Suasana gerbong 3 sangat hening.
Amanda menengok ke belakang dan melihat seorang ibu dengan anaknya sedang terlelap di bangku paling ujung.
Hari ini memang melelahkan, tapi Amanda tidak ingin tertidur.
Dia mengambil headset dari saku celananya dan mulai mendengarkan lagu di handphonenya. Sambil menyenderkan kepala ke jendela, Amanda menyadari betapa lagu yang sedang dia dengarkan mengingatkan dia kepada orang itu.
The Script – Breakeven.
Amanda mengusap-ngusap kedua matanya, mencoba menahan air matanya agar tidak tumpah. Ternyata susah juga. Akhirnya dia menghentikan lagu dan melepaskan headsetnya.
"Eh sori ekhm." Sebuah suara mengagetkan Amanda yang sejak tadi sibuk dengan pikirannya sendiri.
Amanda menoleh ke asal suara itu dan melihat seorang pria sedang berdiri di sebelahnya.
"Gue, gue boleh minjem headset lo gak? Sori ganggu."
Amanda terpana melihat rambut pria itu. Dia belum pernah melihat rambut warna-warni seperti itu di lingkungannya. Yang dia tahu, orang-orang dengan rambut seperti itu hanya ada di Tumblr.
Pria itu berdehen membuat Amanda tersadar bahwa dari tadi dia memandangi pria itu. Dia merasakan pipinya memanas, semoga saja pria itu tidak menyadari bahwa Amanda memandanginya lama.
"Eh, ini boleh kok." Amanda memberikan headsetnya kepada pria itu.
Pria itu mengangguk dan duduk di sebelahnya. Terlihat dia menyambungkan headset itu ke handphonenya dan mulai menyalakan lagu.
Sepertinya pria itu mendengarkan dengan volume paling keras karena sayup-sayup dapat terdengar suara bass keluar dari headsetnya.
Dengan lembut Amanda menyentuh bahu pria itu, membuatnya menoleh.
"Lo lagi denger lagu apa?" Tanya Amanda.
Pria itu melepas sebelah headsetnya, "Hah, apa?!" Tanyanya agak berteriak.
"Lo lagi denger lagu apa?" Ulang Amanda, "Kayanya asik."
"Mau denger?" Tawarnya.
Amanda mengambil sebelah headset dan mulai mendengarkan lagu.
Ketika headset itu menyentuh telinganya, Amanda langsung mendengar suara teriakan-teriakan tidak jelas dan suara drum yang nyaring sekali. Amanda langsung terlonjak dari kursi saking kagetnya.
Pria itu hanya tertawa melihat reaksi dari Amanda, "Ini lagunya Pierce The Veil."
Amanda langsung menjauhkan headset dari telinganya.
"Lo gak budek? Telinga gue aja langsung sakit pas denger lagunya." Kata Amanda, jujur dia belum pernah mendengar lagu-lagu keras seperti itu sebelumnya.
"Gue sih udah biasa."
Bunyi notifikasi handphone terdengar, Amanda langsung mengambil handphonya dan melihat ada SMS masuk dari nomor orang itu. Orang yang sangat Amanda sayangi melebihi apapun yang ada di dunia ini.
"Gak usah sms gue lagi."
Seperti gelas yang pecah, hati Amanda kini telah berubah menjadi kepingan-kepingan yang tidak dapat disatukan kembali. Rasanya seperti ada sebuah tali yang mengikat dadanya. Sesak sekali, membuat Amanda ingin berteriak.
Dengan gerakan yang cepat, Amanda menghapus pesan itu. Dia juga menghapus kontak itu, meskipun dia mengingat nomor orang itu di luar kepala.
Amanda mulai terisak, air mata mulai membasahi pipinya. Dia memarahi dirinya sendiri, marah karena semua orang yang dia sayangi pergi meninggalkannya.
"Plis jangan bilang lo nangis gara-gara gue." Kata pria itu dengan bingung sambil melepaskan headset darii telinganya.
Amanda pun tak kalah bingung.
***
update baru hore!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kereta Malam • mgc [Very Slow Update]
FanfictionNasib Amanda yang harus berada dalam satu gerbong dengan cowok asing nan menyebalkan [03/05/2016]