Akhirnya aku sampai disekolah. Aku langsung berjalan masuk menuju kelas. Aku berjalan melewati setiap koridor.
"Gres!" Aku menoleh ke arah suara. Semoga saja bukan Rezky.
"Iya? Siapa ya?" Tanya ku. Aku melihat seorang wanita mendekati ku.
"Hai Gres. Aku Clara." Ucapnya. Perempuan dihadapan ku ini sangat cantik. Bahkan melebihi ku. Rambut yang berwarna kecoklatan, mata hitam pekatnya, hidung mancung dan bibi pink tanpa polesan lip gloss.
"Hai." Ucap ku lalu tersenyum tipis.
"Aku lihat, kau tidak pernah ditemani." Ucapnya. Sedang mengejek ku ya?
"I..iya." Jawab ku gugup. Kenapa harus gugup sih, padahal kan Clara ini bukan Kak Gerry.
"Baik lah. Aku temani mau?" Tanya Clara. Aku hanya bisa mengangguk. Lumayan lah, punya teman cantik kapan lagi. Hehe.
"Kelas berapa kamu?" Tanya nya.
"Aku kelas 10 IPA 2." Jawab ku."Aku kelas 10 IPS 3. Kalau mau ke kantin nanti, kau hampiri aku saja. Atau nanti aku yang akan menghampiri mu." Ucapnya. Lagi lagi aku hanya mengangguk.
"Kalau gitu, mari aku antar kau ke kelas." Ucapnya sambil menggenggan tangan ku lembut."Gak usah, aku bisa sendiri kok." Ucap ku sambil menepis tangannya lembut. Aku berjalan meninggal kan Clara sendiri. Aku merasa ada yang aneh dengan Clara. Yang membuat ku bergiding ngeri.
Aku masuk ke dalam kelas. Hanya ada beberapa murid didalam kelas ini. Aku meletak kan tas ku dikursi ku. Setelah itu aku memutuskan untuk keluar kelas. Tidak ada tujuan memang. Hanya jalan jalan mengelilingi sekolahan.
Aku duduk didepan koridor. Melihat orang yang lalu lalang. Aku memejamkan mata dan menghirup udara pagi dengan rakus.
"Eh?" Suara bariton yang membuat ku tersentak dan spontan membuka mata ku.
"Apaan sih?" Tanya ku.
"Vino gak sekolah?" Tanya Kak Gerry. Aku menggedikan bahu.
"Yehh! Ditanya juga." Ucapnya sambil duduk disamping ku.
"Gue gak tau. Puas?" Ucap ku. Kak Gerry hanya terkekeh. Astaga! Kesambet apaan nih orang? Tiba tiba jadi hangat gini. Batin ku.
"Bengong ajah." Ucap Kak Gerry sambil mengibas ngibas kan tangannya didepan wajah ku. Aku mengerjap dua kali.
"Engga kok. Siapa bilang?" Tanya ku. Kak Gerry hanya tersenyum.
Hening. Kami sibuk dengan pikiran masing masing. Pikiran ku tertuju pada Kak Gerry dipagi hari ini. Ya Tuhan, aku benar benar bersyukur karna mengubah Kak Gerry menjadi lebih hangat.
"Vino sakit?" Tanya Kak Gerry.
"Gue gak tau, tadi pagi pas gue mau sarapan. Dia gak ada, nyokap sama bokap juga gak ada. Jadi, gak sarapan deh gue." Ucap ku memelas.
"Apa peduli gue?" Aku mengernyit. Oh iya! Ngapain gua bilang kalo gua belom sarapan. Apa peduli nih kulkas? Hadeuhhh. Kubur gue sekarang. Batin ku.
"Gue ke kelas ya. Istirahat nanti temuin gue diperpus." Ucap Kak Gerry lalu beranjak dari tempat duduknya. Aku menatap punggung Kak Gerry yang mulai ke jauhan. Aneh! Benar benar aneh, dia sangat berbeda dengan Kak Gerry yang waktu itu saat tabrakan didepan koridor.
Kriingg kriing
Bel pun berbunyi, aku kembali ke kelas. Aku duduk disamping Reno. Reno adalah teman yang paling baik, hanya saja aku dan dia berteman saat dalam pelajaran berlangsung. Jika sedang istirahat, kami saling tak mengenal satu sama lain. Haha. Lucunya.
"Gres, udah ngerjain PR b.indo?" Tanya Reno. Aku mengangguk.
"Ren." Panggil ku. Yang dipanggil menoleh.
"Kalo gue pacaran sama Kak Gerry. Kira kira cocok gak ya?" Tanya ku. Aku melihat wajah Reno seperti sedang berpikir. Aku menunggu jawaban Reno.
"Kayanya mah, gak cocok." Jawab Reno. Aku langsung memberi pelototan.
"Eh? Iya, cocok kok." Jawab Reno sambil memberi cengiran. Aku tersenyum bangga.
"Nanti temenin gue ke perpus, Ren." Ucap ku merengek.
"Ih? Apaan sih lo? Mau ngapain kesana?" Tanya Reno.
"Gue mau ketemuan sama Kak Gerry." Jawab ku.
"Hah? Yaudah sana. Kalo gue ikut nanti gue jadi nyamuk disana."
"Ih? Reno jahat. Males ah sama Reno. Gak Setia Kawan." Ucap ku.
"Gue gak bisa deket deket lo pada jam istirahat. Kita kaya gini hanya saat duduk satu bangku di dalam kelas. Ngerti?" Ucapnya.
"Kenapa gitu?"
"Ya, gue gak pede ajah punya temen cewek." Jawabnya.
Tak lama muncul lah bu Rini. Bu Rini adalah guru bahasa indonesia. Aku sangat menyukai pelajaran bu Rini.
☆★☆
Aku sedang berjalan menuju perpustakaan. Tempat dimana aku dan Kak Gerry bertemu. Sebenarnya ada rasa degdegan saat ingin bertemu dengannya.
Sesampainya aku di perpustakaan. Aku mengedarkan pandangan ke sudut sudut ruangan ini. Akhirnya aku bertemu dengan Kak Gerry. Aku segera menghampirinya.
"Hai, udah lama nunggu?" Sapa ku. Kak Gerry mendongak menatap ku sekilas. Lalu kembali sibuk dengan buku yang ia genggam.
Aku duduk dihadapan Kak Gerry. Sambil menunggu Kak Gerry membuka pembicaraan aku menatap wajahnya. Begitu tampan walau dingin.
Eh?
"Ngeliatin apa?" Tanya nya masih menatap buku. Astaga! Ketangkep basah lagi kan.
"Ngeliatin buku yang dibaca kakak." Jawab ku.
"Oh iya, tadi Vino bilang gue disuruh nganter lo pulang." Ucapnya sambil menutup buku.
"Hah? Emang bang Vino gak masuk Kak?" Tanya ku. Kak Gerry menggeleng.
"Kenapa ya? Kok dia gak bilang sama aku." Ucap ku pelan.
"Ngomong apaan?" Tanya nya. Aku menggeleng dan memberi cengiran.
"Tapi kan kak, kakak mau anter aku pulang pake apa?" Tanya ku.
"Naik bus lah, terus kerumah lo nya jalan." Jawabnya. Dalam hati aku bersorak gembira karna bisa jalan berdua dengan Kak Gerry. Hehe.
"Oh iyaa ya."
"Lo gak makan?" Tanya Kak Gerry.
"Belum." Jawab ku.
"Gue nanya lo gak makan? Bukan lo udah makan?" Ucapnya. Aku memberi cengiran.
Kak Gerry beranjak dari tempat duduknya dan menarik tangan ku lembut. Ya Tuhan! Baru kali ini disentuh sama Kak Gerry. Wkwk.
"Mau kemana kak?" Tanya ku menjajarkan langkah ku dengannya. Kak Gerry masih menggenggam tangan ku.
"Kantin." Oh my god dia kembali flat lagi. Aku hanya mengangguk.
Aku dan Kak Gerry duduk disalah satu meja kantin. Kini semua kaum hawa menatap aku dan Kak Gerry cengo. Pasti mereka gak nyangka kenapa Kak Gerry jadi kaya gini. Aku juga sih gak nyangka. Haha. Yang penting aku bahagia, walau hal kecil yang dilakuin sama Kak Gerry buat aku itu berarti banget.
"Mau makan apa?" Tanya Kak Gerry. Aku mencoba berfikir.
"Nasi goreng ajah." Ucap nya. Ya Tuhan, aku ajah belum jawab pertanyaannya. Kalau gitu ngapain dia nanya aku coba? Aku mengangguk.
"Yaudah tunggu gue pesenin dulu." Ucapnya lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan.
"Gres!" Panggil seseorang membuat ku menoleh.
•°•
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cool And Mrs. Cerewet
Teen FictionGerry Ajund Daehan. Laki laki yang tampan, dia adalah ketua OSIS diSMA 70. Tapi, dia benar benar dingin dan cuek. Tak ada satupun wanita yang berani mendekati Gerry. Hanya Greysia Anindya Diudit. Perempuan yang sangat bawel dan cerewet. Dengan tida...