[7]Suksesnya Misi Awal

652 118 90
                                    

[Vote dulu keyy👌]

Begitu bel istirahat berdering nyaring, Oya segera berbenah dan mengumpulkan buku matematikanya ke depan. Kemudian dengan buru-buru dia keluar kelas tanpa salam terlebih dulu pada guru yang masih berada di kelas. Sepanjang koridor, matanya tanpa henti celangak-celinguk mencari seseorang.

Bahkan saat dirinya berpapasan dengan Ares sekalipun, ia tak mengindahkannya malah memalingkan muka berlalu begitu saja tanpa saling sapa. Persetan dengan Ares yang akan melontarkan banyak pertanyaan nanti untuknya, fokusnya hanya pada orang yang ingin ia temui. Hingga kini ia berpijak di tanah kantin.

Suasana kantin yang lumayan sepi membuatnya lebih leluasa mengedarkan pandangannya mencari lelaki itu. Dan alhasil, matanya menangkap di mana orang itu tengah menongkrong dengan teman-temannya. Tanpa babibu dan rasa takut Oya lekas menghampiri meja berbentuk bundar tersebut.

"Lo pacarnya Kak Acha kan?!" pekiknya bersamaan dengan menggebrak meja yang laki-laki itu tempati.

Lelaki itu, Ian, menengadah menatap lekat Oya dengan satu alis terangkat. Sedangkan Oya kini berkacak pinggang angkuh masih menatap tajam Ian tanpa rasa takut sedikitpun.

"Wess, sabar mak kos." sambar satu cowok di samping Ian yang juga terperanjat kaget karena ulahnya tadi.

Mata Oya memerah seketika, seakan bola mata itu siap keluar dari tempatnya. "Diem lu, bukan urusan lu! Urusan gue cuma sama Ian!" teriaknya berkobar-kobar. Membuat meja tersebut menjadi pusat perhatian orang-orang di kantin.

Kini tatapannya kembali mengarah pada Ian. "Dan lo!"-- Oya menunjuk wajah Ian dengan telunjuknya--"Tadi ngeliat Vito megang tangan Kak Acha juga, kan? Terus kenapa lo nggak--"

Kemudian tak diduga, laki-laki itu malah memotong perkataan Oya dengan menarik paksa tangannya menjauh dari kantin, sebelum banyak yang melihat bahwa Oya telah berubah menjadi cewek bar-bar.

"Lepas!" Oya terus berteriak sambil mencoba melepaskan tangannya. Namun hasilnya nihil. Ian justru memperkuat cekalan pada tangannya dan sukses membuat gadis itu bungkam.

Nih orang makan apa coba, kuat banget. Nggak mungkin makan barbel juga kan? Liat aja kalo tangan gue merah, gue aduin Kak Acha!

Oya terus mengumpat dalam hati, sesekali ia memberontak layaknya pasien RSJ yang tidak bisa diatur. Weits, cukup pahami dan jangan dibayangin.

Setibanya di taman belakang sekolah---tempat yang sama yang Oya kunjungi pagi tadi dengan Ares---Ian menghempaskan lengan Oya kasar. Sampai-sampai Oya meringis kesakitan dan lagi mengumpat Ian saking kesalnya. Ia melototi Ian yang langsung dibalas dengan sentilan di dahi mulusnya itu.

"Masih adek kelas aja belagu,"

Oya melengos kesal.

"Kenapa lo biarin Kak Acha dipegang sama Vito? Lo kan pacarnya." Oya mendengus sambil menyilangkan tangannya ke depan dada.

"Udah putus kali,"

"What?! Ba-bagaimana bisa?"

"Karena sedikit kesalahpahaman, jadi bukan urusan gue lagi Acha mau deket sama orang lain." Ada nada tak rela ketika Ian mengatakan itu.

Oya mendelik layaknya detektif amatiran. "Tapi diliat dari mimik lo, kayaknya lo masih suka sama Kak Acha, ya kan? Jujur?" tanyanya menyelidik sengaja memasang wajah paling menyebalkan.

Bingung akan menjawab apa, yang dilakukan Ian hanya menggosok hidungnya yang gatal. Kebiasaanya saat mendapati kondisi bimbang seperti ini, hidungnya akan gatal dengan sendirinya.

Oya kembali mendelik tajam, kemudian melangkah maju lebih dekat ke arah Ian yang sontak membuat cowok itu mundur selangkah.

Oya pun menyeringai kemudian berbisik. "Mau gue bantuin nggak biar lo balikan lagi sama Kak Acha?"

Mischievous Sister [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang