Teett... Teet... Teet..
"Okay, guys. I think enough for today. Don't forget to prepare your math test next week. Thank you, good morning." Setelah mendengar kata-kata penutup tadi dan Mr. Austin meninggalkan kelas, kami pun segera menuju ke kantin.
Sesampainya di kantin, kami segera menuju ke kursi yang biasa kami gunakan. Disana sudah ada Gerald sendiri, tumben dia sendirian. Dimana Andrew?
"Wei Ge, tumbenan sendiri, kemana tuh si Andrew?" Tanya Eleanor.
"Oh, tadi sih dia udah disini, tapi dia baru inget kalo ada jam Art yang harus diikutin jadi langsung pergi deh." Sahut Gerald sambil memainkan Handphone-nya. Sedangkan Eleanor hanya ber-oohh ria. Lalu kami pun memesan makanan karena sedari tadi cacing-cacing di perut kami sudah pada demo minta makan. Sambil menunggu pesanan kami datang, kami pun mengobrol dan bercanda.
Tiba-tiba ada seorang cowok datang menghampiri kami dan menepuk pundak Nick. "Wei bro, pindah kesini lo? Gue kira bakalan betah Home Schooling terus." Ucapnya sambil terkekeh. Nick yang mendengar ucapan itu langsung menoleh ke arah sumber suara. "Wess, lo juga sekolah disini ternyata? Iyalah, masa gue Home Schooling mulu? Bosen ah, gak bisa ketemu cewek cantik kalo sekolah di rumah terus." Sahut Nick sambil bercanda dan membuat Gerald dan temannya tadi tertawa.
"Gila lo, udah punya cewek juga masih ga berubah sifat lo. Cewek lo cantik gitu masa masih mau flirting sana-sini, kalo udah gak mau sama cewek lo, atau udah bosen, mending buat gue aja. Gue sih mau-mau aja kalo cewek cantik kek model gitu." Ucapnya lagi sambil memandangku. Nick? Punya pacar? Sejak kapan? Kenapa dia gak pernah curhat atau cerita ke gue?
"Maksud lo? Wei gue free, man. Dapet gossip dari mana lo tentang gue pacaran?" tanya Nick keheranan. Sedangkan cowok itu mengangkat alisnya sebelah tanda ia bingung atas perkataan Nick. "Lah, yang di sebelah lo itu kan cewek lo, dih cewek sendiri ga di anggep." Mendengar perkataan cowok itu sontak membuat kami –aku, Nick, Eleanor, dan Gerald— tertawa.
Setelah tawaku reda, aku pun mengulurkan tanganku ke arah cowo itu. "Gue Marshalea Clara Adinata. Panggil aja gue Marsha. Btw gue temennya Nick, bukan pacarnya." sambil tersenyum geli mengingat pernyataannya barusan.
"Gue Jaden Adeevo Varo. Sepupu Nicholas Andreas Varo a.k.a Nick ini. Err btw sorry, gue kira lo cewenya Nick. Abisnya kalian bedua kek orang pacaran gitu. Gue kira lo ceweknya." Ucapnya sambil nyengir.
"Hahahaha. Sumpah muka lo lucu abis tadi Jad, lagian sih lo sok tau bener ngira-ngiranya. Eh tapi gapapa deng kalo lo ngira gue sama Marsha pacaran, gue sih cuma bisa nge-Aminin aja. Udah banyak lagian yang bilang kalo gue sama Marsha kayak orang pacaran, cocok, dan lain-lainnya." Sahut Nick sambil terkekeh. Sedangkan aku yang mendengar ucapan Nick hanya mendengus.
"Apaan sih lo Nick? Ngarep banget sih!" candaku sambil memukul lengannya pelan. "Gapapa sih hun, kan didoain sama orang harus di Aamiin-in." Sahutnya. Elleanor, Gerald, dan Jaden yang melihat tingkah kami tertawa.
"Yaampun, Nick. Kena karma nih lo. Dulu sih, lo sok-sokan nolak cewe yang naksir lo, eh sekarang lo ditolak cewek." Ledek Jaden. "Dia mah beda, bro. Gak kaya cewek yang ngejar-ngejar gue dulu. Gue mah suka yang tipe-tipe dia ini." balas Nick sambil mengedipkan sebelah matanya. Aku melihat kelakuannya itu hanya mengedikkan bahu.
"Elle, lo abis ini masih ada kelas gak?" Tanya ku pada Eleanor. "Eumm, keknya gue hari ini cuma satu kelas aja deh, Sha.Kenapa?"
"Jalan yuk Elle, bosen nih gue di rumah. Sekalian refreshing bosen nih gue."
"oke, yaudah yuk jalan." Ajak Eleanor lalu berdiri. Aku pun segera akan berdiri namun saat akan melangkah, aku merasa tanganku di tahan. "Apa sih Nick? Lepasin dong gue mau jalan nih sama Eleanor."
"Ikut dong, masa lo tega sih ninggalin gue disini sendiri. Nanti kalo gue di apa-apain sama anak-anak disini gimana? Masa lo ga kasian sama gue?" ucap Nick sambil memasang muka memelasnya.
"Muka lo udah jelek gausah dijelek-jelekin lagi. Lagian juga siapa yang mau apa-apain lo. Gak guna tau." Aku mencoba melepaskan tanganku dari tahanan tangan Nick.
"Please?" ucapnya sambil memasang puppy eyes-nya. Arrgh! gue gak pernah bisa tahan kalo ada orang yang masang puppy eyes. "Okay,Okay! Tapi lepasin tangan gue." Ia pun segera melepaskan genggamannya, melihat hal itu aku pun segera jalan bersama Eleanor. "Bro gue duluan ya."Pamitnya pada Gerald dan Jaden. Lalu ia segera menyusulku dan berjalan di sebelahku. Tak lama aku merasakan pinggangku terasa sedikit berat.Saat ku lihat ternyata tangan Nick sudah melingkar di pinggangku.
"psstt, bisa pindahin tangannya, gak?" bisikku pada Nick, sedangkan ia hanya senyum-senyum gak jelas sambil makin mengeratkan tangannya di pinggangku, otomatis aku pun makin mepet ke arahnya. "Apalagi sih, hun? Kan gue udah gak nahan tangan lo. Kenapa lo masih protes aja sih?" bisiknya. "Ya walau gak nahan tangan gue, gak harus rangkul-rangkul pinggang gue segala sih. Pada ngeliatin tau gak?!" Balasku. "Lo gak ngerasa ya waktu lo jalan sama Eleanor tadi anak-anak yang cowok pada ngeliatin arah lo?" Balasnya sambil nengok ke arahku dan tersenyum. "Masa sih? Kok gue ga ngerasa ya?" Aku pun mengedarkan pandangan ke sekelilingku. Yang kulihat hanya anak-anak perempuan yang melihat ke arah kami—lebih tepatnya ke arah Nick—dengan tatapan memuja dan beberapa anak laki-laki yang melihat ke arah kami lalu mendengus kesal. Aku pun mengerutkan keningku sambil menengok ke arah Nick yang ternyata masih melihat ke arahku sambil tersenyum. "Jangan ngerutin kening kaya gitu, kamu tambah cantik kalo kaya gitu." Ucapnya sambil mengelus keningku lembut. Aku pun langsung membuang pandangan ke tempat lain dan Nick pun terkekeh. "Apaan sih Nick?! Menurut penglihatan gue malah lo yang diliatin sama anak-anak cewek." Ucapku sambil memainkan ponselku. "Lo cemburu?" tanya Nick tiba-tiba. "Hmm? Apa yang buat gue harus cemburu sama lo?" tanyaku balik. "Ayo masuk ke mobil, jadi jalan gak?" tanyanya.
Ngeselin! Gue udah nunggu jawabannya, eh ternyata udah sampe di mobil. Eh tapi, tunggu-tunggu. Kok naik mobilnya Nick sih? Terus kok cuma gue sama Nick aja? Eleanor kemana?
"Eleanor tadi ngabarin gue, katanya temennya di kelas Sejarah tadi SMS dia ngabarin kalo dia disuruh kumpul sama kelompoknya buat diskusi.Jadi kali ini dia gabisa hang-out bareng." Jelas Nick panjang lebar. Aku pun hanya ber-oh-ria saja. Setelah itu kami masuk ke dalam mobil dan Nick melajukan mobilnya.
*****
Baru jalan beberapa menit, eh kena macet. Akupun menyalakan radio untuk menghilangkan rasa sunyi yang ada, karena lagu yang sedang diputarkan adalah lagu slow yang membuat mata mengantuk, tak lama akupun mulai memejamkan mata.
*****
A/N:
Hallooo👋 maaf ya udah ngegantungin ini cerita hehe😁. Btw ada cameron dallas as Nick di multimedia 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
You Might Be The One
Teen FictionKisah cinta anak remaja yang cukup klise, sering dijumpai dalam kehidupan. Tentang persahabatan, cinta, masalalu dan pengkhianatan. Kisah seorang gadis bernama Marsha yang mencintai kekasihnya, Tian. Namun cinta itu harus pupus karena sebuah pengkh...