Aku sedang makan makanan dari si culun. Ternyata dia buatin aku nasi goreng. Tidak terlalu buruk dan lumayan enak. Aku menghabiskan nasi goreng dari si culun.
Setelah nasi gorengnya habis aku mengeluarkan novel ku. Karna dapet makan gratis aku jadi tidak ke kantin hari ini.
Ponsel ku bergetar. Sepertinya ada pesan masuk. Aku membuka pesan itu. Pesan dari Bang Vino.
Bang Vino: Dimana?
Me: dikelas.
Untuk apa dia mencari ku. Memberitahu kalau Kak Gerry sedang duduk disampingnya atau berada didekatnya. Jika itu sih aku juga sudah tahu. Tak lama ponsel ku kembali bergetar.
Bang Vino: laknat lo dek. Bilang mau nungguin didepan gerbang. Untung aja guru piketnya belum ada. Gue lolos.
Aku terkekeh membaca pesan dari Bang Vino. Haha, laknat.
Me: Ya, dewi fortuna lagi berpihak pada lo.
Bang Vino: Kok tumben gak ke kantin? Dapet makan gratis lagi?
Me: tuh tau.
Tak ada balasan dari Bang Vino. Aku mengedarkan pandangan ke ruangan kelas ini. Sepi sekali. Hanya ada beberapa orang disini. Aku tidak mempunyai teman memang. Entah, mereka yang tidak mau berteman dengan ku atau aku yang tak membutuhkan teman.
"Gres." Ada yang memanggil nama ku. Aku langsung menoleh ke asal suara.
"Ngapain lo kesini?" Tanya ku. Si culun itu masih berdiri diambang pintu.
"Rezky mau ambil kotak makan." Ucap Si Culun. Gue mengangguk.
"Sini lah masuk." Ucap ku. Si culun pun berjalan mendekat kemeja ku.
"Nih, thanks ya. Oh iya, kalo perlu tiap hari kaya gini ya?" Ucap ku. Sambil tersenyum manis.
"Gres suka sama makanannya?" Tanya si culun. Aku mengangguk.
"Lumayan lah. Lo buat sendiri?" Tanya ku. Si culun mengangguk.
"Yaudah, pergi sana jangan buat mood gue hancur." Ucap ku. Tanpa pamit Si Culun langsung pergi meninggal kan kelas ku.
Aku kembali berkutat dengan novel ku. Sampai aku tidak sadar ada yang berdiri disamping ku dan terus menatap ku. Dia berdeham mengagetkanku.
"Ehem." Aku tersentak. Reflek aku melempar novel ku ke arahnya.
"Eh? Kak Gerry? Ngapain?" Tanya ku.
"Gue cuma mau kasih ini. Disuruh bu Nadia." Jawab Kak Gerry datar. Ya Tuhan. Flat banget kaya tol jagorawi. Batin ku.
"Iya, makasih ya Kak." Hanya itu yang bisa keluar dari mulut ku. Dia meletak kaan selembar kertas dari bu Nadia dan novel ku dimeja.
Setelah itu tanpa pamit dia pergi meninggal kan kelas ku. Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam? Batin ku.
Tanpa sadar senyum ku terus mengembang. Walau singkat tapi itu berarti buat ku. Haha. Macam jalang saja aku. Astaga!
Bel pun berbunyi. Semua siswa dan siswi berbondong bondong masuk kedalam kelas masing masing. Tak lama Pak Crish datang. Pak Crish adalah guru IPA terkonyol. Kami tidak merasa tertekan dalam pelajaran ini. Pelajaran yang menyenangkan.
☆★☆
Semua siswa dan siswi sudah berhambur keluar kelas. Didalam kelas ku hanya ada aku seorang. Aku baru memberes kan buku buku ku.
Setelah selesai aku menuju kearah pintu untuk keluar kelas. Dengan riang gembira aku melompat lompat kecil keluar kelas. Sampai akhirnya aku menabrak sesuatu yang besar. Aku terjatuh dilantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cool And Mrs. Cerewet
Teen FictionGerry Ajund Daehan. Laki laki yang tampan, dia adalah ketua OSIS diSMA 70. Tapi, dia benar benar dingin dan cuek. Tak ada satupun wanita yang berani mendekati Gerry. Hanya Greysia Anindya Diudit. Perempuan yang sangat bawel dan cerewet. Dengan tida...