Part 3 ✖ Harus?

38 12 4
                                    

Hari Jum'at
[7.15 AM]

Alvin sudah sampai di sekolah, lima belas menit sebelum bel masuk berbunyi. Hari ini dia mengenakan kemeja putih pendek dan celana panjang hitam serta rompi hitam kotak-kotak.

Alvin berjalan di lorong dengan santai tanpa tergesa-gesa. Masih lima belas menit lagi, pikirnya.

"Woah! Beruntung banget gue ketemu cowok udik pagi ini" ucap seseorang yang berada disampingnya.

Otomatis langkah Alvin terhenti dan melihat siapakah orangnya. Dan ternyata dia adalah Alvita dkk alias Triple A.

"Ada apa?" Tanya Alvin yang merasa bingung.

"Oh tenang, gak ada apa-apa kok. Santai aja," ucap Alvita dengan nada ramah yang dibuat-buat.

"Kita, mau kasih perhitungan sama lo! Masalah kemaren di kantin" Alvita menatap Alvin dengan pandangan tajam.

"Ya udah, gue terima," ucap Alvin.

"Pertama, lo harus jadi BABU kita seminggu. Kedua, lo harus ikutin kemana kita pergi atas perintah gue. Dan yang ketiga, jangan ada bantahan! Ngerti?" Jelas Alvita panjang lebar.

"Ngerti gak, lo?!" Tanya Adel dengan mata yang melotot. Sementara Alin hanya diam memperhatikan Alvin.

"Oke" ucap Alvin mengiyakan. Alvin tenang menghadapi semua itu. Tidak terlihat lemah.

"Berarti lo jadi babu dari hari ini, sampe hari jumat minggu depan ya? Okey"

"Hm"

"Nih, sekarang lo bawain tas kita ke kelas! Sekarang!" Perintah Alvita sambil melemparkan tasnya kearah Alvin.

"Nih tas gue juga!" Ucap Adel juga melemparkan tasnya kearah Alvin.

Alvin dengan sigap menangkap tasnya itu. Sedangkan Alin menatap Alvin dengan pandangan yang sulit diartikan.

Alvin baru saja ingin mengambil tas Alin yang berada di pundak kanan Alin, tetapi Alin menolaknya.

"Gak usah. Gue bisa sendiri." Ucap Alin datar.

¦¦¦

Mereka sampai di kelas dengan Alvin yang masih dengan setia menenteng tas Alvita dan Adel, dikedua sisi tangannya.

"Mana tas gue?" Kata Alvita sambil membalikan badan kearah Alvin yang berada dibelakangnya.

Alvin memberikan tasnya kepada pemiliknya masing-masing. Setelah itu, Triple A langsung berlalu tanpa mengucapkan terimakasih.

Alvin menghembuskan napasnya pelan.

Erga yang sedari tadi sudah melihat dan mengikuti Alvin sejak di lorong menghembuskan napas kasar. Erga menghampiri Alvin yang masih berada didepan pintu kelas Alvin.

"Kenapa Vin?" Tanya Erga. Itu membuat Alvin kaget.

"Kaget, Ga. Kenapa? Apanya?" Tanya Alvin pura-pura tidak tahu.

"Sorry elah. Jangan pura-pura bego deh, Vin!"

"Oke, oke. Biasa, masalah kecil doangan. Gue gak papa" ucap Alvin sambil tersenyum masam meyakinkan Erga.

"Ck. Lo mah selalu gitu. Ya udah kalo ada apa-apa cerita ae, oke? Gue ke kelas dulu, bentar lagi bel!" Pamit Erga sambil menepuk pundak Alvin.

"Oke, Ga!" Teriak Alvin.

¦¦¦

[10 AM]

Tepat pukul sepuluh siang, bel sudah berbunyi. Alvin hendak berdiri menuju perpustakaan seperti biasanya.

"Eits! Tunggu, lo mau kemana?" Ucap seseorang tiba-tiba mengagetkan Alvin.

"Oh, gue mau ke perpus, Vit. Ada apa?" Tanya Alvin sambil menaikkan alisnya.

"Lo, gak lupa, kan?" Tanyanya meyakinkan.

"Enggak. Emangnya mau ngapain?"

"Syukur-lahhh kalo gak lupa. Kirain lupa" ucap perempuan itu. Perempuan itu adalah Alvita.

"Sekarang, lo ke kantin. Beliin kita minum sama makanan!" Perintah Adel.

"Bener, tuh! Sekarang! Kita lagi males ke kantin!" Ucap Alvita juga. Alin hanya mengangguk malas.

"Em, uangnya?" Tanya Alvin bingung dan ragu.

"Ya, pake duit lo dulu lah. Emangnya lo se-miskin apa sampe gak ada duit buat beliin kita makan sama minum?" Tanya Alvita dengan nada yang meremehkan.

Alvin menghela napas kasar. Dan segera berjalan keluar dengan sejumlah uang yanga ada di sakunya sekarang. Dia harus merelakan uangnya itu.

"Oh God, What should I do?"

-

~~~

Part 3

Jangan lupa [VOMENT] okey???
💗💗💗

As~~

A/n:

STOP BULLYING, OKEY!!!

Semua adegan yang ada didalam cerita hanya rekayasa semata.

JANGAN DITIRU!!!

Worthy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang