A Guy and Waffle

16 1 0
                                    

Sam mengerjapkan matanya beberapa kali, saat seberkas sinar matahari menyentuh mata birunya. Berusaha menyesuaian dengan keadaan sekitar. Tubuhnya serasa remuk, kepalanya langsung pusing. Ia berusaha mengingat kejadian semalam.

Ia meminum sebotol bir, lalu dilanjut dengan beberapa gelas tequilla, mungkin sembilan? Kemudian berdansa dengan Diego, lalu apa lagi?

Oh ya, semalam ada seorang mesum yang berusaha menciumnya, kemudian ada seseorang yang menolongnya, kemudian ia sudah tak ingat apa-apa lagi.

Astaga! Ia meninggalkan Diego sendirian! Ia harus menelponnya dan meminta maaf.

Ia bangkit berusaha menjauhkan tangan pria dari perutnya. Astaga, tangan siapa sih ini? Berat banget. Pasti sering dilatih.

Apa?

Sam langsung menoleh ke arah kanan, dan mendapati seorang pria tertidur pulas di sampingnya.

Sam berteriak lalu mendorong pria asing itu hingga terjatuh dari ranjangnya. Pria itu hanya memakai celana dalam. Parahnya lagi, gaun Sam sudah berganti menjadi gaun tidur yang transparan.

"Tidak.. Tidak mungkin aku tidur denganmu tadi malam..." Gumam Sam. Sedangkan sang pria hanya meringis kesakitan karena terjatuh.

"Siapa kau?!"

"Tenanglah, Sam. Masih pagi," Pria itu berjalan santai ke luar kamar, "kau ini masih saja ribut, Sam."

Sam mengambil jubah mandinya, lalu berjalan mengikuti pria berambut dark blonde itu.

"Hei, jawab aku, asshole!" Umpat Sam. Kepalanya sakit sekali, dan sekujur tubuhnya serasa remuk, lalu pria sialan ini sudah membuatnya kesal? Sepagi ini? Beruntung Sam tidak memanggil pihak keamanan untuk mengusirnya.

"Hei, pelan-pelan, Sam.." Pria itu membuka pintu kulkas lalu menuangkan susu segar ke dua buah gelas, lalu menyodorkannya ke arah Sam. Sam tak bergerak, sedangkan pria itu hanya mengedikkan bahu.

Sam kemudian duduk di sofa ruang keluarga apartemennya, menyalakan tv. Ia lelah dengan pria itu. Ia hanya ingin menikmati sabtu paginya dengan damai, terutama setelah kejadian semalam.

Beberapa menit kemudian, pria itu membawa sepiring waffle dengan topping potongan buah beri dan sirup mapel. Mata biru Sam membulat.

Siapa pria ini sebenarnya?

"Angkat kakimu dari meja, Sam. Itu tidak sopan." Tegur pria itu.

"Ini apartemenku, dammit!" Sam hanya melihat sepiring waffle yang tampak menggugah seleranya itu. Pria itu juga tidak menyentuh piring wafflenya, hanya sibuk menggenggam gelas susunya.

"Makanlah, dan aku tidak menambahkan bahan yang akan membuatmu sakit, Sam." Pria itu seolah bisa mengetahui isi pikirannya.

"Kau membuat waffle hanya memakai celana dalam?" Tanya Sam agak risih, walau pada akhirnya ia menyuap waffle itu. Enak.

"Aku membuat waffle dengan tanganku, Sam, bukan memakai kemaluanku."

"Ya, terserah, tapi kau harus pergi dari apartemenku."

Pria itu meletakkan gelas susunya ke meja, "tidak bisa, aku harus tetap di sini." Mata Sam membulat.

"Kenapa?"

"Ayah menyuruhku untuk tinggal bersamamu."

"Ayahmu? Memang siapa ayahmu? Berani sekali ia menyuruhmu untuk tinggal bersamaku?!"

"Ayahmu." Jawab pria itu enteng, dan mulai menyuap waffle kejunya.

"Ayah.. Oh, shit! Jangan bilang kalau.."
Sam menatap pria itu horror.

Hi, Sam!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang