Sang malam saat itu gundah. Awan berkerumun saling menyapa, penuh tulus menemani kengerian ini. Bintang bersembunyi, menjadi sahabat yang menguatkan hati. Rembulan berseri, walau senyumnya tak terpancar indah dimatanya.
Hari ini langit kelam. Malam ini langit sunyi tak berpenghuni. Manusia bertanya pada Tuhan.
" Tuhan apa gerangan ini? Mengapa pekat begitu menakutkan? ".
" Lihat!!? Apakah ini akan turun hujan? "
Ataukah ini kemurkaan Tuhan? "
Semua bertanya. Semua berbisik bisik kencang. Mengharapkan apapun yang Tuhan berikan pada malam ini, bukan sebuah kutukan atau sebilah karma. Yang sedang bertegur sapa pada jiwa jiwa suci pendosa. Mereka saling menguatkan, bergandengan seakan darah tak lebih kental dari air.Atau lihat lah mereka yang disebelah sana. Seakan lupa kedudukan bahkan pangkat yang melekat. Mereka bertegur sapa dengan ' sampah ' yang sering mereka pandang sebelah mata. Mereka, ya.. Orang orang itu duduk bersama memanjatkan doa. Pengharapan, serta keteguhan bahwa iman mereka masih ada. Kekuatan hati mereka untuk berpegang teguh pada Tuhan masih ada. Sementara yang ' lebih rendah ' memandang mereka dengan iba. Pada kesungguhan tanpa ketulusan. Untuk sebuah uluran tangan penuh kepalsuan.
Tuhan, mereka yang ' merendah ' bergumam dalam diam. Saling menguatkan dalam kesenyapan. Dengan sebuah keikhlasan. "Apapun yang terjadi Tuhan, berikan hati mereka ' yang begitu tinggi ' untuk kembali merasakan jiwa jiwan penuh cinta. Sebelum 'kursi' dan 'kemilau' itu melekat pada diri mereka".
Malam ini, tuhan menegur sapa pada makhluk makhluk ciptaannya. Tentang kebenaran, bahwa ' DIA ' ada. Mendengar dan melihat setiap cacian. Mendengar dan melihat seluruh pujian. Bahwa 'DIA' sutradara terbaik. Atau eksekutor bagi mereka. Makhluk makhluk yang tercipta dari setetes benih surga dan setitik api neraka.
Kelam ini sebuah ujian. Puncak kenaikan kelas bagi siapa siapa yang belajar dengan baik semasa hidupnya. Atau titik balik bagi setiap yang menyia-nyiakan kehidupannya. DIA sedang mengingatkan pada mereka yang melupakannya, atau mungkin DIA sebenarnya sedang memeluk, pada setiap apa apa yang mengingatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KataCoreT
RandomSebait kalimat mungkin bermakna atau tak bermakna sama sekali. Ini hanya apa yang tertuang. Dari sedikit kata hati yang menemani.