Natasha nyaris saja tersedak makanan yang sedang ia nikmati malam ini. Bersama Mama dan satu adik lelakinya. Sebelumnya, Renata-Mama Natasha memberitahu dirinya bahwa bisnis butik nya bekerja sama dengan butik milik keluarga Anthony dan mereka akan membuka cabang baru di Singapura.
Rencananya, Renata juga akan tinggal di Singapura untuk beberapa bulan kedepan. Ia sudah terlanjur menerima tawaran kerja sama antar Butik mereka. Dan duahari lagi Renata akan berangkat menuju Singapura. Sedangkan Natasha dan Nathan dibiarkan tinggal dirumah bersama Tante Milla dan kerabat lainnya.
"Mama yakin? Kok baru kasih tau aku sekarang, sih?!" Protes Natasha setelah meminum setengah gelas air mineral.
Renata tetap dengan wajah tenangnya. Sedikit khawatir juga kalau-kalau kedua anak remajanya akan marah jika harus ditinggal secara dadakan. "Mama berangkat dua hari lagi, Mama juga udah bilang sama Papa."
Natasha merasa adik lelaki yang duduk disebelahnya itu mendengus. Aneh juga, biasanya jika kedua orangtua mereka sedang berada di luar kota Nathan yang usianya baru menginjak 16 tahun itu pasti akan bersorak girang karena bebas dari aturan-aturan Mama atau Papanya. Tapi kali ini semangatnya untuk bersorak seperti hiang entah kemana.
Meja makan tiba-tiba saja jadi hening. Hanya ada suara sendok yang beradu dengan piring, menghasilkan bunyi nyaring yang menjadi satu-satunya sumber suara dalam lingkaran keheningan itu.
Renata menatap kedua anaknya bergantian, masih merasa tidak enak karena telah memberitahukan ini secara mendadak. "Yaudah, Gini aja deh. Kalo kalian berdua udah mulai liburan sekolah, Mama bakalan ajak kalian ke Singapura."
Serentak kedua kakak beradik itu langsung menatap kearah Mamanya. "Serius, Ma?!" Nathan heboh duluan, tidak seperti Natasha. Gadis itu tampak biasa-biasa saja meski dalam hati sangat terkejut sekaligus senang.
Ah, bodo amat. Mama lagi modus dan gue gamau jadi korbannya. Stay cool, Natt. Jangan termakan godaan.***
Bell istirahat berbunyi nyaring. Berbondong-bondong murid-murid mengisi ruangan demi ruangan yang biasa mereka kunjungi. Ada yang menuju Kantin, Perpustakaan, Lapangan dan ada juga yang memilih mojok dikelas.
Natasha dan kedua temannya sudah berada dikantin. Mengobrol biasa sambil menikmati sepiring batagor yang selalu menjadi makanan andalannya saat jam istirahat tiba.
Kantin tidak terlalu ramai hari ini. Mungkin karena sebagian murid sibuk melakukan latihan untuk pentas dihari kelulusan nanti. Natasha juga sempat diajak untuk mengikuti Drama Musical tapi gadis itu menolak dengan alasan 'fokus ujian.' Padahal alasan yang sebenarnya adalah karena ia tidak terlalu leluasa untuk bergerak diatas panggung. Seperti dengan pengalamannya saat tampil diacara Fashion Show sebulan yang lalu. Saat ia gugup dan High Heels yang ia kenakan terlalu kecil sehingga keseimbangannya hilang dan ia nyaris terjatuh diarea Red Carpet.
"Eh, Nat. Gue mau nanya dong." Gina yang sedaritadi fokus dengan makanannya kini mulai ambil alih untuk berbicara kepada gadis yang duduk dihadapannya. Piringnya sudah kosong dan Jus Jeruk yang ia pesan hanya tersisa setengah gelas.
"Apa?" Tanya Natasha. Mimik wajahnya terlihat polos seolah ia tidak tahu apa-apa yang ada dimuka bumi ini.
Sejenak Gina berfikir, mengatur kata-kata untuk ia lontarkan kepada Natasha. "Sekitar dua hari lalu gue liat lo nerbitin puisi baru di blog. Bagus, sih. Tapi menghayat banget,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of My Love
Ngẫu nhiênBertahun-tahun aku menanti, sekaligus mencoba untuk melupakan semua yang pernah terjadi diantara kita. Namun, hingga di suatu waktu kau kembali datang, membuat jantungku seakan berhenti berfungsi, membuat oksigen lagi lagi sulit untuk sekedar masuk...