Chapter 1

40 7 0
                                    

Suasana gelap dan sunyi kini sudah menyelimuti bumi. Tidak ada bulan dan pasukan bintang diatas sana, hanya ada awan gelap yang mungkin beberapa saat lagi akan menumpahkan butiran-butiran bening yang biasa disebut hujan itu.

Gadis itu termenung, seusai belajar untuk persiapan Ujian Nasional beberapa bulan lagi. Gadis itu kini berdiri didepan balkon kamarnya, menyapa angin dan kesunyian yang diciptakan oleh malam ini. Wajah gadis itu menengadah keatas, matanya yang indah menyapa gelapnya awan diatas sana, rambutnya yang dibiarkan tergerai terlihat bergoyang akibat angin yang menyentuhnya. Ia mulai merasakan hawa dingin menusuk kulitnya, ia sedikit menggigil hingga akhirnya memutuskan untuk segera masuk dan mengunci pintu kamar yang menghubungkannya dengan balkon tersebut.

Natasha, gadis itu bernama Natasha. Natasha mengambil ponsel nya yang dibiarkan tergeletak diatas nakas putih disamping ranjangnya. Ia hanya ingin mengecek beberapa Notifications dari beberapa Account Social Media pribadinya.

From: Tiara

Nat, buku Biologi gue ada di elo ya? Periksa gih, ada gak? Soalnya di gue gak ada nih.

Natasha bergeming kelihatan sedang mengingat-ngingat satu hal, beberapa hari lalu gadis itu memang meminjam buku Biologi milik sahabat nya-Tiara. Tapi, dimana ia menyimpan buku itu ya?

Natasha melempar ponsel nya tepat kearah tempat tidurnya yang empuk, gadis itu bergegas mencari buku biologi milik Tiara. Seingatnya buku itu ada didalam laci meja belajarnya dan benar saja buku bersampul cokelat itu memang ada disana. Eh tapi ...

Lo segalanya buat gue, cuma lo yang bisa naklukin dinginnya hati gue. Lo yang bisa buat gue ketawa, lo yang bisa buat hari-hari gue berwarna, terimakasih buat segalanya, Ren. Gue cinta sama lo..

19 Desember 2013

Natasha kembali bergeming, tangannya mulai meraba dan membalikan kertas putih yang ada dilaci tersebut. Sekarang, ia bisa melihat itu adalah foto nya dengan Rendy beberapa tahun lalu, saat sekolah mengadakan Study Tour. Difoto itu terlihat Rendy yang mengenakan sweeter biru sedangkan Natasha mengenakan sweeter merah muda, mereka sama-sama tersenyum terlihat sangat gembira ditambah dengan backround gunung yang menjulang serta kebun-kebun subur disekelilingnya membuat foto itu seakan terlihat sempurna.

"Eh?" Natasha tidak sengaja menjatuhkan foto tersebut, lalu sangat ia mulai ingin mengambilnya terdengar ponsel nya berdering menandakan telephone masuk.

____________________________________

Pagi ini semua murid SMA Garuda Bangsa terlihat begitu ceria, mungkin karena guru ada rapat dadakan jadi mereka akan bebas dari kegiatan belajar mengajar. Banyak siswa-siswi yang berkeliaran disepanjang Koridoor, ada juga yang memilih bermain di lapangan-sebagian besar adalah murid cowok.

"Nat, kantin yuk!" Ajak Tiara begitu antusias, Natasha hanya mendengus malas. Sahabatnya yang satu ini doyan sekali memasukan makanan kedalam mulutnya, kapan sih dia kenyang? Gerutunya dalam hati. "Gak, ah." Tolak Natasha.

"Ish, ayolah, Nat. Temenin gue aja, gue mau beli batagor, dibungkus kok! Nanti makan nya disini." Ujar Tiara, Natasha memutarkan kedua bola mata nya, gadis itu pun pasrah dan merelakan kakinya berjalan untuk sekedar mengantarnya ke kantin.

"Jangan lama-lama." Titah Natasha, gadis itu memilih duduk disalah satu kursi sembari menunggu Tiara memesan satu bungkus batagor. "Okey, lo mau pesen gak? Biar sekalian." Tawar Tiara.

Sejenak Natasha berfikir, dan beberapa detik selanjutnya Ia mengangguk, "Yaudah, gue pesen satu jangan pake kuah." Ujarnya.

"Huh, tadi diajak ke kantin gamau sekaran giliran ditawarin makanannya baru mau." Gerutu Tiara, Natasha tidak terlalu memperdulikannya ia hanya diam matanya menyapu seluruh bagian kantin yang terlihat cukup ramai.

Selang beberapa menit, Tiara pun datang sembari membawa dua kotak batagor yang dibungkus dalam plastik putih transparan. "Yuk!" Ajak Tiara dan mereka pun kembali berjalan melewati lorong Koridoor yang terbilang cukup ramai.

"Eh, denger-denger Rendy jatuh dari motor, ya?"

"Iya, kalo gak salah tadi pagi barusan deh. Nabrak tikungan kali."
"Tikungan mana??"

"Ituloh, yang deket gerbang sekolah, samping supermarket."

Lagi-lagi Natasha bergeming ketika melewati koridoor dan mendengar gosip yang membawa-bawa nama Rendy. Sekelibat rasa khawatir itu menyelimuti dirinya, mendorongnya untuk segera mencari Rendy sekarang juga. Rasanya ia ingin cepat-cepat menghampiri lelaki itu dan bertanya lo baik-baik aja? lo gapapa kan? Kenapa bisa jatoh? Tapi rasanya itu semua sangat mustahil untuk terjadi. Rendy sudah terlanjur menjadi satuan dari beberapa kepingan es yang mungkin tidak akan pernah mencair lagi. Kehangatannya yang mengalahkan mentari kini sudah tergantikan oleh kedinginan yang ia cipta yang mungkin bagi Natasha dinginnya Kutub Utara juga kalah oleh dinginnya seorang Rendy Alfa Renaufal.

"Woy! Gosipin apa, sih?" Tiba-tiba saja Tiara menghampiri gerombolan siswi-siswi itu. Membuat Natasha seperti mati kutu. Bego, kenapa Tiara pake nanyain gitu sih?

"Lo belum tau, Ra? Ituloh, tadi pagi Rendy jatoh ditikungan." Ujar Rere, sekilas matanya bertemu dengan mata milik Natasha. "Eh, Natasha. Lo nggak ngejenguk Rendy? Dia di UKS."

Sontak Natasha membulatkan kedua matanya, gadis itu terlihat salah tingkah. Gimana mau ngejenguk? Untuk sekedar nyapa aja udah nggak berani. Cecarnya dalam hati.

"Ah-anu-" Natasha gelagapan, Tiara yang tahu keadaan menjadi canggung pun segera mewakili Natasha. "Udah kok, tadi gue sama Natasha udah ke UKS dan dia baik-baik aja, Oh iya, Re. Gue duluan, Ya!" Tiara pun menarik lengan Natasha untuk menjauh dari koridoor.

Hari beranjak siang, dan rapat guru pun tak kunjung usai membuat kegaduhan semakin menjadi disekolah ini. Koridoor masih terlihat ramai, namun tidak seramai didalam kelas XII-IPA 2. Seusai melahap batagor yang dibeli Tiara, Natasha tidak tahu lagi harus berbuat apa, gadis itu hanya diam mendengarkan celotehan teman-teman sekelasnya.

"Eh, Ra. Gue ke toilet dulu, ya." Pamit Natasha, gadis itu pun hendak berjalan menuju Toilet, namun siapa sangka saat hendak keluar dari ambang pintu Ia melihat sosok yang membuat jantungnya seakan tak berdegup lagi.

Rendy?! Ia menjerit dalam hati, rasa rindu kembali menjalari dirinya, ingin rasanya menanyakan kondisi lelaki itu. Rendy tepat dihadapannya berjalan agak sedikit pincang. Jadi, yang digosipkan oleh Rere itu benar, ya?

"Rendy?" Natasha tak menyadari hal itu, tiba-tiba saja bibirnya yang tipis melontarkan kata-kata itu, ia sungguh merutuki dirinya sendiri. Untuk apa ia berkata seperti itu? Bukankah akan berkesan seperti hendak mengajak lelaki itu berbincang? Meski Natasha tahu, Rendy pasti akan menganggapnya angin lewat.

____________________________________

TBC! Semoga suka dan usaha saya untuk mikir-mikir gak sia-sia yaaa.

Vomentnya gaiss.

Salamlope♥

The Story Of My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang