Camouflage

39 11 0
                                    

Suara heels-nya terdengar dari kejauhan. Dengan kacamata hitam plusnya, ia jalan begitu tegak bak seorang model. Tak seorang pun berani dengannya, ibarat dia adalah sosok monster bagi siswa Winter Park High school. Ya, ia adalah salah satu guru Winter High School - Ibu Meta namanya - tatapan tajam yang ia perlihatkan saat memasuki kelas selalu membuat siswa ingin menjauh darinya.

Hari ini, Ibu Meta mengajar di kelas XII Science 3 tampak dari kejauhan keadaan kelas itu sudah tidak ramai. Semua siswa sudah di dalam kelas dengan keadaan penuh keheningan. Karena mereka tahu, ibu Meta tidak akan memberi izin masuk kelas jika sudah berada di dalam kelas sekali pun mereka ada di belakangnya yang hanya berjarak satu jengkal saja.

"Selamat pagi, Anak-anak!" teriaknya setelah melewati pintu kelas.

"Selamat Pagi Ibu!" balas dari murid XII dengan kompak.

Tak lama Ia duduk dan meletakkan tas merah kesayangannya di atas meja guru.

"Ibu akan mengabsen terlebih dahulu."

"Arjuna."

"Hadir, Bu!"

"Berwi."

"Hadir, Bu!"

"Dian"

"Hadir, Bu!"

"Meza."

"Saya, Bu!"

"Amilanda."

"...."

"Amilanda Surya!!"

Mendengar terikan itu, sontak mereka terkejut dan memilih nunduk ketakutan. Ibu Meta mengedarkan pandangannya ke arah bangku Mila. Bangku itu terlihat kosong lagi. Sudah tiga hari ia tidak hadir ke sekolah, batang hidung Amilanda pun tidak terlihat. Hal itu, menjadikan Ibu Meta marah karena salah satu siswanya bermasalah terhadap kehadiran sekolah.

"Ada yang tau kemana Mila?" tanya Ibu Meta dingin.

"Tidak, Bu." Teman sebangku Mila bersuara dengan melihat bu Meta takut.

Wajahnya sudah memerah menahan amarah. "Ini sudah ketiga kalinya, Ibu tidak akan memberikan belas kasih dan toleransi untuk selanjutnya!" teriaknya dengan menggebu-gebu.

Semua siswa bingung ketidakhadiran Mila yang sudah berturut-turut.
Karena Ibu meta juga menjadi wali kelas XII Science 3, mau tidak mau nomor orang tua atau wali murid dimiliki oleh Ibu Meta. Kemudian, ia mengeluarkan ponsel canggihnya.

"Baiklah, Ibu akan bertindak!"

"Mungkin ikut liburan, Bu!" teriak Arjuna dengan nada bercanda.

Tak lama kemudian ibu Meta dengan serius ingin marah kepada orang rumah Amila. Namun sayang sudah 5 kali Ibu mencoba tak ada yang mengangkat.

Ayahnya Amila adalah seorang pilot. Dan Ibunya hanya IRT namun memiliki hobi mengikuti setiap jam terbang suaminya, bisa dibilang Ibu mila adalah travaller sambil menjaga suami. Amila adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya kuliah di Oxford. Jadilah, hanya Amila yang berada di rumah.

Amila termasuk siswa sosialita, sering kali ia bolos hanya demi mendatangi cafe-cafe atau tempat nongkrong kekinian.

"Pokoknya, kali ini Ibu akan tindak lanjut ke guru BP!"

Terlalu fokus terhadap masalah Mila, ia lupa bahwa baru saja ia menghabiskan waktu sudah 30 menit. Sementara siswa yang akan diajarnya terlihat senang pada mata pelajaran Ibu Meta kali ini.

"Terusin aja marah-marahnya, Bu. Kalau perlu sampai bel berbunyi,"
bisik seorang siswa laki-laki dan tampak mereka sangat kompak untuk menjaili Ibu meta.

The PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang