Hai Guys! Kenalin, Aku Greysia Anindya Diudit. Panggil ajah Gres atau Anin. Kebanyakan orang bilang aku cerewet, terutama Mommy dan Bang Vino.
Oh iya! Aku suka sama ketos diSMA 70 loh. Ketos itu Ketua OSIS. Buat yang gak tahu aja. Namanya sih kalau gak salah Gerry. Yak! Kak Gerry. Dia kelas 11 IPS dan Aku? Aku kelas 10 IPA.
Aku sering banget deketin dia. Ya walau gak dianggap aku ada juga gapapa. Sepertinya hanya aku orang yang bisa deketin Kak Gerry. Bagaimana tidak, Kak Gerry sangat lah dingin dan cuek. Apa lagi perkataannya yang kadang membuat hati siapa pun akan sakit.
Aku sedang berada dimeja makan bersama Mom, Dad,and Bang Vino. Kami sedang menjalankan makan Malam bersama.
Aku sudah menyelesaikan makan malam. Mom sedang memotong buah apel untuk mencuci mulut kami. Tidak hanya buah Apel, masih banyak buah yang lainnya.
"Anin, bagaimana sekolah kamu hari ini?" Tanya Dad.
"Hhmm.. baik ajah kok Dad." Jawab ku.
"Trus kamu Vin?" Tanya Dad ke Bang Vino.
"Ya begitu begitu ajah Dad." Jawab Bang Vino. Dad mengangguk.
"Dad Vino mau ke kamar dulu ya. Mau ngerjain Pr." Pamit Bang Vino. Dad mengangguk.
Aku masih sibuk makan buah buahan. Fruit addict nih. Hehe.
"Eh? Makan mulu lo." Bang Vino menoyorkan kepala ku. Aku langsung menatapnya tajam.
"Gak jelas lo. Ribet banget sih. Udah sana lo pergi." Ucap ku marah marah. Bagaimana tidak? Aku sedang makan asyik asyiknya dia malah menoyorkan kepala ku. Salah ku apa coba? Huh, menyebal kan.
Bang Vino naik ke atas menuju kamarnya. Aku berniat untuk mengikutinya. Aku berniat untuk menanyakan soal Kak Gerry. Bang Vino dan Kak Gerry mereka satu kelas. Kedekatan Bang Vino dan Kak Gerry membuat ku mempunyai ruang untuk mendekati Kak Gerry. Kak Gerry dan Bang Vano memang sudah bersahabat sejak kelas 10. Dan aku baru mengenal Kak Gerry beberapa bulan yang lalu.
"Dad, Mom, aku mau keatas juga ya. Aku mau ngerjain tugas." Pamit ku. Padahal aku tidak ada tugas sama sekali. Hehe. Maaf Mom, Dad aku berbohong.
"Yaudah, selesaikan tugasnya." Ucap Dad. Aku mengangguk.
Aku berlari menuju ke atas. Aku mengetuk pintu kamar Bang Vino. Tapi tak kunjung dibuka. Bang Vino sedang belajar atau sedang tidur sih? Sampai tidak dengar aku mengetuk pintunya. Dengan terpaksa aku membuka pintu Bang Vino.
"Eh? Nin, lo ngapain?" Tanya Bang Vino yang menyadari aku sudah diambang pintu.
"Lagian serius banget sih belajarnya sampe gak denger aku ngetuk pintu." Ucap ku. Aku menutup pintu dan duduk ditepi ranjang Bang Vino.
"Hehe. Sorry, gue bener gak denger." Aku mengangguk.
"Ngapain kesini?" Tanya Bang Vino.
"Mau nanya soal Kak Gerry." Jawab ku sambil memberi cengiran.
"Kenapa Gerry?" Tanya Bang Vino.
"Gapapa sih. Dia udah punya pacar?" Tanya ku. Mata Bang Vino membulat.
"Lo suka sama Gerry?" Tanya Bang Vino. Aku mengangguk.
"Lo keren kalo bisa deketin Gerry." Ucap Bang Vino.
"Kalau gue bisa, lo mau kasih apa? Mobil sport lo yang baru dari Dad?" Tanya ku.
"Jangan lah, enak ajah." Ucap Bang Vino. Aku terkekeh.
"Yaudah kalau gue bisa lo mau kasih apa?" Tanya ku.
"Apa ya? Gue beliin coklat sebanyak banyaknya deh." Ucap Bang Vino.
"Hhmm, boleh deh. Sebanyak banyaknya ya?" Tanya ku. Bang Vino mengangguk.
Aku keluar dari kamar Bang Vino. Aku masuk ke dalam kamar ku. Seperti biasa, jika tidak ada tugas aku membaca novel atau terkadang aku membuat cerita diwattpad. Hehe.
☆★☆
Tak terasa hari mulai pagi. Aku bangun dari tidur karna jam mungil yang ada dinakas berbunyi. Aku memutuskan untuk segera mandi.
Setelah selesai membersihkan tubuh. Aku langsung berpakaian. Seusai berpakaian aku memoleskan sedikit bedak kewajah ku. Tak lupa aku memakai lip gloss.
Setelah selesai aku keluar kamar dan turun ke bawah untuk sarapan bersama. Disana sudah ada Mom and Dad. Ya Tuhan, kebo itu belum bangun.
Aku duduk dikursi samping Mom. Mom sedang mengoleskan selai ke roti. Aku mengoleskan selai coklat ke roti ku. Bagaimana aku tidak gemuk kalau aku makan coklat terus. Huh. Diet lagii deh.
"Mom, kebo mana?" Tanya ku.
"Kebo siapa kebo?" Mom malah balik bertanya.
"Bang Vino lah, siapa lagi." Ucap ku.
"Dia belum bangun." Jawab Mom.
"Yah, bangunin dong Mom, nanti aku telat." Aku merengek.
"Kalau dia bangunnya telat, ya kamu berangkat sama Dad ajah." Aku memutar bola mata. Terpaksa aku harus pergi bersama Dad. Bukannya aku tidak mau berangkat bareng Dad. Kalau aku berangkat bareng Bang Vino saat baru datang Bang Vino sudah di Bang Vino sudah dikerumuni teman temannya. Nah, teman teman Bang Vino itu kan ada Kak Gerry. Aku jadi punya kesempatan buat deketin Kak Gerry. Huh, mungkin lain kali.
"Anin, Kamu masih mau disini terus terusan bengong?" Dad membuyarkan lamunan ku. Aku menoleh menatap Dad.
"Kamu mau telat?" Tanya Dad lagi. Aku menggeleng.
"Yasudah, ayok kita berangkat." Ucap Dad. Aku mengangguk.
Aku berpamitan dengan Mom. Setelah itu aku mengikuti Dad dibelakang menuju mobil Dad. Dad gak pernah bawa mobil sendiri. Dad selalu diantar supir kemana pun Dad pergi.
"Anin, kok malah ngelamun. Ayok sini masuk." Ucap Dad. Aku mengangguk, menuruti perintah Dad.
"Ayok pak jalan." Ucap Dad kepada Pak supir, Pak Ahmad.
"Baik Tuan."
Selama diperjalanan menuju ke sekolah. Aku dan Dad tidak banyak bicara. Dad sibuk dengan ponselnya, begitu juga aku. Bang Vino memberi pesan kepada ku.
Bang Vino: Kok ninggalin gue?
Me: Lagian lama bangunnya. Nanti Anin telat.
Bang Vino: Ya, telat bareng bareng. Tega banget kalau cuma gue yang dihukum.
Me: gak usah banyak bacot dah. Mending lo cepetan mandi, pake baju trus sarapan. Gue tunggu didepan gerbang.
Tak ada balasan pesan lagi dari Bang Vino.
"Anin, sudah sampai sayang." Ucap Dad. Aku menoleh.
"Iya Dad, kalau gitu Anin sekolah dulu ya Dad." Pamit ku dan turun dari mobil Dad.
Aku menunggu mobil Dad menghilang dari gerbang sekolah ku. Dan akhirnya mobil Dad tak terlihat lagi.
Aku berjalan menuju kelas ku. Persetan dengan janji aku ingin menunggu Bang Vino didepan gerbang.hehe.
Baru sampai didepan koridor kelas 12 IPS ada yang memanggil ku. Aku yang merasa dipanggil akhirnya menoleh.
"Gres."
"Kenapa?" Tanya ku malas. Lihat saja pagi pagi sudah membuat mood ku rusak. Si culun berkacamata bulat ini selalu mendekati ku.
"Ini Rezky punya makanan buat Gres." Ucap Si Culun. Culun itu menyodorkan makanannya ke arah ku. Aku menimang nimang untuk menerima makanan ini atau tidak. Kasihan si culun, susah payah buatin makanan untuk ku.
"Ada racunnya gak?" Tanya ku. Aku menerima makanan dari si culun.
"Gak lah Gres. Rezky gak ada niatan buat racunin Gres kok." Ucap si Culun sambil membenarkan kacamata besarnya itu.
"Thanks ya Culun." Ucap ku sambil tersenyum tipis. Si Culun hanya mengangguk.
Aku meninggal kan Si Culun itu sendiri. Aku melanjutkan perjalanan ku menuju kelas yang sempat terhenti karena si culun itu.
•°•
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cool And Mrs. Cerewet
Teen FictionGerry Ajund Daehan. Laki laki yang tampan, dia adalah ketua OSIS diSMA 70. Tapi, dia benar benar dingin dan cuek. Tak ada satupun wanita yang berani mendekati Gerry. Hanya Greysia Anindya Diudit. Perempuan yang sangat bawel dan cerewet. Dengan tida...