10 tahun berlalu....
Marshalea Clara Adinata, biasa dipanggil Aca oleh keluarganya, dan Marsha oleh teman-teman nya. Marsha kini tumbuh menjadi gadis yang cantik. Dengan wajah yang blasteran, rambut ikal sepunggung berwarna coklat tua, mata biru dan kulit putih serta tubuh yang ideal membuat dia menjadi seorang model internasional remaja di New York diumurnya yang masih cukup muda, ia mengawali karirnya sebagai model sejak ia masih berusia 9 tahun.
Selain memiliki wajah yang cantik, ia juga cukup pintar di sekolahnya yang lama, Smith Junior High School. Ia lulus dari sekolah Junior High School nya dengan nilai yang sangat memuaskan. Tak heran banyak siswa laki-laki di sekolahnya yang ingin mendekatinya untuk sekedar berkenalan dan berteman baik. Selain siswa laki-laki, banyak juga siswi perempuan yang ingin berteman dengannya, karna mereka berfikiran jika mereka bisa dekat dengan Marsha maka mereka juga bisa jadi ikut terkenal di sekolahnya karena memiliki teman seorang model internasional.
Kini, ia sudah sekolah di jenjang Senior High School. Ia berkesempatan untuk bersekolah di sekolah impian seluruh pelajar Amerika, yaitu Global Senior High School dengan mulus tanpa perlu tes karena ia menerima beasiswa pelajar berprestasi. Meskipun ia sibuk dibidang modelling, namun ia tak pernah melupakan yang namanya pendidikan. Ia selalu me-nomer-satu-kan pendidikan, dan itu membuat Papa dan Mamanya -Ed dan Selena- bangga dengannya. Di sekolah Senior High Schoolnya ini ia beruntung bisa satu sekolah dengan Andrew -teman masa ia masih di Junior High School, Eleanor dan Gerald -sepupunya, juga Nick -teman sesama model. Sistem belajar di sekolah ini moving class dan pihak sekolah membebaskan muridnya untuk memilih pelajaran yang sesuai dengan minat masing-masing dengan maksimal 9 mata pelajaran.
*****
"beep.. beep.. beep.. beep"
"Aca, wake up sweetheart." Aku merasakan ada guncangan kecil di lenganku, ini pasti mom deh. "5minutes mom. Marsha masih ngantuk." aku pun menarik selimutku hingga kepalaku, aku masih mengantuk karena semalam aku tidur larut malam untuk menyelesaikan pr matematika dari Mr. Austin. "No, Ca. Sekarang kamu bangun, itu udah ditungguin sama Eleanor dan Gerald buat berangkat bareng. Katanya kalian akan ada ulangan biologi Mrs. Emma, kan? Ayo bangun, jangan sampai telat." Aku yang tak tau jika ada ulangan itu langsung terbangun dan bergegas mandi lalu menuju walk in closet dan memilih baju casual untuk hari ini.
Setelah itu aku langsung turun kebawah untuk sarapan dan menemukan kedua sepupu ku -Eleanor dan Gerald- yang sedang asyik memakan sarapan mereka. Aku pun berjalan menuju meja makan. "Morning semuanyaa." sapaku, lalu aku duduk disebelah Gerald dan berbisik di telinganya, "Apa nanti kita akan ada ulangan Mrs. Emma, Ge?" Gerald menghentikan kegiatannya mengolesi roti dengan selai coklat lalu menolehkan kepalanya kearahku sambil menaikan sebelah alisnya, "Siapa yang bilang, Sha?" tanya Gerald sambil berbisik juga. "Mom told me if you said that today we have a biology test. Tapi gue gak ingat ada pelajaran itu hari ini." jawabku masih berbisik sambil meminum susu putih. Gerald yang mendengar jawabanku pun tertawa kecil. Aku yang disebelahnya menengok ke arah Gerald yang tiba-tiba tertawa.
"Kenapa lo ketawa? Ada yang lucu?" tanyaku sambil memakan roti yang telah di olesi dengan Nutella. "Nothing. Sorry gue ngomong gitu ke Mom Selena, gue ngomong gitu ke mom biar lo ga telat sekolah seperti waktu itu. Yakali, model Internasional macam Marshalea Clara Adinata dihukum karena terlambat, gak elit banget." Jawab Gerald, bukannya meredakan tawanya, Gerald semakin tertawa keras yang membuat orang yang berada di ruang makan itu menengok ke arahnya. Aku yang mendengar penjelasan Gerald pun melirikkan mataku ke arah laki-laki di sebelahku yang memiliki postur tubuh tinggi dan atletis ditambah rambut pirang dan mata biru tajamnya yang bisa membuat perempuan mana saja luluh. But sorry, itu gak berlaku buatku, bagiku Gerald adalah sepupuku yang paling jahil namun dibalik sifat jahilnya itu, dia juga termasuk pria penyayang keluarga juga. Terbukti saat aku sakit dulu, dia rela merawatku sampai aku sembuh.
Merasa sedikit kesal atas jawaban yang diberikan Gerald, aku langsung melangkah keluar rumah sambil menenteng roti selaiku tadi dan berniat untuk memakannya di jalan saja. Sesampainya di halaman rumah, aku mencari Mr. James, supirku yang sudah lama bekerja dengan ayah. Setelah menemukannya aku pun segera masuk ke dalam mobil, dan mobil pun menuju ke sekolahku.
*****
Kini aku sudah sampai di depan sekolahanku, akupun segera turun dari mobil dan berjalan menuju ke kelasku, baru aku setengah jalan aku mendengar ada seseorang memanggil namaku, refleks akupun menoleh ke sumber suara. Ternyata dia Nick, Teman satu profesiku sekaligus teman satu sekolahku sekarang. Ya, dia juga salah satu model remaja di New York, kami dekat karena kami pernah satu tempat pemotretan dan dia pernah jadi partner kerjaku. Dia juga memiliki darah Indonesia dari ibunya dan Amerika dari ayahnya jadi tak heran apabila dia lumayan fasih berbahasa Indonesia.
"Hei, Sweety. Good morning." Sapanya saat berada di sebelahku sambil merangkulkan tangannya ke pundakku.
"Pagi. Bisa lepasin gak tangannya dari pundak gue? Risih gue diliatin sama temen-temen." Ya dia emang gitu orangnya. Suka bertingkah seenaknya sendiri. Kadang bisa bikin orang salah paham karena tingkahnya.
"Apaan sih, udah enak juga gini posisinya pake risih segala. Sebodo amat sama temen-temen, biarin mereka ngira kita apaan, kalo ngira kita ada hubungan sih gue aminin aja. Kali aja terkabul, kalo nggak ya jadi temen doang sih gapapa lah ya." Sahutnya sambil tetap merangkulku walau sedari tadi aku udah nyingkir-nyingkirin tangannya.
"Serah lo deh, semerdeka lo!" dengusku, dia hanya terkekeh. Kami pun berjalan menuju kelas matematika yang merupakan mapel pertama hari ini, ya kebetulan kami hari ini memiliki jadwal yang sama. Saat aku baru saja duduk di kursiku, tiba-tiba dari arah pintu kelasnya terdengar suara yang sangat berisik. Namun aku sudah tau siapa saja pelaku-pelakunya. Pasti itu Eleanor yang sedang dijahili oleh Andrew dan yang tertawa pasti Gerald, ya aku sampai hafal karena itu sudah menjadi pemandangan setiap hariku. Entah apa lagi kejahilan yang Andrew dan Gerald buat hari ini, ada-ada saja ide jahil mereka setiap harinya.
Aku melihat Eleanor masuk ke dalam kelas dengan keadaan kacau, peluh disekitar dahinya, serta ikatan rambutnya yang sudah mengendur. Dia langsung mengambil tempat disebelahku dan mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Aku yang melihat itu langsung menyodorkan minum ke dia, dia yang menyadari itu langsung mengambil air mineral yang kusodorkan dan meneguknya sampe setengah "Thanks ya." Ucapnya setelah dia sudah cukup stabil. "Gila ya itu si Andrew, gak bisa apa dia sehari aja gausah bertingkah aneh-aneh. Segala macem ngambil hp gue lah inilah itulah apalah gak capek apa. Gue aja yang tiap hari dia kerjain capek kok, eh dianya gak capek-capek. Apalagi si Gerald, sumpah ya dia itu sepupu macam apa sih liat sepupu sendiri digituin sama temennya bukannya nolongin gue malah ngebantuin si Andrew, pake ketawa segala lagi. Awas aja entar kalo di rumah." Omel Eleanor sambil mengucir ulang rambutnya dan mengelap peluh di dahinya.Ya emang dia gitu orangnya, abis tenangin diri dia nyampein unek-uneknya gitu. Gapeduli orang yang diajak ngobrol itu bakal ngedengerin apa nggak
"Lah, terus mereka berdua -Andrew dan Gerald- kemana Elle?" tanya Nick yang duduk di sebelahku. "Noh di kelas sebelah, untung aja mereka ga dapet jadwal matematika.Tapi liat aja entar jam istirahat." Aku yang melihat Eleanor hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku menyikapi sikap teman-teman serta saudara sepupuku itu.Tak lama kemudian, Mr. Austin masuk ke kelas dan memulai pelajaran. Tak lupa ia menyuruh siswa/i nya untuk mengumpulkan pekerjaan rumahnya.
*****
A/N
Haiii :) agak absurd sih. emang sifatnya Marsha a.k.a Aca itu agak cuek gitu. Enjoy ya!! jangan lupa Vomment :)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Might Be The One
Teen FictionKisah cinta anak remaja yang cukup klise, sering dijumpai dalam kehidupan. Tentang persahabatan, cinta, masalalu dan pengkhianatan. Kisah seorang gadis bernama Marsha yang mencintai kekasihnya, Tian. Namun cinta itu harus pupus karena sebuah pengkh...