TIGA

9.8K 639 33
                                    


Tinggal sepotong pakaian terakhir yang belum kumasukkan ke dalam koper. Dengan sedikit memaksa, kujejalkan pakaian itu ke dalam koper lalu duduk diatasnya dan menutupnya dengan susah payah. Abi baru saja menelepon, dia bilang akan tiba lima belas menit lagi, tetapi aku bahkan belum mandi.

Setelah selesai membenahi rumah dan semua bawaan, aku mandi secepat mungkin. Saat tengah berdandan, aku mendengar suara klakson mobil di depan rumah.

"Citra! Cepetaan!!"

Aku mengenal suara teriakan itu. Itu suara Abi. Aku buru-buru keluar. Ketika membuka pintu, aku berhenti bingung. Abi berdiri di halaman rumahku dengan senyum jahil. Di belakangnya terparkir mobil Toyota Rush. Mobil siapa itu? Kenapa ada di halaman rumahku?

"Kita pulang kampung pakai mobil ini." Abi menjelaskan sambil menepuk pintu mobil seolah dapat membaca kebingunganku.

"Hah? Serius lo?" sejak kapan Abi punya mobil? Setahuku dia selalu pergi ke mana-mana naik motor.

"Iya, serius. Gue sendiri yang nyetir."

Pikiranku langsung melakukan perhitungan yang membuatku lemas. Jangan-jangan itu mobil sewaan? Berapa uang yang ia keluarkan untuk menyewa mobil bagus itu? Lalu bensinnya? Aku yakin tidak cukup bensin lima ratus ribu untuk sampai kampung halamanku dan kembali lagi ke Jakarta. Ini bahkan lebih mahal daripada harga dua tiket bus eksekutif. Huh! Kenapa Abi tidak membicarakannya dulu denganku? Kalau aku yang menanggung semua biayanya, bisa bangkrut aku.

"Balikin aja itu mobil. Kita naik bus aja," ujarku.

"Loh kenapa?" Abi mengernyit tampak tidak setuju.

Aku meletakkan semua tas dan menghampiri Abi. "Lo pikir berapa biaya yang musti gue tanggung buat bayar sewa mobil sama bensin? Belum lagi kalau kita mau makan. Terus kalau ini mobil tiba-tiba mogok? Lo mau bikin gue jatuh miskin?"

Abi tersenyum. "Ini mobil punya om gue, dan lo nggak usah khawatir mobil ini bakal mogok karena baru abis diservis minggu kemarin. Paling cuma beli bensin aja. Kita bagi dua."

Penjelasan Abi membuatku tersenyum lega. Dengan sigap, Abi menaikkan semua koper serta tasku ke dalam mobil ketika aku menyetujui usulnya. Kami pun berangkat ke kampung halamanku.

***

*Sampai sini aja yah spoilernya :)*

MISS DESPERATE (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang