian anggota baru, aku memutuskan untuk menerobos pelan-pelan kearah depan mading, aku memperhatikan banyak ekskul didepanku, aku tersenyum saat menemukan sesuatu yang menarik minatku, aku cepat-cepat keluar dan menghela nafa lega, setelahnya aku cepat-cepat berlari keruang kelas, sesuai tujuan awal, jam pertama diisi pelajaran fisika dengan guru super sensitif, jadi aku tidak boleh terlambat.

--
Sepulang sekolah aku putuskan untuk mengikuti club musik, komunitas anaknya cewek, dan itu asik banget, semua anggota baru berkumpul diaula sekolah, senior datang terlambat, dan semua sudah biasa, aku putuskan untuk menunggu dibangku dekat pilar, aula ini biasa digunakan untuk latihan anak dance , jadi kami para anggota musik harus rela berbagi tempat.

Beberapa menit kemudian anggota senior masuk lewat pintu belakang, setelah berdiri ditengah aula, semua anggota baru diberi arahan juga perkenalan, hampir semuanya ramah kecuali satu orang wanita berambut panjang yang berdiri diujung barisan yang asik mengobrol dengan salah satu anak dance, dari wajahnya aku tahu kalau anak dance itu yang mengotori seragamku kemarin, aku berhenti memperhatikan mereka saat anak dance itu menatapku sengit, aku tersenyum tak enak hati sambil mengaruk tengkukku, aku bersyukur saat ada seorang seorang senior yang bertanya padaku.

Aku menghela nafas dan kembali menjawab satu persatu pertanyaan seniorku.

--
Setelah agak lama, barisan yang dibentuk anak seni musik dibubarkan, aku balas tersenyum dan menjabat tangan para junior sepertiku saat mereka pamit pulang, semuanya adalah bentuk perkenalan yang biasa dilakukan di club ini.

Aku berjalan cepat meninggalkan rombongan, hari ini aku aku mampir sebentar untuk membeli buku disebrang sekolah, aku tak punya cukup waktu setelahnya, karena 3 hari kedepan club musik mengadakan pertemuan rutin untuk menjalin kebersamaan.

Didekat gerbang aku dapat melihat perkumpulan anak dance sekolahku, termasuk juga anak yang mengotori seragamku kemarin, dia asik pada rombongannya sehingga tidak akan sadar keberadaanku, cepat-cepat aku melangkah sebelum dia melihatku, entah kenapa , tapi anak itu selalu membuatku jengah dan malas ikut campur pada segala sesuatu tentangnya, Sampai ditoko itu aku membeli beberapa buku latihan khusus IPA, dan juga sebuah novel untuk menemani malamku.

Selepas membayar, aku berjalan keluar dari toko itu dan bersiap menyebrang, aku berjalan cepat dan tak memperhatikan sekitar hingga sesuatu menabrak tubuhku hingga tergeletak dan kesakitan... Sampai semua menjadi gelap tak bercahaya.
Tapi sebelumnya dapat aku lihat mobil itu menabrak pohon dipinggir jalan dan hancur.
Semua terjadi begitu saja.

--
Author POV

RS. SuryaNara, 18-07-2015, 15:39 R. UGD.

Anjani dan shilla dua wanita dengan sifat juga kepribadian berbeda, sekarang bersama-sama memperjuangkan nyawa karena kecelakaan siang tadi, semua terjadi begitu saja.

Ruang UGD itu penuh sesak dengan peralatan medis untuk menyelamatkan nyawa mereka.

Diluar ruangan Tuan besar alexander ditemani istrinya Ajeng, juga pak Galih dan ibu Astri semua menunggu dengan kecemasan yang melanda mereka, hanya satu orang yang duduk dengan mengenggam kedua tangannya, kepanikan justru ia redam dan tak terlihat kecemasan dari wajahnya, Rama.

Dokter keluar dari ruang UGD dan memberi tahukan keadaan rumit, golongan dari yang berasal dari Anjani juga Shilla memiliki golongan yang berbeda, dokter membutuh donor darah cepat.

Suasana menjadi ricuh dan berisik para ayah siap mendonorkan dan tes darah.

Agak lama mereka menunggu dan semua terkejut.

'Kenapa bisa terjadi?', fikir ajeng yang sudah limbung, ia terduduk dibangku khusus depan ruang inap tempat kedua gadis yang salah takdir itu, ia menangis keras sekali, Alex pun masih tidak percaya, bagaimana bisa golongan darahnya sama dengan gadis lain dan gadis itu bukan putri kandungnya, ia memegang pundak istrinya lalu memeluknya pelan, sama halnya astri dan galih keduanya merasa sangat terkejut, 'harusnya tidak begini, putriku tidak mungkin tertukar?', batin galih bersuara, ia menenangkan Astri yang sedari tadi syok dan hampir pingsan, semua orang bingung dan Rama masih dengan posisi yang sama, tapi fikirannya berkecamuk, ia tidak habis fikir,

"Pak galih sepertinya kita harus bicara," Alex mengeluarkan suara tegas, lalu kedua bapak-bapak itu pergi meninggalkan ruangan pengap itu, saat dirasa sudah jauh, alex mulai bersuara kembali,"pak galih saya rasa... Tidak mungkin keduanya tertukar,"alex menghembuskan nafas beratnya,"rumah sakit itu harus kita selidiki, kedua anak itu bisa syok nantinya, keduanya membuat saya binggung, anak saya yang mana sebenarnya," air matanya menggenang, cepat-cepat ia hapus, ia memegang pundak galih meminta jawaban, ia merasa hatinya hancur saat tau anak yang selama ini ia rawat bukanlah anaknya.

"Saya benar-benar tidak tau pak alex, saya juga merasa demikian, anak saya... Mana mungkin bisa," galih meluruh, tubuhnya menyender ditembok, hatinya hancur begitu saja.

"Kita harus mengadakan pertemuan setelah putri kita sembuh, semuanya harus diputuskan, saya benar-benar tidak perduli apa keputusannya nanti, yang saya mau putri kandung saya harus bersama saya, saya benar-benar menginginkan putri pewaris saya, kesayangan saya," alex berkata tegas, ia menatap galih dengan pandangan melecehkan,"kalau perlu saya akan rawat keduanya, tidak perduli siapapun shilla, dia tetap akan saya rawat," setelah mengatakan itu, alex melangkah cepat meninggalkan galih yang tertegun,'saya akan kehilangan putri'...setelahnya ia menitikan air mata, 'kenapa bisa terjadi, kekuasaan seperti apa ini, kenapa harus keluarga saya, saya tidak punya apa-apa tuhan,' ia benar-benar terluka, ayah macam apa ia.

Alex tidak berniat seperti itu, hanya saja ia sangat mencintai keluarganya, ia tidak akan bisa kehilangan orang yang sudah ia kenal sebagai putrinya,'saya yakin tidak bisa kehilangan salah satu dari mereka, walau jahat saya akan pertahankan keduanya, walaupun harus menggunakan kekuasaan yang selama inipun tak pernah saya umbar, saya akan lakukan demi keduanya'.

--

Salam,
Author

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Rain Knew YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang