Author P.o.V
"Nona? Hentikan Nona! Maafkan dia, saya mohon" ucap salah satu pelayan sambil berurai air mata.
Sarah, hanya menatap pelayan itu datar. Itu semua salahnya 'kan? Batin Sarah.
"Maafkan saya Nona. In- sangat- ssakitt"
Ter assor.
Saat Sarah mengucapkan mantra itu, sang pelayan langsung terkulai lemas di lantai. Para pelayan lain langsung membantunya.
"Jika pekerjaan kalian terasa berat, segera undurkan diri. Saya tidak butuh orang yang lemah." Ucap Sarah dingin.
Semua pelayan hanya diam. Tak ada yang berani bersuara.
"Dan kau," Sarah menunjuk pelayan yang dihukumnya tadi "cepat obati lukamu itu. Dan yang lain, bantu dia."
Semua pelayan bingung melihat majikan mereka ini. Tak seperti biasa. Saat mereka hendak menanyakan sesuatu, Sarah sudah hilang dari hadapan mereka.
Seorang pelayan menarik nafas panjang, "Nona sebenarnya orang yang baik. Dia hanya tidak tau cara menunjukannya."
----
Di taman kota.
"Kau dimana?"
"Sebentar lagi aku sampai. Bersabarlah."
"Cepatlah atau ku bunuh kau!"
Titt.
Sarah mematikan telfonnya. Sudah setengah jam Sarah menunggu di taman ini sendirian. Kesabarannya mulai menipis.
"Kalau saja aku tidak membutuhkannya, sudah ku habisi dia." Ucap Sarah geram.
10 menit kemudian.
"Maaf aku terlambat."
Sarah berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekati orang yang bersuara itu.
"Wexro? Kau pikir kau siapa hah?"
Tanya Sarah berusaha menahan amarahnya."Aku tidak marah padamu karna kau datang terlambat. Tapi karna perbuatan gilamu!"
"Maaf Sarah. Aku tak sengaja."
"Dengarkan aku Wexro, aku menjadikanmu Guardianku bukan tanpa alasan. Jangan sekali-kali melakukan hal yang bodoh."
"Maaf."
"Cukup! Aku punya tugas untukmu"
Seringai muncul di wajah Sarah.
"A-apa?" Tanya pria bernama Wexro itu.
"Carikan aku sekolah. Urus semuanya. Selesaikan hari ini juga."
"Tapi Sarah kau bahkan-"
Sarah maju beberapa langkah sehingga jarak mereka berdua sangatlah dekat.
"Karna umurku sudah tidak layak?"
"Bukan Sarah"
"Lalu apa?"
"Ssebenarrnya-"
"Apa kau sudah berani menentangku Wexro?" Tanya Sarah tenang.
Seketika Wexro menegang. Ketakutan mulai menguasainya.
"Tidak My Majesty."
Sarah kembali menyeringai, "Bagus. Pergilah." Perintah Sarah.
Wexro mundur beberapa langkah lalu mengucapkan sebuah mantra.
Garapi asoisa
Dan seketika Wexro berubah menjadi burung gagak yang berukuran seperti burung elang, dan terbang meninggalkan Sarah.
'Garapi asoisa adalah mantra para Guardian tingkat A untuk mengubah diri menjadi Gara, hewan yang hidup dalam diri masing-masing Guardian'
Sarah hendak pulang, tapi anehnya dia malahan pergi ke sebuah caffe pittriot. Cafe khusus orang-orang special seperti Sarah.
-----
Kringg.
Bunyi lonceng menyambut kedatangan Sarah di caffe pittriot.
Semua orang yang ada di dalam sontak berdiri dan membungkukkan badan sambul serempak berkata "My Majesty"Sarah tersenyum. Bukan. Bukan senyum jahat seperti yang biasa dia lakukan. Melainkan senyum yang tulus.
"Duduklah." Perintah Sarah
Sarah berjalan menuju sebuah meja di pojok caffe itu. Bagian meja itu sedikit gelap sehingga hanya sedikit orang yang ada disekitar situ.
"Mau pesan apa Sarah?" Tanya Ceisa, pemilik caffe yang juga adalah satu-satunya sahabat Sarah.
"Apa saja" Jawab Sarah
"Baiklah," Balas Ceisa sambil mengeluarkan tongkatnya.
Furasio
Dan se-piring nasi goreng beserta segelas es teh manis sudah ada di meja makan Sarah.
Sarah menatap Ceisa horor.
Ceisa mengangkat bahunya sekilas, "Katamu apa saja 'kan?" Lalu berjalan meninggalkan Sarah.
"Dasar jomblo abadi!" Teriak Sarah kesal. Lalu memulai kegiatan makannya.
Tempat ini selalu membuatku bahagia, ucap Sarah dalam hati.
----
Note : Furasio adalah mantra yang bisa menghasilkan makanan sesuai keinginan.---
Garing yah? Maaf😂
Kasih saran please. Gue ga paksa kalian buat vomment, karna gue juga sering jadi silentreader.See u guys-
Aloniaa💀

KAMU SEDANG MEMBACA
The legend of Sarah
FantasíaSarah, seorang gadis pendiam yang jutek, dingin, juga judes. Sarah, seorang gadis yang memiliki bakat istimewa. Banyak yang membencinya, banyak juga yang menyayanginya. Tapi, tak ada yang tau siapa Sarah sebenarnya. Saat semua mulai berubah, Sarah...