Prologue

25 2 2
                                    

"Hei, Sam. Menurutmu, gaun mana yang harus kupakai?"

Sam hanya melirik sekilas dua gaun yang dipegang Ashley. Ia menimbang-nimbang gaun mana yang cocok, dan pilihannya jatuh pada gaun biru dengan model you-can-see.

"Benarkah? Tapi aku lebih suka gaun ini.." Ashley mengangkat gaun hitam dengan brokat motif mawar di bahu.

"Ash, nanti malam kita mau ke club, bukan ke upacara pemakaman Dylan!" Ucap Sam.

"Hei, hati-hati, Sam. Walau begitu, Dylan pernah memberimu syal cantik." Tegur Ashley.

Sam memutar kedua bola matanya, "Astaga, Ash,kau lebih sayang Dylan dari pada sahabatmu ini? Sahabatmu yang baru saja dicampakkan demi seorang murahan?"

"Hahaha, tentu aku sayang padamu, Sammy. Karena itu aku mengajakmu nanti malam. Kata Jesse, ia akan mengajak temannya yang tampan. Kurasa kalian cocok."

"Ya, terserah kau saja, Ash."

Ashley yang jengah karena perhatian Sam selalu tertuju pada ponselnya, membuat tangan Ashley 'gatal' dan merebutnya dari Sam.

"Samantha Davis, ayolah.." Rajuk Ashley, "tega sekali kau padaku..."

"Hei, seharusnya aku yang berkata seperti itu, Ashley Harrison. Siapa yang merebut ponselku?"

"Tapi kau tidak memperhatikanku daritadi.." Kemudian Ashley memeluk dan berpura-pura menangis di bahu Sam. Oh, drama queen!

Sesaat kemudian, Ashley melepaskan pelukannya lalu melihat ponsel Sam.

"Lagi?" Tanya Ashley menyelidik.

"Ya, mau tidak mau."

"Perlu kuantar besok?"

"Tidak usah, terima kasih, Ash."

Kedua gadis lajang itu terdiam sebentar. Saling meresapi pikiran masing-masing. Berat rasanya.

"Sam, kau tahu kan kalau aku menyayangimu?"

"Menjijikan, Ash. Sejak kapan kau menjadi lesbian?"

Buntalan syal merah marun mendarat di wajah Sam.

Hi, Sam!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang