P R O L O G

2.5K 328 254
                                    

Gadis itu melemparkan sebuah kertas origami berbentuk burung ke luar balkon kamarnya. Bosan memikirkan apa yang akan terjadi padanya esok hari.

"Oya, makan malamnya sudah siap!" Itu seruan maminya, bukan?

Tapi gadis itu enggan menyahuti. Pikirannya kalut dengan nasibnya yang tak keruan.

Untuk yang pertama kalinya, Oya, gadis itu, jatuh cinta. Jatuh ke dalam pesona seorang yang mungkin akan susah ia dapat. Karena bukan hanya dirinya saja, tapi seribuan orang di sekolahnya hampir semua mengidolakannya.

Kini malam dipenuhi banyak rasi bintang bertaburan di langit. Lihat! Satu bintang telah jatuh. Kata banyak orang, jika kita melihat bintang jatuh maka permintaan yang ingin dicapai benar-benar akan terjadi. Bagaimana denganmu? Kau akan melakukannya?

Tapi nyatanya, Oya di sini meyakininya. Bahkan sekarang matanya sedang terpejam sambil merapalkan harapan yang ia impikan. Simpel, hanya supaya dirinya dekat dengan Vito, lelaki yang ia suka. Tapi di balik kata simpel itu, ternyata tanpa disadari banyak celah yang bisa saja masuk mengganggu jalannya proses pencapaian harapan tersebut.

Gue mau deket sama Vito. Dan gue harap prosesnya juga yang bakal buat semuanya indah. Amin.

Perlahan tapi pasti, mata itu terbuka kembali pada penerangan lampu minim pencahayaan kamarnya. Kini hatinya lega, dan dia harap harapannya itu tercapai. Walaupun hanya berjalan 1% pun tak apa.

"Oya! Keluarlah!" Lagi-lagi maminya berteriak memanggilnya.

"Iya, Mi," sahut Oya.

Dengan gerakan cepat, dia segera merapikan kertas-kertas origami yang berserakan di lantainya kemudian menyimpannya kembali ke dalam laci. Setelah beres semua, buru-buru ia menghampiri maminya yang sudah sangat cerewet menyuruhnya untuk makan malam.

Dirinya membaur dengan mami dan juga kakaknya begitu tiba di ruang makan. Dipeluknya sang mami dari belakang sambil bertanya riang, "Mami masak apa?"

"Cumi kesukaanmu, ayo makan!"

Oya mengangguk patuh dan mulai memakan nasi yang sudah maminya siapkan untuknya. Dan malam itu, banyak lelucon yang keluar dari mulut Oya maupun maminya, sedang kakaknya hanya menanggapi seadanya saja. Karena ia tak begitu menyukai sesuatu yang humoris. Namun begitu, ketiganya menghabiskan kebersamaan yang tinggal sehari sebelum hari esok kembali menjadi hari-hari paling menyibukkan bagi mereka.

=========

Jeng... jengg... jenggg!!!!

Hola~ aduh bingung mau bikin kata sambutan apa, yang jelas welcome to my story^^
Semoga ke depannya pada nggak bosen ya :v

Vote vommentnya lah buat pemula kayak gue~~

Okay, see you in next chapter!

Love and big hug,
Cha😚

Mischievous Sister [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang