Aku mencintainya. Sebesar rasa cintaku pada diriku sendiri.
Aku menyayanginya. Sebesar rasa syukurku karena ia ikut jadi bagian dalam hidupku. Dia sahabatku. Seseorang yang hadir mengisi hati tanpa disadari. Dia nafasku. Angin sejuk yang berhembus ketika terik mencengkramku. Dia. Cinta pertamaku dimasa SMA.Seribu kali ku coba menghindar. Menghormati ikatan persahabatan. Menghargai cintanya yang entah mengapa selalu bukan padaku. Tapi. Aku selalu kembali padanya. Berada disampingnya. Menggenggam bayangan semu yang entah megapa terasa nyata bagiku. Aku "ambulance" ketika dia tak kuat lagi untuk menompang rasa sakit. Aku "komedian" ketika luka itu tetap tak mau meninggalkan hatinya. Dan aku "sandarannya" ketika usahanya untuk tegar bahkan tetap membuatnya terpuruk. Sedangkan bagiku dia, selalu menjadi segalanya.
Bisakah dia melihat binar cinta dimataku. Bisakah aku memiliki hatinya untukku. Mampukah aku membuatnya melihatku seperti caraku melihatnya. Dapatkah aku mengetuk hatinya oleh rasa tulusku.
Secepat waktu berlalu. Selenyap ituh cinta pertamaku tertinggal dimasa lalu. Membingkai seluruh perasaan cinta dan luka. Dalam sebuah pigura hati. Terpatri rapi didinding hati terkecil. Kurawat tanpa mampu kulepaskan untuk mencari kebahagiaan.
Dia sahabatku. Lelaki tampan yang mampu menjungkir balikan kekuasaann hatiku atas diriku sendiri. Dia sahabatku. Kekasih hati tanpa sempat ku umumkan. dia shabatku. Cinta terpendam dilubuk hati terdalam. KARENA DIA SAHABATKU.
KAMU SEDANG MEMBACA
KataCoreT
RandomSebait kalimat mungkin bermakna atau tak bermakna sama sekali. Ini hanya apa yang tertuang. Dari sedikit kata hati yang menemani.