Part 2. I Love You!

283 20 7
                                    

Steffani pov.

Apa coba maksudnya? Mengataiku bodoh? Sebenarnya di sini siapa yang bodoh? Aku atau dia? Dia mengataiku tanpa bukti, atau mungkin ini salahku yang selalu saja membuka surat darinya?

Bagaimana mungkin aku tidak marah? Coba bayangkan! Ketika aku mengharapkan dia yang muncul, tapi malah surat sialan itu yang datang!

"Bisakah kau lebih pintar? Jangan hanya mendorongnya sayang, tapi tampar dia sebanyak kancing yang telah kau buka untuknya.

Can u?
With love, Your Man. :)"

Kalian bisa menangkap maksudnya tidak? Jika tidak! Ish aku yakin kalian punya nilai buruk dulu di mata pelajaran bahasa! Huuufftt tenangkan dirimu Steeffffff.

Apa? Tenang???!!! TENANGGGG KATAMU??!!

HEIIII!!! Sudah jelas di dalam surat itu ia secara tidak langsung mengataiku bodoh! Dia mengataiku murahan dengan kata 'kancing' di sana! HEY COBA CEK LAGI! KANCING! KANCING BAJU LOH! MEMANGNYA AKU CEWEK APAAN BUKA BUKA BAJU BUAT SAHABAT AKU!

Aku tidak akan menyentuh surat dari makluk sok misterius itu lagi!!! Mau yang ditempel kek! Yang udah di laci kek! Kalau bisa aku bakar semuanya! Se-laci-lacinya! Pokoknya gaakan aku baca lagi! Gamau! Pokoknya aku gamau lagi!

Dengan penuh amarah aku membanting surat yang telah kubaca, SIALAN! Jiwaku yang terbiasa tenang ini terus menggerutu dalam hati, sangat bukan aku! Kemarahanku sampai ke ubun-ubun dan memberiku kekuatan untuk membanting pintu, peduli setan dengan respon tetangga! AKU BENAR-BENAR MARAH! TITIK!

HEYYYY TOLONGLAHHH, PAKAI SEDIKIT LOGIKA!!!

Sudah 4 tahun sejak masih kelas 10 aku menunggu kemunculan dia, aku rela harap-harap cemas menunggu surat merah muda itu datang, kedatangannyapun juga tak menentu, kadang 5 hari berturut-turut, seminggu sekali, seminggu 2 kali, bahkan terkadang sebulan sekali, anehnya aku tak pernah tau kapan dia menempelkan suratnya, seperti sekarang ini, dan lebih anehnya lagi, aku tidak pernah menganggapmu penguntit, sedikitpun!

Dan sekarang???

Andai aku tau siapa dia sebenarnya!!!!

Pertama aku akan tertawa, dan kedua tanpa aba-aba, aku akan menampar mukanya dengan tangan terlatihku ini, aku telah melatih tanganku selama 4 tahun ini untuk bersiap menamparnya saat ia menampakkan batang hidungnya.

4 tahun aku menyimpan surat darinya, namun tidak untuk malam ini dan seterusnya, aku janji! Akan aku abaikan! SELAMANYA!

Aku kecewa karena dia mengatai aku murahan, meski tidak sefrontal itu (ish bagaimana bisa aku memberikan dia toleransi disaat seperti ini), namun aku faham betul apa maksud tulisannya. Tolonglaaahhh! Mana mungkin aku seperti itu, terlebih pada Jack yang notabenenya adalah sahabatku sendiri.

Menampar Jack sejumlah dengan kancing yang telah ku buka untuknya?! Bodoh! Apa dia kira aku ini mengajak Jack untuk melakukan 'sesuatu' di mobil? Mata dan fikirannya memang tidak bisa jernih! Sialan! Aku hanya mengutak-atik kancingku bodoh! Dan dengan kebodohannya itu, seorang Mysterious Man mengira aku mengajak Jack bercinta?! HAHAHAHAHAHAH. SUNGGUH KOCAK DUNIA!

My Mysterious ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang