Selebgram?

53 9 0
                                    

(Azka POV)

Cantik juga ternyata si cewek aneh itu kalo diliat dari deket. Matanya yang bulat, hidung mungil tapi tidak pesek, dan bibir yang bagian atasnya tipis dan bawahnya tebal. Yang bikin aneh di wajahnya itu kantung matanya, kayaknya dia suka begadang, deh.

Cewek aneh itu namanya Aurora. Aku nggak pernah denger sebelumnya ada nama itu di daftar siswa-siswi kelas sepuluh. Waktu MOS pernah, sih, liat dia pas udah pake baju putih abu-abu, tapi aku kira dia anak kelas sebelas. Soalnya tinggi, tapi tinggian aku tetep.
Auranya tuh beda kalo deket-deket dia. Ada anehnya, ada senengnya, ada merindingnya. Entahlah, mungkin cuma canggung. Soalnya aku nggak pernah ngobrol seakrab itu sama cewek.

Dih? Kok aku jadi sok deket gitu sih sama cewek? Pertahananku udah runtuh ya? Enggak. Nggak akan aku runtuhin, aku nggak mau pacaran.

Mending aku tidur aja sekarang, lagian udah jam sebelas malem, mau apa coba?

Tapi mata rasanya nggak mau merem, nggak ngertiin badan udah remuk rasanya.

Ku ambil ponsel hitam yang ada di samping kananku. Membuka-buka semua sosial mediaku, mulai dari Facebook sampai Instagram.

Rasa kantukku hilang begitu saja saat sedang asik melihat-lihat followers akun Instagramku yang baru 78 orang. HAHA, aku bukan selebgram masalahnya, foto yang aku upload saja baru tiga. Cewek itu, ternyata udah nge-follow aku sejak lama. Aku, kok, bisa nggak tahu?

Aku membuka akun cewek aneh itu. Aurorazz. Gila! Followersnya banyak banget kayak selebgram! Foto-fotonya keren banget lagi! Foto pertama yang aku lihat telah diupload lima menit yang lalu, tuh benar kan? Dia suka begadang.

Di foto itu terlihat pohon cemara sekolah yang besar dengan hiasan awan putih yang menggumpal di langit dan cahaya matahari yang menelusup dari sela-sela daun cemara. Perfect menurutku. Tapi tidak menurut dia, buktinya dia menuliskan caption "Pemula^^ masih banyak kekurangannya."

Aku tersenyum lebar sambil menggelengkan kepalaku sedikit. "Dasar."

☆☆☆

(Aurora POV)

Mama udah pulang sesaat setelah aku sampai di rumah. Mungkin Mama bertemu Azka di jalan, tapi tidak mengenalnya. Yaiyala, yakali, masa udah kenal?

Aku duduk di sisi tempat tidurku, mengoleskan krim malam di wajahku dan bersiap untuk tidur.

Ku rebahkan tubuhku di tempat tidur sederhana yang Mama berikan. Tapi ini cukup untukku, tidak perlu bermewah-mewah yang penting aku nyaman dan aman.

Ku raih ponsel yang ada di atas meja belajar di samping tempat tidurku dan iseng membuka-buka media sosial. Dan aku memilih untuk membuka Instagram.

Hih! Baru buka aja udah liat foto cabe-cabean sekolah! Eh, tapi sejak kapan aku nge-follow? Di foto ini, ada empat orang cewek jadi-jadian yang mengenakan baju sekolah yang dipotong pas di bawah pusar dan rok sekolah yang kekecilan. Atau itu rok punya adiknya, ya? Haha.

Aku terus men-scroll up layar ponselku melihat postingan-postingan suatu akun yang menurutku lucu. Aku lebih suka mem-follow akun ginian daripada temen-temen. Tapi anehnya, followersku udah 118k! Mantep nggak tuh? Ya iyalah. Fotografer gitu, loh. Hehe. Dasar, sombong.

Tapi padahal yang sering aku post, ya, foto sawah pinggir rumah, kalo enggak, ya, foto bukit di depan rumah. Itu doang. Dengan magic touch-ku dong pastinya, ku atur pencahayaan, kontras, dan saturasinya sebelum aku post ke Instagram.

Saat sedang asyik melihat-lihat foto dan video lucu, tiba-tiba bar notifikasiku tertulis '@Azzai menyukai foto anda.'

Azzai? Siapa coba? Otomatis, dengan naluri bakat terpendamku yaitu stalking, aku kepo dan akhirnya jariku terdorong untuk mengklik nama itu. Di bio akunnya, tertulis 'Azka Zainudin' di sana.

OMG! Ini nggak salah liat, kan?! Ini Azka beneran, kan?! Sumpah demi apa?! Woi! Aku nggak mimpi, kan?! Masa, sih?! Kok aku seneng banget? Setelah sekian lama aku menanti, ternyata penantianku nggak sia-sia, Mas. Makasih. Aih, najis banget aku.

Aku kembali pada profilku dan mengklik fotoku yang disukai oleh Azka. Ku klik penyuka yang ada di bawah foto itu untuk memastikan kalau Azka tadi benar-benar memberi love untuk foto full faceku yang dulu aku post, saat aku baru pertama kali mengenal Instagram. Kebetulan yang ngasih love baru lima belas orang, kan masih bisa dilihat tanpa capek-capek nge-scroll sampe bawah.

Loh? Kok nggak ada? Berarti tadi aku cuma mimpi? Masa? Tapi di pemberitahuan masih ada! Jelas banget tulisannya! Ah, udah seneng-seneng juga. Masa kesalahan, sih? Nggak mungkin banget!

☆☆☆

(Azka POV)

Aku menaruh tangan kiriku di bawah dagu. Aku penasaran dengan foto-fotonya. Dominan alam dibanding orang atau wajah. Foto profil akunnya aja cuma daun warna merah. Tapi herannya, banyak banget yang ngefollow akunnya! Ckckck. Bahkan aku aja nggak suka. Suka, sih, tapi kayaknya kalo terus-terusan liat ginian, kok, bosen banget, ya.

Aku terus melihat satu demi satu fotonya yang sudah diberi love oleh ribuan orang dan komentar yang sama banyaknya dengan bumbu dari olshop yang mengomentari dengan "Cek IG kita ya, sis." Halah. Ah, bosenin banget isinya alam semua. Biasanya kan kalo anak cewek tuh nge-upload foto sama temen-temenny— Waduh! Cantik banget, siapa, nih?!

Aurora jaman kapan, nih? Rambutnya masih potongan bob sambil senyum, dan jari tengah dan telunjuk yang didekatkan ke mukanya. Tapi cantik tetap terpampang jelas di wajahnya, imut.

Saking sukanya aku memandangi Aurora di foto itu, tidak sadar jariku mengetuk-ngetuk pipiny— ponselku dan gambar love terpampang di sana.

Lah! Aduh! Goblok. Ketauan nge-stalknya kalo kayak gini. Aku cepat-cepat menyentuh kembali ikon love yang ada di bawah foto itu. Ah! Bisa-bisanya!

'@Aurorazz menyukai foto anda.'

Hah?!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just One Dream(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang