Terkejut

76 10 5
                                    

Keesokan hari nya, Siva pun kembali bersekolah yang seperti biasa di antar oleh Pak Zaki.
Sesampai nya di sekolah, Seketika banyak sekali teman teman yang menyapa nya, baik cewek maupun cowok. Ada salah seorang cowok yang berteriak dan berkata :

" kau seperti mentari pagi, yang menyinari hari-hari ku dan selalu membuat ku semangaat." Ujar nya seperti membaca puisi.

Siva pun menghiraukan dan mempercepat langkah nya menuju kelas. Siva terkejut karena di meja nya banyak sekali bucket bunga mawar, Coklat , dan Boneka Baymax kesukaan nya. Siva pun membaca beberapa kertas yang terletak di atas meja. Yang satu tulisan nya "ini untukmu,dariku."-Secret Admirer. Yang kedua yaitu "You are perfect to me, here for you." -Someone(XII-3). Dan masih banyak lagi.

Siva pun berfikir jika Adam adalah salah satu pengirim dari hadiah hadiah yang Siva terima. Dan Siva pun berkhayal sambil menopang dagu nya. Tiba-tiba datang lah Adam yang langsung mencubit pipi Siva hingga Siva tersadar dari khayalan nya itu. Siva melihat wajah Adam yang semakin hari,semakin tampan baginya. Adam pun mulai mendekat pada Siva. Dan ternyata ia membawa 1 bucket bunga yang besar sekali. Adam juga memakai jaket yang bergambar Baymax. Belum sempat Adam bicara, bel masuk pun berbunyi. Adam segera melepas jaket nya dan meletakkan bunga nya di bawah meja.
Seketika Siva pun bertanya tanya dalam hati. "Mengapa dia memberiku bunga? Mengapa ia selalu tersenyum padaku? Mengapa kemarin dia mengajakku pulang bareng? Apa dia suka padaku?" Gumam Siva. Pikiran nya ngawur kemana mana. Hingga pada saat itu, Litha baru datang dan langsung menepuk pundak nya.

"Kamu kok baru datang Lith? Kenapa? Kok wajah mu pucat sekali?" tanya Siva nyerocos.

"Hmm. Aku tidak apa-apa kok. Tadi dijalan macet parah." jawabnya mengelak.

"Oh begitu, ya sudah kamu minum dulu ya, keliatan nya kamu cape banget!" Ujar Siva khawatir.

Bel istirahat berbunyi. Tiba tiba Adam menyuruh semua murid di kelas untuk keluar kecuali Siva. Adam pun berlutut di depan ku dan memegang 1 bucket bunga yang hendak di berikan kepada Siva tadi. Tanpa basa basi, Adam pun berkata :

"Siva, sejak pertama aku ngeliat kamu, sejak pertama aku kenal kamu, aku langsung suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?." tanya nya.

"Hmm. Adam, sebenarnya aku juga suka pada mu. Sama seperti mu, aku juga sudah suka pada mu sejak pertama kita ketemu." Jawab Siva jujur.

"Jadi, bagaimana? Kamu mau terima aku atau tidak?." tanya nya penasaran.

"Iya aku mau...." Jawab Siva gugup.

Sejak saat itu lah Siva dan Adam berpacaran.
Bel pulang berbunyi. Adam pun sudah menunggu Siva di parkiran.

"Siv! Jadi pulang bareng kan?." tanya nya bersemangat.

"Hmm, terus Pak Zaki gimana? Aku udah bilang ke beliau kalau aku ingin di jemput oleh nya." jelas Siva.

"Ya sudah, bilang saja pada Pak Zaki pake handphone ku. Pulsa nya masih cukup untuk telepon kok!hehe." Tawar nya.

"Oke deh,makasih ya Dam !." Ucap Siva pada nya.
Setelah menelpon Pak Zaki, tanpa basa basi, Adam pun memberi kan jaket baymax nya pada Siva, agar Siva tidak kedinginan saat perjalanan pulang. Siva pun langsung meraih jaket nya. Walaupun jaketnya kebesaran, tapi itu cukup membuat Siva menjadi hangat. Siva langsung naik ke motor Ninja milik Adam. Adam memakai helm nya dan mulai mengegas. Mereka pun sampai di rumah Siva.

"Makasih ya Dam, lain kali gak usah repot repot begini nganterin aku! Hehe." Ujar Siva.

"Sama sama Siv. Gak apa-apa kok, lagi pula kan kamu udah jadi pacar aku!." jawabnya sambil mengacak-ngacak rambut Siva.

Siva pun naik ke lantai atas dan masuk ke kamar nya. Ia langsung berbaring pada kasur nya yang empuk itu. Tiba- tiba ada pesan masuk di ponsel Siva. Nomor nya tidak dikenal. Tapi, dari isi pesan nya , sudah kelihatan kalau itu adalah pesan dari Litha.

"Siva,tolong bilangin ke Guru Piket ya kalau aku besok gak bisa masuk, aku sakit. Makasih sebelumnya,maaf mengganggu." pesan Litha.

"Oh Litha, ya sudah besok aku sampaikan ke Guru Piket. Kamu sakit apa? Cepet sembuh ya!" tulis nya khawatir.

Beberapa menit berlalu. Litha belum juga menjawab pesan dari Siva. Siva semakin dibuat penasaran. Hingga akhirnya Siva membuat rencana untuk menjenguk Litha sepulang sekolah.
Lalu, Siva memejamkan mata nya karena sudah cukup mengantuk. Tetapi tetap saja ia tidak bisa tidur. Tiba-tiba terdengar dari lantai bawah seperti ada yang sedang bertengkar hebat.

"Jadi Papah selama ini bohong sama Mama? Hah?! Papah bilang ada urusan di luar kota, tapi ternyata papah bertemu dengan WANITA lain disana! Itu maksudnya apa?" tanya Mama penuh amarah.

"Gak gitu Mah, Papah bisa jelasin semuanya." Jawab Papah.

"Apalagi yang perlu di jelasin? Kita CERAI! Mama udah gak tahan lagi. Selama ini Mama udah sabar, Tapi sabar juga ada batas nya!." Teriak Mama.

Siva pun hanya menutup telinga nya dan menangis di sudut ruangan. Mata nya Bengkak karena menangis semalaman.

Pada pagi hari nya, Mama pun mengetuk pintu kamar Siva. Dan Siva mempersilahkan nya masuk.

"Siva, maafin Mama ya. Mama dan Papah sekarang sudah berpisah. Papah mu yang mengurus perceraian nya siang nanti. Mama udah gak kuat sama Papah kamu itu!" Jelas nya hingga air mata nya menetes setitik demi setitik.

"Siva udah dengar semua nya Mah, tapi kenapa harus pisah? Berarti Papah gak akan tinggal bareng kita lagi?." tanya ku lirih.

"Iyaa , Papah akan tinggal di luar kota sana Siv, maafin Mama ya?."

Tangis Siva makin menjadi. Tetapi mau tidak mau Siva harus tetap berangkat ke Sekolah. Sial nya, Pak Zaki sedang sakit jadi tidak bisa mengantar Siva ke sekolah. Sedangkan Mrs.Liana sama sekali tidak bisa mengendarai mobil. Siva terpaksa untuk naik angkutan umum.
Sesampainya di sekolah. Adam menyambut Siva dengan senyuman manis nya. Siva pun menghiraukan karena perasaan nya masih sangat sedih karena semalam.Litha benar benar tidak masuk hari ini. Siva semakin dibuat penasaran.

Bel istirahat berbunyi. Siva pun mengajak Adam untuk menjenguk Litha ke rumah nya. Ternyata rumah Litha sangat jauh. Sudah 1 jam mereka mencari rumah nya tapi belum ketemu. Akhirnya mereka bertanya pada salah seorang Ibu Ibu yang sedang menyapu di terasnya.

"Permisi Bu, Apa Ibu tau dimana rumah Talitha Wintsler?" tanya Siva.

"Ooh Ibu tau Nak, tidak jauh kok dari sini.. Kamu tinggal lurus terus pas ada pertigaan kamu belok kanan." Jelasnya.

"Gitu ya Bu,Ya sudah terima kasih banyak ya Bu atas informasi nya!."

Mereka pun sampai di rumah Litha dan Siva pun di kejutkan karena........












Penasaran kan? Yuk baca terus! Hihi jangan lupa vote ya..


Sad But TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang